UNTUK MENCARI PUISI-PUISIMU CUKUP KETIK NAMAMU DI KOLOM "SEARCH" LALU "ENTER" MAKA SELURUH PUISIMU AKAN TAMPIL DI SINI

Kamis, 30 Juli 2015

TAKJUB


Hujan di balik pintu, mengintip. berdansa bersama angin yang lalu. mekar buahnya merajai basah, sedang gema senandung petir, tak henti - hentinya menyambarkalbu, takut.

dalam dentuman gemuruh, melodinya sahut menyahut. petir dan guntur adalah lawan, kilap sebagai pembatas.

gemericik hujan, basah. perkosa bumi, lumuri kita.
Kantor Pusat Sanggar

Oleh : Adhiet's Ritonga
Analisa, Rabu 15 Juli 2015.

MALAM


Malam Jangan berlalu
Jangan datang dulu terang
Telah lama ku tunggu
Ku ingin berdua denganmu
Biar pagi datang
Setelah Aku memanggil
Terang

Oleh : Fathwa Nugraha

NEGERI KU


Dalam tiap kelopak dari bunga kita yang belum mekar. Ada taman impian yang semerbak. Taman yang kita tanami disekeliling penjuru impian. Yang buah-buahnya akan segera masak. Yang terucap dibibir anak-anak negeri yang masih kecil. Negeri ini akan terasa punya impian yang terpendam.
Berlemah lembutlah wahai penerusku.
Lemah lembut,bukanlah bersikap lemah tanpa gairah.
Agar Negeriku ini tidak terancam Bahaya.
Aku berkata dari lubuk hati yang disiksa.
Oleh sikap marahmu, bahwa aku adalah manusia biasa yang senantiasa Bersalah".

Oleh : Bang Toyyib Toyyib

Rabu, 08 Juli 2015

KEIKHLASAN JIWA


Lidah memng tidak bertulang
Apabila janji di mungkiri
Sewenangnya melafazkan
Tanpa keyakinan diri
Setelah membina istana
Senang nya merobohkan
Dgn sekelip mata sgalanya berubah
Tanpa memikir resikonya
Dimna kah letak keikhlasan jiwa
Tnya la pada diri anda.

Oleh : Zalynda Mohd Sam Taurus

SURAT UNTUK AYAH DAN BUNDA



Saat Belia usiaku kau tuang kasih sayang
Secarik pesan harap hati.
Kau sampaikan selalu mengiang di benakku.
Tiada harap untuk mu, hanya harap untuk ku
Tiada harap balas hanya harap untuk...ku..
Semua... Semua... Agar gemilang masa ku... kelak..
Agar aku dapat meraih harap dan cita
Yang mempondasi hidup..
Membangun tangga istana kebahagiaan

Kau marah padaku... Kau menasehatiku...
Kau membimbingku Agar aku tak merusak hidupku.
Kau marah bukan karna benci tapi kau perduli
Karna sayang.. karna begitu menyayangi ku...
Karna hidupku.. adalah hidupmu...
Karna masa depanmu cita harapanmu..
Karna kebahagiaanku kebahagiaanmu
Asa... mu yang terdalam

Aku masih ingat pesan yang selalu mengiang
sepanjang tangga usiaku...
Ingin.. ku..., Aku wujudkan harap sederhana
di lubuk hatimu.. yang aku sangat mengerti
Walau malu berkata,,, hanya.. diam..
hanya ingin ku wujudkan saja semua harapmu
Walau bukan balasan yang kau harap
hanya sebuah kesempatan umur yang panjang
Melihat cucu mu serta kebahagiaan masa depanku..
yang tak perlu kau kuatirkan lagi untuk kau tinggalkan
dan melepas diriku dengan tenang

"Hanya itu harapmu..."

Tapi mengapa sepanjang jalan berliku yang kulalui
setengah perjalanan..
Yang masih kau pertanyakan dengan kuatir tapi kau kini pergi
meninggalkan dan melepaskan diriku,
yang belum sempat kuwujudkan harapmu agar tak mengkuatirkanku kelak lagi

Ayah... Bunda.. Jangan Kuatir pesan mu masih
Selalu menginang dibenak ku..
Harapmu masih menjadi kekuatan hatiku
Dalam berjuang di kerasnya hidup yang menempah

Ayah.. bunda.. Aku jangan kuatir aku akan baik baik saja
Seberapa sering aku terjatuh aku akan tetap bangkit.
dan tetap tegar serta tetap semangat.. selalu
pesan dan harapmu yang selalu teringang di hatiku
selalu memberikanku kekuatan

Ayah... bunda.. Aku pasti bisa mewujudkannya

Mohon foa restu mu.., dalam setiap langkahku
untuk mewujudkannya. hingga saat aku datang kembali.
bisa aku tunjukan dan ceritakan padamu.
Telah ku wujudkan harapmu

Dan menjadi seperti kalian orang tua yang keren.
Terima kasih Ayah... Bunda...

Oleh : Devin Suryawijaya

Minggu, 05 Juli 2015

PAHALA DAN DOSA


Mengapa kau padamkan pelita dihati,sehingga tak dapat kau bedakan antara gelap dan terang,dipuncak mana ingin kau tahtakan nafsu mu , tiada kegelisahan yany maha hebat terkecuali menghadap maut,tapi..gelisah mu melapai batas, keadilan adalah tuntutan sejati oleh insani,namun masih kecurangan mu terlihat jelas walau kau bersembunyi di balik dusta, mungkin saja engkau manusia yang cukup berani, halalkan segala cara,pahala dan dosa bagi mu dongeng belaka,tetapi ingatlah segalanya akan binasa disaat kau tidak berdaya, jalan pulang sudah pasti tidak meninggalkan jejak kaki mengarah kebelakang, terkecuali harus berputar untuk kembali.

Oleh : Abu Gussa

MENIADAKAN RESAH



Nikmatnya meniadakan resah,
Biarlah galau terbang mengepakkan sayap
Kian melambung mengibaskan butir-butir merah yang mengotori
Berjuta batang-batang panah menari liar
Terburai bersama kekosongan yang menghampiri
Aku bukan naungan kepenatan, sumur dangkal kemuakkan.
Telah aku akhiri jalan sesat yang tak terpetakan
Entah angin mana yang dulu menghantarkanku
Terbuai lalui segala jembatan rapuh
Seolah mata tua menuntun tongkat menari di depan sendiri

Oleh : Arya Adipati Arya
SALAM SORE SAHABAT """ RPS """

BA KUMPUL



Telah lewat malam
Sebagaimana malam malam yang lalu berwajah jahanam
Ataupun wajah saudagar beriman
Mengantar pulas dipeluk embun yang tak pernah lesu oleh suhu
liang senggama bumi
Terperkosa oleh waktu dan jemari durjana semakin renta

Kukumpulkan nyali mengurai wajahNYA
Ternyata keliru jadi jebakan waktu
Terpuruk dalam kilau bianglala
Semu
Yang baserakan beribu lamban menuju liang senggama bumi
Ba Kumpul.

Kupejamkan mata.

Oleh : Nurkarim Nehe