bertahun sudah negaraku bebas dari belenggu
siksaan fitnah dari Sabang sampai Merauke melintasi
daerah khatulistiwa,di mana sinar berkembang
menyinari daratan kegelapan jadi terang benderang
tapi redup sejenak kadang ulah manusia terpikir tidak
rakyat semangat banting tulang siang malam cari
nafkah demi sejengkal perut, menjerit selalu kekurangan
setiap tahun meskipun bumi Tuhan subur meluluh
tanam-tanaman tumbuh menerus meskipun manusia
berjiwa gigih tidak terbayangkan nasib penderitaan
dari masa kemasa
pemimpin kudambakan berhati suci, jiwa bersih
mengayomi umat duni meletakan kepentingan
pribadi di atas penderitaan insani bernaung di daerah
kucintai,bumi pertiwi segalanya mengutuk satu sama lain
sungguh kebobrokan berjalan mulus di lintas jalan kulalui
bagaikan halilintar menerpa bumi Tuhan demi kepentingan
diri sendiri seiring rakyat menangis tanpa air mata
menantikan belaian kasih mesra tak terhingga nilainya
di mata dunia ketimbang korupsi sebanding tidak negara
jiran makmur sudah, apa sebabnya?tak kutanya pada
rumput bergoyang menghempaskan harapan benuansa
di lembah gersang terjatuh tanpa alas kaki
sungguh bobrok kujumpai selalu sikap insani memimpin
setiap daerah leluhurku menghempaskan uang kertasku
membakar jiwaku menjadi abu terus menerus sepanjang
hayatku membuat bumi Tuhan kering sementara janji-janji
menjadi kering terkapar di atas kursi sebelum ditelan bumi
wahai para pemimpin, sadarkan diri atas uang kertas
dikorupsi setiap tahun hampir menjelang sidang diadili
negara, negara hukum siapapun tidak perduli akan
dihukum selalu sungguh memprihatinkan sifat bagaikan
benalu,rakyat sengsara di luar tembok istana kau
huni, maafkan bila menyakiti
Oleh : siamir marulafau 20072013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar