UNTUK MENCARI PUISI-PUISIMU CUKUP KETIK NAMAMU DI KOLOM "SEARCH" LALU "ENTER" MAKA SELURUH PUISIMU AKAN TAMPIL DI SINI

Rabu, 27 Februari 2013

DI KORIDOR BISU

 

seperti saat kau ungkap tentang rasa dengan nyata.....
kembali ku sulam benang-benang kusut menjadi helai sutra...
jangan bertanya betapa lelah dan sulitnya....
tapi bertanyalah mengapa aku hingga melakukannya....

di koridor sepi kususuri kenangan-kenangan itu
desah angin memenjarakan kenanganku dititikmu
lambaian daun membuka ingatan-ingatan tentangmu
kau yang jauh di ujung, membeku

ah...
terpanggilkah nama yang pernah terukir dihatimu itu?
atau mungkin terasingkah dia disudut hatimu yang paling sepi?
menjadi sudut yang tak ingin kau menoleh kesana lagi.
menjadi sudut yang ingin kau tinggalkan dan berlalu pergi.

dan...
sajak-sajak ini merangkai kisahmu dengan sederhana
sangat sederhana hingga ku tak tahu ini sajak atau bukan.
sebab,
hanya ingin ku guratkan baris-baris kata yang menyeruak
tentangmu, tentangku, tentang kita.

Oleh : Elegi Sunyi

SEINDAH PELANGI

Kujemput hadirmu bersama senja,
saat mentari merunduk malu malu dilingkaran barat,
mengabarkan gugurnya harapan semu....
Dimana kemungkinan kita bisa bertemu,
agar kusebut satu persatu niat yang terbengkalai,
barangkali bisa membangun kata agar tak kehilangan magna..

Jika masih memungkinkan untuk menoleh,
lihatlah fajar yang terus setia diufuk timur...

Seperti pelangi,
jika tak berwarna warni : indahkah hadirnya ?

Oleh Drs Mustahari Sembiring sang muham.-
(HD)Medan kota kelahiran, Rabu 27 Feb 2013 . 17:45.-

Selasa, 26 Februari 2013

BIARKAN AKU PERGI


Biarkan aku pergi..
Ketika hadirku tak lagi berarti..
Bunga cinta yang aku sangka melati..
Ternyata hanyalah belati yang perlahan mengiris hati..

Tak sanggup lagi aku bertahan..
Besarkan hati harapkan kebahagiaan..
Dikala cinta yang aku harapkan..
Terbujur kaku dalam kenistaan..

Aku lelah..
Tak sanggup lagi memberimu cahaya..
Seumpama aku sebuah lentera..
Binar cintaku kini telah sirnah..

Selamat tinggal kasih..
Biarkanlah aku pergi..
Dan tak ingin mengusik ketenanganmu lagi.

By :deep
Tanjungbalai,Sumatera Utara

HATI CINTA & PERASAAN


Apakah Kesucian Cinta Harus Diiris Dengan Perasaan...
Dan Apakah Cinta Dan Perasaan Harus Dipertaruhkan...
Hingga Nanti Hati Yang Merasakan Luka Yang Perih...
Sebab Cinta Dan Perasaan Enggan Tuk Melihat Keberadaan Hati...

Oleh : Juank Hadapi
Tanjungbalai,Sumatera Utara

SELEMBAR RINDU


 

entah harus berangkat dari mana ku fahamkan......
sedang aku pun masih tak mengerti hatiku.......
mungkin waktu masih menjadi pisau tajam.....
hingga luka untukku tak terhindarkan.......

kini,
ku hanya ingin melihat garis senyum itu tak pudar
meski jelingan waktu membuatnya tak bertahan,
sedang aku hanya bisa membuat pudarnya semakin cepat......
ah.......
mengapa kekejaman harus ditimpakan kepadaku????

bahasa cinta mengalun lembut dijiwa,
menyenandungkan kidung rindu di putiknya....
namun hanya sampai pada dinding-dinding sepinya....
tak mampu mengalun nyata takut biaskan derita....

rindu yang membuatnya terluka lagi
kasih yang berbalut ego seringkali....
ah.......

Oleh : Elegi Sunyi

DIBALIK KETEGARAN SEORANG AYAH




Bagi seseorang yang sudah dewasa dan sedang jauh dari orang tua, mungkin akan lebih sering merasa rindu kepada Ibunya.

Lalu bagaimana dengan Ayah?

Mungkin karena Ibu lebih dekat denganmu.
Mungkin karena Ibu lebih sering nelpon untuk menanyakan keadaanmu.

