Maapkan,
aku telah ikut mengantarkanmu
merancang kiamat sebelum bisa sholat
Maapkan,
aku telah ikut terlibat mewarnai berandamu
menghitamkan jalan menuju kenistaan
Maapkan,
aku dan kau justru telah jadi pelaku
memporakporandakan nurani menyangkali diri
membunuh jiwa, merampok kalbu dan menyiksa asa
Maapkan,
aku dan kau sepakat bersengketa buka-bukaan
pertikaian diarena pribadi, seperti tak kenal samasekali,
kau hunus pedang kusiapkan kelewang; kita perang
gegap gempita sorak sorai pemuja angkara murka
separah itukah sengketa jiwa yang kita rasa....
Oleh Drs Mustahari Sembiring sang muham.-
(JT)Pondok bambu istanaku, Jumat 28 jun 2013. 07:21wib.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar