UNTUK MENCARI PUISI-PUISIMU CUKUP KETIK NAMAMU DI KOLOM "SEARCH" LALU "ENTER" MAKA SELURUH PUISIMU AKAN TAMPIL DI SINI

Senin, 24 Desember 2018

PERCAYALAH KEPADAKU GURU, AKU TAKKAN TERGANGGU



17 APRIL 2019, pemilihan presiden. menjelma pesta hebat satu di antara dua pilihan siapa yang paling layak bergelar Bapak Rakyat, aku cukup bersaksi mata sebab kehidupan berbangsa tetap bergerak laju ke depan, aku tetap memilih bersila dibalik kedaulatan rakyat, bersenjatakan kata-kata melawan kaum durjana benalu di bumi merdeka, K A T A N Y A !
Apabila hari ini ada persaingan dua kubu. percayalah kepadaku, guru ... AKU TAKKAN TERGANGGU sebab aku teramat tahu ... strategi politik di negeriku masih memakai rumus cepat baku tembak kata tidak sehat tapi rakyat sudah cukup kuat yang bersilat, pencari tempat biar duduk di kursi terhormat lupakan segala hujat sumpah kualat!
Dibalik derita rakyat batinku bersepakat menyuarakan politik tanpa berdiri di atas kekuatan partai ...
Pesan guru kupegang teguh jadi seniman marjinal pantang terikat partai, atau golongan manapun kecuali kekuatan Tuhan untuk memperjuangkan nilai-nilai kemanusiaan yang kini meluntur cahayanya!
Percayalah guru, AKU TAKKAN TERGANGGU! Jejakmu tetap ada padaku kelayakan hidup bersama wajib diperjuangkan! Aku Cinta Padamu ...

------------- Bambang Oeban Dari Bumi Desa Singasari Senin, 17 Desember 2018 10.26

TRAUMA



Lelah merebahkan diri pada pundak malam
Menyandarkan segala resah yang menggeluti jiwa
Entah sampai kapan terus begini
Menahan geram akan kenyataan
Yang mencibir diri berkepanjangan

Detik berlalu, malam kian sunyi
Semua terkenang di sudut ingatan
Tentang perlakuan yang biadab
Menanam bibit trauma berkelanjutan
Di batin yang kian ringkih

Ada sisa luka yang belum usai dijahit
Meninggalkan goresan yang perih
Menutup pintu hati
Untuk tidak percaya lagi
Akan kata kasih dan cinta

CheDap, 151218.

PEGAWAI NEGERI


Berhasil dlm tugas sudah ''TRADISI "...
Kerja Santai sudah ''PASTI "...
Loyalitas terhadap Pimpinan ''HARGA MATI "
Gagal dalam tugas di '' MUTASI ".
Pulang terlambat di marahi ''ISTRI "...
Hidup kaya di ''CURIGAI "
Kalau miskin ''Salah Sendiri "...

Mau penempatan Bagus mesti membayar dan Lobby Sana Sini "
Kalau Idealis cepat di ''GANTI''
Potongan-potongan toko, bank dan KOPERASI tiap bulan MENANTI "...
Kenaikan gaji ''Tidak Memadai''
Sementara masuk surga juga belum Pasti sedangkan Neraka dan Penjara sudah Menanti,...
Semoga Allah SWT mengampuni.........
Nasib PEGAWAI NGERI...

Oleh : Tan Ahmad

KARDUS VS KALENG



Dulu kau mentereng
Semua mengereng
Tapi sekarang oleng
Malah kau di sebut kaleng-kaleng

Kau yang dipandang sebelah mata
Tiada guna pada dahulunya
Sekarang kau terlihat perkasa
Pada kotak penerus kisah negara

Inilah dunia
Semua ada musimnya
Kini si kaleng tiada berguna
Kardus disanjung setinggi nya

By, Aulia Putry Manurung
Tanjungbalai, 211218
*Mengereng>melirik

ANYALLEH BAYA


Degup jantung malam
Getarkan tubuh kotaku yang telanjang
Birahi bising jalanan
Cumbui lugunya persimpangan
Tuntaslah peraduan titi tabayang bersama napsu pantai yg gersang
Terkulai lega tikar pandan
Minggu malam yang malang

Duh perempuan perempuan kebaya
Yang meliuk liar diatas tenda beca pak tua
Bergegas memasuki gerbang tanpa bunga kenanga
Renjis rampai tepak tembaga
Merajuk meninggalkan tangisnya

Duh... perempuan perempuan setengah baya
Ribuan andung sinandong ibu ibu tua
Koor mendendangkan tembang paduka
" anyalleh baya.... "

TOK LAUT

Titi Tabayang, 23 Desember 2018
(tanjungbalai city,00.37 wib, malam minggu)

Kamis, 13 Desember 2018

KERINDUAN YANG MENYATU



Jika rindu, sebut namaku
Meski lewat celah bilik malam bisu
Sebab, semilir angin kan rentangkan busurnya
Lesatkan ribuan panah gulana yang kau punya

Dan aku, akan rasakan itu
Getarnya yang menghujam ulu pilu
Lumpuhkan, binalnya rupa nalar
Butakan, paradigma sang netra liar

Aku, telah mati imaji
Tak kuasa, berlari menjauhi sepi
Tak kuasa, mengudar ikrar kita
Tak kuasa, melebur prasasti arti setia

Jika rindu, sebut namaku
Dengan hela napas ikhlas
Usah ada setitik tinta ambigu
Aku pun begitu, rinduku di setiap utas napas

#DewaBumiRaflesia_12_12_18

ORASI PUISI PARA FACEBOOKER



Berselimut baju malam dipinggir pantai tua
Sorot mata ombak terasa tajam menghunjamkan pandangannya
Pada uri tambu anak ujung selat malaka
yg terkubur dibawah gedung walet dan pertokoan kita
Lalu lalang abang beca dan para buruh nelayan yang hilir mudik
Melecut tulang dan nadinya demi sibiran tulang
Ditertawakan burung hantu yg sedang mengintip mangsanya
Tertawa cekekeh para remaja hanyut dalam fantasi mimpinya
Mengurai mimpi tentang elang laut yg belum kembali
hm...
Tangis para sufi mengairi bantal guling yg berludah basi
Tanpa ratib saman dan marzanji
Tak ada senandung para abdi yg terdengar dihiruk pikuk dan sepi
Penyair asyik berdebat dengan imajinasi
Musisi hanya lega menenangkan jiwanya dalam tembang kidung cinta
Para ibu ibu separoh baya kulihat pula adu debat dipelantaran sambil mencuci kainnya
Saling menjagokan jagoannya
Celoteh mereka membuat burung pipit tertawa
Mereka lebih membanggakan ganteng jagoannya daripada bapak dari anak anaknya
Siburung renta cirudang terpelongo bersama ibu ibu tua
" ikan asin berenang disela karang dengan mempesona"
Ah....

(bagi sahabat yg ingin melanjutkan puisi ini silakan sambung, sebab alangkah baiknya kalau ini jadi puisi berantai hehehe)

Oleh : TOK LAUT
RENUNGAN PENYAIR

CENTINI


Centini yang malang
Hidupmu terkekang
Antara harapan dan kenyataan.
Kau masih saja berada dibelakang.

Centini yang malang
Hidup dalam banyang-bayang kegagalan
Merangkak dalam kesendirian.
Diantara mimpi-mimpi orang terbuang.

Centini yang malang
Sampai kapan akan terus berjuang.
Menunggu terang yang tak kunjung datang.
Hingga petang datang menjelang.

Yuliza yuna
Tembung, 5 desember 2018