Tapi tahukah kamu, jika ternyata ayahlah yang mengingatkan Ibu untuk meneleponmu? Menghubungimu?
Saat kecil, Ibulah yang lebih sering mendongeng.Tapi tahukah kamu bahwa sepulang ayah bekerja dengan wajah lelah beliau selalu menanyakan pada Ibu, apa yang kamu lakukan seharian.

Saat kmu sakit batuk / pilek, ayah kadang mmbentak : "Sudah dibilang jangan minum es!" Tapi tahukah kamu apa maksudnya? Tiada lain bahwa ayah mengkhawatirkan kesehatanmu?

Ketika kamu remaja, kamu menuntut untuk mendapat izin keluar malam.
Ayah dengan tegas berkata "tidak boleh!" Sadarkah kamu bahwa ayahmu hanya ingin menjagamu?

Karena bagi ayah, kamu adalah sesuatu yang sangat berharga.

Saat kamu bisa lebih dipercaya, Ayah pun melonggarkan peraturannya. Kamu akan memaksa untuk melanggar jam malamnya.

Maka yang dilakukan ayah adalah menunggu di ruang tamu dengan sangat khawatir.

Ketika kamu dewasa dan harus kuliah di kota lain. Ayah harus rela mlepasmu. Tahukah kamu bahwa badan ayah terasa kaku untuk memelukmu?

Dan ayah sangat ingin menangis. Di saat kamu memerlukan ini dan itu, untuk keperluan sekolahmu, ayah hanya mengernyitkan dahi. Tapi tanpa menolak, beliau memenuhinya.

Ayah sangat menyayangimu, tetapi seorang ayah sulit mengungkapkan dalam perbuatan dan perkataan lembut seperti ibu..

Sampai ketika teman pasanganmu datang untuk meminta izin mengambilmu dari ayah. Ayah akan sangat berhati-hati dalam memberi izin.

Dan akhirnya..
Saat ayah melihatmu duduk di pelaminan brsama seseorang yang dianggapnya pantas menjadi pendamping hidupmu, Ayahpun trsenyum bahagia.

Apa kamu tahu, bahwa ayah pergi ke belakang dan menangis?

Ayahmu menangis bukan karena bersedih. Akan tetapi karena ayah sangat bahagia melihat kebahagiaanmu.

"Semoga Putra/i kecilku yang manis akan berbahagia bersama pasangan hidupnya nanti." Begitulah doa dalam hatinya.

Setelah itu ayah hanya bisa menunggu kedatanganmu bersama cucu-cucunya yang sesekali datang untuk menjenguk dengan rambut yang telah memutih dan badan yang sudah tak lagi merasa kuat untuk selalu menjagamu.

Itulah potret Ayahmu yang sebenarnya.
Maka berusahalah untuk tidak sekali-kali mengabaikan kasih sayang seorang Ayah.

Oleh : Gusti Winarni
Tanjungbalai, Sumatera Utara



KETIKA DIRIMU DIABAIKAN




Ketika seuntai senyum tulusmu kepada seseorang tak terbalaskan..
Yakinlah bahwa Allah akan selalu tersenyum kepadamu.

Ketika tegur sapamu kepada seseorang tak terjawabkan..
Yakinlah bahwa Allah akan selalu menyambut sapaanmu.

Ketika kepercayaan yang engkau titipkan kepada seseorang dikhianati..
Yakinlah bahwa Allah akan selalu menepati janji-janji-Nya.
...
Ketika seberkas harapanmu kepada seseorang disia-siakan..
Yakinlah bahwa Allah akan selalu bersama dalam setiap langkahmu.

Dan ketika ungkapan kasih sayang sucimu kepada seseorang terabaikan..
Yakinlah bahwa Allah akan memberimu pengganti yang lebih baik di masa yang akan datang.

Oleh : Gusti Winarni
Tanjungbalai, Sumatera Utara



INI MEDAN, BUNG


Hiruk pikuk masih seperti dulu, warna kota kelahiran
sungguh tak seorangpun yang kukenal, semuanya asing bagiku
lalu aku termangu menarik nafas dalam dalam : ini Medan ,bung..
Kusapa dengan binar yang berkecamuk didada,
kerasnya nuansa pendarkan masa panjang,
terasa ada yang hilang, dibenakku
menyapa senjamu kota kelahiran,
masih saja aku penat,
menerima gerammu....

Ini Medan, bung
disana aku pernah menyulam mimpi,
membawaku merambahi ibu kota, hingga kini...

Berharap masih menemukan ramahmu,
kan kubawa rinduku telusuri trotoar kota
sambil menyulam nostalgia......

Oleh Drs Mustahari Sembiring sang muham .-
(HD) Medan Kota kelahiran , Selasa 26 Feb 2013 . 17:14wib.-

SANG PENYAIR


bila aku seorang pujangga,akan ku sahadatkan aksara dalam logika asmara..
namun aku hanyalah pengeja rasa yg tak pernah menjadi sempurna..
tidak menjadi peka terhadap logika kata tanpa titik koma..
gemuruh itu datang diantara paragraf dan sepasi cerita dunia..
ketika aku lelah tuk beraksara,karena tiada inspirasi dalam nyata..

Oleh : Syairlendra Arai
Jakarta

Senin, 25 Februari 2013

SERIMBUN HARAPAN

Enggan Mengutarakan Kata...
Bukan Karna Lidah Yang Kelu...
Tapi Mata Yang Perih...
Tersapu Debu Yang Tak Nampak...

Apakah Benar Langkah Yang Tertatih...?
Berniat Hati Menuju Nirwana...
Atau Nirwana Hanya Jelmaan Fhatamorgana...

Oleh : Juank Hadapi
Tanjungbalai,Sumatera Utara

JIWA

desah terhempas lepas..
mengelupas paras jiwa dalam bingkai kertas..
kanvas angan telah terkulum tak lagi berbekas..
terbias bebas tanpa batas realitas..
ataukah mungkin dunia ini terlalu beringas..
hingga atma jiwa terabaikan bak pintalan kapas..

Oleh : Syairlendra Arai
Jakarta

AKU INGIN BERSAMAMU YA...

ketika tunas ini tumbuh serupa tubuh yg mengakar
setiap napas yg terhembus adalah kata alam yang indah..
angan debur dan emosi bercampur!
bersatu! dalam debah terpautan tangan kita terikat lidah kita meyatu hati kita berteriak..!!!
maka setiap apa yg terucap adalah sabda pendita ratu""
aaaaaaaaaaaahhhhhhhhhh!!!
diluar itu pasir diluar itu debu.,
haya angin bertiup saja .,. lalu terbang hilang tak ada....
tapi kita tetap menari.,
menari cuma kita yang tau.,
jiwa ini tandu., bukan duduk saja..........
maka akan kita bawa semua karna kita adalah satu.,.,

Oleh : Wira Ara Sudibyo (W A R)
Tanjungbalai,Sumatera Utara

HANYUT

Hari ini aku hanyut
pada fatamorgana yang bergantung diawan
bagaimana mesti kugambarkan kehilangan ini,
faktanya , tak ada yang hilang......

Kehilangan ini meninggalkan ruang hampa
sejak malam hari hingga kini kehampaan itu tinggal menetap
bahkan menyita hampir seluruh keyakinanku
tersisa : nyeri berbuah pilu

Tak bisa kuhentikan getar sukma gemuruhnya rasa
berjalan maju atau henti lalu mundur : sama saja...

Dimana mesti kuletakkan sengketa jiwa ini
agar tetap selaras asa, rasa dan lelaku senyatanya

Oleh Drs Mustahari Sembiring sang muham.-
(J)Trunojoyo sapo terulang, Rabu 20 Feb 2013 . 14:17wib

TUK SAHABAT RPS




Hidup ini tak sempurna
Khayalan tak selalu nyata
Sahabat jangan pernah menyerah

Jangan berhenti berharap
Kita ini yang terkuat
Saatnya jadi peran utama

Aku bisa kaupun bisa
Meraih mimpi setinggi bintang berkilau
Bersamamu ku percaya
Kita ditakdirkan jadi yang terhebat

Marilah genggam tanganku
Berlari kita terpacu
Jangan pernah ada ragu
‘tuk jadi yang nomer satu

Rintangan paling berarti
Rasa takut dalam diri
Selama kita sehati
Mimpi kita takkan mati......
Arsyad Optional Yus
MERDEKA...
Perjuangan tanpa pamrih untuk republik tercinta
menggelora digaris khatulistiwa
memberi kejayaan bangsa sepanjang masa

MERDEKA...
Harta yang tak ternilai harganya
Menjadi Pemicu pemimpin bangsa
Untuk tampil di era Dunia

Oleh : Arsyad Optional Yus




MENGEJAR BAYANG BAYANG.


Padamu yang setia menanti hampa,
untuk apa beranjak mengejar bayang bayang,
karena sesungguhnya sama sama kosong,
meski kaki telah bergeser, dari hening ketempat senyap...

Bukankah sesuai titah alam,
setiap pertemuan pastinya berujung perpisahan,
seyogiyanya berteduhlah sejenak, pada halte yang telah dibangun,

Dan pada kilometer yang tak bernomer,
katakanlah pada sunyi milikmu,
tentang halaman kosong, tentang beranda sunyi...

Andai bijak menganginkan suara,
nyanyikanlah dendang tak berirama,
disana terpahat romantika, hidup dan kehidupan....

Oleh Drs Mustahari Sembiring sang muham.--
(J) Pondok bambu istanaku

JANJI DAN NIAT



Kekasih hati,
ijinkan kujemput rindu yang kau simpan
barangkali bisa kuseduh dengan harap yang menipis...
Kekasih hati,
ijinkan kubelai sunyimu yang panjang dan tak berbuku
meski cuma segulat kenang mengisi rentang : waktu yang berlalu

Kekasih hati,
ijinkan kubawa ikut serta dalam pencarian jati diri : jiwamu
bersama kita bangun mimpi yang sempat tertunda

Janji bukanlah milikku,
tapi niat telah kubangun sejak awal : seperti yang kubuktikan...

Oleh Drs Mustahari Sembiring sang muham.-
(J) Pondok bambu isranaku, Sabtu malam, 23 Feb 2013 . 20:20wib.-

MAWAS DIRI


Jangan tinggalkan senja sendirian,
menjelang tepian malam yang benerang
sebab nuansa yang tak pasti : hujan mungkin tercurah
hingga rembulan harus surut dibalik keheningan malam

Sesekali tolehlah kebelakang
barangkali telah banyak penantian terbengkalai
sebab diri pasti tak menyadari...

Mari sahabat kita berbenah diri
melengkapi hidup dengan mawas diri
sambil terus percaya pada Sabda Hakiki....

Memahami hakikat sejati
sembari menyelesaikan amanah manusiawi
adalah tugas suci ....

Oleh Drs Mustahari Sembiring sang muham.=
(J) Pondok bambu istanaku, Minggu malam, 24 Feb 2013 . 18:06wib.-

DATANGLAH BERSAMA KEJUJURAN DAN KEIKHLASAN

Kutulis rindu ini pada dinding awan,
berharap lelana mengabarkanya
tentang nostalgia yang tercecer : disepanjang masa lalu....
Kupetakan sepi ini pada gelombang samudra,
menitipkannya pada batu karang yang diam,
kesungguhan yang terbengkalai ditrotoar hati yang sendu : milikku....

Kucatatkan hasrat ini pada lembaran doa malam,
berharap menemukan jalan menghampiri kesendirianmu,
semoga bersabar meniti ragu, meski berjuta petaka menghadang...

Datanglah bersama kejujuran dan keikhlasan,
menjemput hari hari yang menjanjikan kebahagiaan...

Oleh Drs Mustahari Sembiring sang muham .-
(J) Pondok bambu istanaku, Minggu malam, 24 Feb 2013 . 20:31wib.-

MERAJUT TENUNAN KASIH

Kekasih hati,
kita pernah bermimpi tentang terang yang kemilau
saat hiruk pikuk sengketa berkecamuk ditelaga jiwa...
Kekasih hati,
andai nanti memori berkesimpulan tak seindah pelangi,
berjanjilah untuk tidak saling menutup diri, apalagi membenci..

Kekasih hati,
dalam pertapaan yang kita geluti baik sendiri atau bersama
hendaklah bertemu : asa, jiwa dan raga mewujud sebagai insan kamil

Apa yang kita rajut adalah tenunan,
terpulang jua pada Yang Esa....

Oleh Drs Mustahari Sembiring sang muham.-
(J)Pondok bambu istanaku, Minggu malam, 24 Feb 2013 . 21:48wib.-

SENSE OF COMPETENCE

 

RASULULLAH SAW pernah menegur Ummu Fadhl ketika merenggut anaknya secara kasar karena pipis di dada Rasulullah. “Pakaian yang kotor ini dapat dibersihkan dengan air,” kata Rasulullah Saw, “tetapi apa yang dapat menghilangkan kekeruhan jiwa anak ini akibat renggutanmu yang kasar?”

Anak-anak yang baik, anak-anak yang bersih imannya dan hidup pikirannya tidak akan pernah lahir dari sikap kita yang keras dan tidak memberi mereka ruang untuk mencoba. Mereka tidak akan berani berinisiatif, apalagi menghadapi tantangan, apabila tidak ada rasa aman. Mereka akan tumbuh menjadi manusia-manusia kerdil, meski tubuhnya besar, kalau mereka tidak memperoleh penerimaan yang tulus (genuine acceptance).

Hanya anak-anak yang memperoleh penerimaan tanpa syarat dari orangtualah yang akan dapat menerima dirinya sendiri (self acceptance). Sehebat apapun anak kita kalau tidak memiliki penerimaan diri yang baik, sense of competence mereka akan mati.
Secara sederhana, sense of competence adalah kesadaran dan penerimaan bahwa ia memiliki keunggulan. Ia memiliki kemampuan yang layak dimunculkan dan dikembangkan, betapapun tampaknya sangat sederhana. Betapa banyak orang memiliki kemampuan yang luar biasa, tetapi tidak dapat berkembang secara optimal karena ia tidak memiliki sense of competence. Betapa banyak orang yang merasa hidupnya tidak berarti karena merasa bahwa ia tidak memiliki apa-apa yang layak ditampilkan dan disyukuri. Padahal banyak orang berdecak kagum dengan kemampuannya. Ini semua terjadi karena ia tidak memiliki sense of competence.
Dan salah satu faktor yang banyak menyebabkan orang tidak memiliki sense of competence adalah karena tidak adanya penerimaan yang baik.

Kiriman : Ukhti Nisa
Oleh : Rumah Yatim Indonesia

AKU DAN ANAK - ANAKKU

 

rasanya sedih sekali ketika pada suatu hari saya bersikap keras pada anak-anak saya hanya karena mereka tak pernah bisa diam. Hari itu, saya segera meminta maaf kepada anak-anak saya. Saya minta mereka merelakan kekhilafan saya dan mengingatkan saya apabila mereka menemukan ada yang kurang baik pada diri saya. Saya tangisi anak-anak saya dengan mendekap mereka erat-erat hingga satu di antara mereka tertirdur.

Kelak ketika mereka telah bangun, tutup panci yang dipukul-pukulkan ke lantai sambil berlari-lari, berteriak dan memanjat-manjat tak lagi menjadi kegaduhan. Suara-suara itu telah berubah menjadi harmoni yang indah.

Letak masalahnya ternyata di hati. Bukan di tangan mereka yang selalu bergerak, atau di jemari mereka yang tak pernah henti mencoret dinding, atau di kebeningan suara mereka yang berteriak-teriak lantang…………..Letaknya di hati.
...
Apa artinya ? Di luar kenyataan bahwa kita harus terus mencari ilmu agar dapat mendidik anak-anak kita dengan baik sekaligus tepat, kita perlu belajar menata hati dan membenahi tujuan. Berilmu saja tak cukup. Kita mesti memiliki kekuatan hati untuk bisa ikhlas menerima pipis mereka, kerewelan mereka, celoteh-celoteh mereka maupun pertanyaan yang tak berhenti mengalir di saat kita tidak ingin terganggu oleh suara nyamuk sekalipun.

Tanpa ada kekuatan hati, ilmu yang kita miliki tak banyak memberi arti. Dokter-dokter spesialis penyakit dalam yang meninggal karena terlalu banyak merokok itu, bukan tidak tahu bahaya merokok. Mereka bahkan sangat tahu. Tetapi kuatnya pengetahuan tidak dengan sendirinya membuat mereka terhindar dari melakukan, yakni menghabiskan batang-batang rokok yang membakar paru-paru.

Tentu saja segala sesuatu butuh waktu. Lebih-lebih jika kita di besarkan dalam suasana pendidikan keluarga yang kering tak bersahabat, butuh kemauan yang lebih besar agar dapat menghadapi anak-anak dengan lebih lembut dan bijak. Tanpa itu, ego kita akan menghalangi jiwa untuk mengakui kesalahan, meminta kerelaan anak untuk memaafkan. Karena dengan hati yang keras, kita tidak mau memperbaiki kesalahan, meski kita sadar betul bahwa itu salah.

Ya…ya…ya…. Alang banyak kesalahan, dan alangkah sedikit langkah untuk untuk memperbaiki. Karenanya, sebelum kesalahan semakin menumpuk, kepada anak-anakku, ikhlaskanlah hatimu untuk memaafkan. Izinkanlah bapakmu ini untuk terus belajar menjadi orangtua yang baik.

Kiriman : Ukhti Nisa
Oleh : Rumah Yatim Indonesia

DOA SEORANG ANAK


 

♥ Bismillaahir Rahmaanir Rahiim ♥

Mulanya sang Ibu tidak begitu terkejut melihat putranya pergi ke masjid menunaikan shalat jamaah lima kali dalam sehari semalam. Bahkan, tampak seakan ia tidak rela bila buah hatinya yg masih kanak2 melaksanakah smua shalat lima waktu. Baginya, sang anak masih terlalu hijau untuk melaksanakan shalat. Seolah shalat telah merampas buah hatinya, dan tidak memberinya manfaat. Shalat tlah membuat anaknya penat, dan sungguh tidak menyenangkan. Shalat hanya menyia-nyiakan waktunya dan tidak membuatnya disiplin.

Namun sungguh menakjubkan, di usianya yg tidak lebih dari sepuluh tahun, si anak dgn polos menjawab kegalauan ibunya. Ia menolak dgn halus keinginan ibunya agar ia tidak perlu bersusah payah untuk shalat, "Ibu, dgn shalat aku merasa bahagia sekali. Dengan shalat, aku merasa lebih giat, waktuku teratur dgn baik, PR sekolah mampu aku kerjakan semuanya, pelajaran sekolah dapat aku ulangi, dan aku masih punya waktu untuk bermain."

Saat sang ibu merasa tidak mampu lagi untuk membujuk buah hatinya untuk meninggalkan ketekunannya melaksanakan shalat berjamaah yg dianggapnya semua itu terlalu dini bagi anaknya, ia pun mengadukan persoalan buah hatinya itu kepada sang suami. Sang ibu benar-benar merasa bahwa shalat telah menguasai pikiran anaknya.

Sang suami berusaha menghibur istrinya yg cemas dgn mengatakan, "Biarkan saja, itu kan hanya perilaku kanak-kanak . Kalau ia sudah bosan dan putus asa, ia akan kembali pada perilakunya semula."

Hati pun terus bergulir, ucapan sang suami yg menjadi harap sang ibu blm juga muncul tanda2 akan terwujud, sementara sang buah hati, bertambah cintanya pada shalat. Semakin kuat keteguhannya melakukan shalat dan tidak pernah lagi terbendung tekad bulatnya untuk slalu shalat berjamaah di masjid.

Hingga suatu pagi di hari Jum`at, sang ibu tampak sangat gelisah. Sudah setengah jam lebih dari shalat shubuh selesai ditunaikan, sang buah hati belum juga beranjak dari kamarnya. Sambil agak terburu-buru ia bergegas menuju kamar sang buah hati, takut dan cemas membayangi hatinya.

Hampir saja sang ibu memasuki pintu kamar buah hatinya yg terbuka saat terdengar lamat2 kata bercampur isak tangis. Sang buah hati terlaut dalam khusyuknya doa,

"Ya Rabb, berilah petunjuk kepada ibuku, berilah petunjuk kepada ayahku , sadarkanlah keduanya agar mau menunaikan shalat dan taat kepada-Mu sehingga keduanya tidak masuk neraka."

Sang ibu tak kuasa membendung deraian air matanya saat mendengar doa sang buah hati. Air matanya terus membasahi kedua pipi, membasuh hati dan melapangkan dadanya. Ia bergegas menuju kamarnya untuk membangunkan suaminya dan mengajaknya mendengarkan doa buah hatinya.

Keduanya mendapati buah hatinya meneruskan untaian doanya,

"Ya Rabb, Engkau telah berjanji akan memperkenankan doa kami. Aku mohon kepada-Mu wahai Rabb, perkenankan doaku, dan berilah hidayah kepada ayah dan ibuku. Aku cinta pada mereka, dan mereka pun cinta kepadaku. Ya Allah , sayangilah mereka sebagaimana aku sangat menyayangi ayah dan bundaku."

Sang ibu tak kuasa lagi menahan diri. Ia memeluk buah hatinya. Ia bekap buah hatinya erat-erat dalam dadanya. Sang ayah pun tak kuasa menahan haru. Ia dekap anak dan istrinya seraya berucap kpd buah hatinya,

"Anakku sayang, Allah telah memperkenankan doamu."

Sejak itu, keduanya senantiasa melaksanakan shalat lima waktu dan teguh menunaikan perintah2 Allah. Keduanya mendapat hidayah melalui perantara buah hatinya.

Subhanallah,,, Maha Suci Allah ..Begitu kasih sayang Nya menaungi seluruh hamba Nya .. hidayah dan karunia Rabb datang melalui untaian doa sayang putranya yang sholeh ..

(♥ Subhallah & Semoga Bermanfaat ♥)

Kiriman : Ukhti Nisa
Oleh : Rumah Yatim Indonesia

SUKSES DENGAN MENINGGALKAN HAL YANG RAGU


 

Abdul Khaer adalah seorang teller di sebuah bank milik pemerintah. Sudah 2 tahun ia bertugas menjadi teller. Sikapnya yang ramah dan murah senyum membuat banyak nasabah ingin mengambil antrian di konter miliknya.

Belakangan, ia dipindah oleh kepala cabang ke bagian kliring. Di posnya yang baru, Abdul Khaer malah memperoleh banyak kenalan dari kalangan korporat. Seperti sebuah hal yang lumrah, setiap kali Abdul Khaer membantu nasabahnya mengkliring sebuah cek, maka secara otomatis, mereka memberi uang ‘tips’ kepadanya.

Pada awalnya, Abdul Khaer selalu menolak. Namun, karena para nasabah selalu berkeras untuk memberi, apalagi atasannya pernah sekali menegurnya dengan keras atas ‘sikapnya’ tadi, maka uang tips dari para nasabah pun ia terima. Meski ia terima secara lahir, namun batinnya selalu menolak. Ia beranggapan bahwa ini bukanlah haknya. Semua uang tips yang ia terima, disimpannya atau diberikan kepada mereka yang membutuhkan. Tidak pernah uang-uang tersebut ia bawa pulang untuk dimakan oleh keluarganya di rumah.

Abdul Khaer sejak ditempatkan diposnya yang baru senantiasa gelisah. Ia selalu berdoa kepada Allah untuk diberi petunjuk kebenaran. Meminta agar ditempatkan pada posisi yang layak. Di lingkungan yang baik, serta diberi nafkah yang halal dan barakah. Doa itu selalu ia baca berulang-ulang dalam setiap shalatnya.

Suatu saat Abdul Khaer menghadiri shalat Jum’at di sebuah masjid dekat kantornya. Saat itu ia mendengar khatib menyampaikan khutbahnya. Abdul Khaer mengikuti setiap pembicaraan khatib dengan seksama. Rupanya, tema yang dibicarakan khatib telah menyita perhatiannya. Hingga saat sang khatib menyampaikan sebuah hadits Rasulullah Saw. dengan suara lantang, “Setiap daging yang tumbuh dari barang yang haram, maka nerakalah yang pantas untuknya.”

Suara khatib Jum’at masih mengiang di kepalanya. Sejenak Abdul Khaer menatap wajah khatib yang sedang berkhutbah. Ia dapati wajah yang tegas namun ikhlas menyampaikan ajaran agama. Abdul Khaer mengerti ini merupakan pesan Tuhan yang ditujukan kepadanya.

Sejurus kemudian Abdul Khaer menundukkan kepala. Ia tafakkur menghitung dosa. Satu per satu wajah istri dan anak-anaknya hadir dihadapan. Abdul Khaer begitu takut bila mereka yang ia cintai masuk neraka Allah Swt sebab ulahnya. Ya, sebab ia menerima uang haram yang bukan haknya!

Tak kuasa menanggung perasaan dosa yang begitu besar, tangis Abdul Khaer pun meledak. Dalam keheningan khutbah Jum’at, di mana tak satupun orang berbicara selain khatib, sesenggukan Abdul Khaer terdengar begitu nyata.

Usai shalat Jum’at dua rakaat, sang Khatib menghampirinya. Usai berkenalan, khatib bertanya kepada Abdul Khaer atas apa yang membuatnya menangis. Ia pun menceritakan hubungan pekerjaannya dengan apa yang diceramahkan sang khatib. Abdul Khaer tak lupa meminta petunjuk dari sang khatib.

Tak banyak yang disampaikan oleh khatib. Beliau mengutip sebuah hadits Nabi Saw. untuk pegangan hidup Abdul Khaer.

“Tinggalkan perkara yang membuatmu ragu kepada hal yang tidak membuatmu ragu!” (HR Tirmidzi)

Abdul Khaer memahami pesan khatib itu, dan seminggu kemudian ia menyatakan undur diri dari bank pemenintah tempat ia bekerja.

Kejadian itu terjadi pada tahun 1975, usai itu ia bekerja di perusahaan mertuanya dalam bidang ekspedisi laut. Hanya dalam tempo 1 tahun, ia sudah dipercaya untuk memimpin perusahaan. Di tahun 1983, Abdul Khaer sudah mampu mengoperasikan 7 kapal laut, dan 3 di antaranya adalah miliknya sendiri. Subhanallah, Allah berkenan melimpahkan rezeki yang berkah kepadanya hanya dalam tempo singkat. Dan pada tahun yang sama, Abdul Khaer dan istrinya memenuhi panggilan Allah untuk berhaji ke rumah-Nya. Subhanallah wallahu akbar walillahil hamd!

Sahabat, begitulah Allah SWT, begitu mudahnya kita bertanya, begitu mudah pula DIA kasih jawaban, jadi jika kita berada dalam sebuah ‘ KERAGUAN HUKUM’ bisa tanya langsung kepada SANG PEMBUAT HUKUM di Alam Semesta ini, Dialah Allah yang akan memberikan jawabannya dengan CARANYA.

Ya… segalanya akan MUDAH ketika kita sudah sampai pada KEPATUHAN dan KEPASRAHAN hanya kepada Allah SWT, karena bersamaNYA tidak ada yang mustahil yang dapat kita raih.

MULIA kita dengan MEMBERI, ABADIKAN yang TERSISA dengan SEDEKAH

Kiriman : Ukhti Nisa
Oleh : Rumah Yatim Indonesia

 

ANTARA JABATAN DAN KEJUJURAN

 

sahabat, betapa banyak kita yang sangat tergiur bahkan berebut menduduki amanah Kepemimpinan, salah ? Ya gak sih, masalahnya begitu banyak yang harus dikorbankan hanya sekedar untuk pesta kepemimpinan itu.

Kalo belum jadi pemimpin saja sudah terlalu banyak yang dikorbankan dan yang jadi korban, bagaimana nanti kalo sudah jadi Pemimpin beneran ? Gak kebayang daya rusak dan kezalimannya.

Kasus kisah dibawah ini adalah salah satu kasus diantara 'RIBUAN' kasuh serupa yang sedang terjadi di negeri kita tercinta ini ? Sepertinya kita sama-sama tau dan sama-sama bungkam,

astaghfirullah, beginilah nasib hidup kita dibawah naungan 'PENJAJAHAN' Sistem Iblis.

Tidak rindukah kita, kalo Ajaran Allah SWT ini TEGAK ? di Bumi yang saat ini kaki kita berpijak ?

Yuk, Kita tegakkan mulai dari diri dan keluarga kita, kalo bukan kita, mau nunggu siapa lagi yang akan memperjuangkan AJARAN ALLAH ini ? lalu kapan lagi kita akan ' DICATAT' oleh Allah sebagai PEJUANGNYA ?
-------------

Selayaknya Pak Uban dinobatkan sebagai PNS (Pegawai Negeri Sipil) teladan. Hampir seluruh hidupnya, jiwa raganya, waktunya, pikirannya, bahkan kepentingan keluarganya dipersembahkan demi menunaikan tugas negara. Tak jarang dia membawa pekerjaan ke rumah, mengorbankan waktu istirahat demi melayani rakyat.

Selaku abdi negara, Pak Uban benar-benar jujur dan bersih. Hanya gaji bulanan yang dimakannya, uang yang diragukan saja dia tolak apalagi korupsi. Anak-anak dan Istrinya hidup dengan amat sederhana. Benda berharga di rumahnya hanya sepeda motor butut, itu pun kreditan.

Sikap yang terlalu bersih adalah satu-satunya karakter yang membuatnya kurang disenangi sebagian orang. “Dia orang baik, sayangnya tidak mau bekerja sama!” komentar teman-temannya sekantor.

Pak Uban mengabdi di sebuah kota kecil. Jauh dari publikasi hingga puluhan tahun pengabdiannya tak kunjung diberi penghargaan. Kendati demikian, dia tetap ikhlas mengabdi. “Ganjaran itu dari Allah,” ujarnya tersenyum.

Berdasarkan golongan kepegawaian, pengalaman kerja, prestasi, dan kualitas, Pak Uban berhak menduduki jabatan bergengsi di kantor itu. Jabatan itu posisi tertinggi secara administrasi kantor, hanya kepala kantor yang di atasnya.

Di sini dia membayar mahal untuk kejujurannya. Kepala kantor tidak mau memproses berkasnya ke Jakarta, malah orang yang tidak layak secara golongan kepegawaian dan tidak memenuhi syarat yang dia ajukan untuk naik jabatan.

Mudah ditebak! Orang yang tak berhak, tak cakap, dan tak berkualitas itu yang dilantik karena dia dapat diajak bekerja sama memainkan proyek-proyek. Pak Uban pun tercampak sebagai pegawai biasa.

Hal itu menjadi pukulan hebat bagi Pak Uban. Dia dilanda rasa sedih mendalam memikirkan betapa rusaknya birokrasi di negeri ini, pikirannya tertuju pada masa depan generasi sesudahnya. Akibatnya, dia tidak bisa tidur, kesehatannya pun menurun hingga sakit-sakitan. Dan tidak lama kemudian, pria baik itu meninggal dunia.

Walau sempat hidup susah, dia meninggal dalam KEJUJURAN. Hanya Sikap JUJUR Inilah warisan satu-satunya yang paling berharga untuk keluarganya dan mungkin juga untuk kita semua.

Bahagia itu adalah pilihan, dan kebahagiaan dipilih dengan setia berperilaku jujur dan bersih. Boleh saja kehilangan jabatan, asal tidak kehilangan kebahagiaan.

MULIA kita dengan MEMBERI, ABADIKAN yang TERSISA dengan SEDEKAH

Kiriman : Ukhti Nisa
Oleh : Rumah Yatim Indonesia

JALAN MASUK


 

ketika kita diterpa berbagai masalah, kita selalu mendekati Allah untuk meminta Jalan Keluar dari masalah tersebut, salah ? gak sih, cuma aneh saja, lho kok aneh ?, lha kita masuk ke DALAMNYA ' saja belum kok minta Jalan Keluar.

Ya, mestinya kita berusaha masuk ke dalam 'HATINYA' dulu, maka kita akan dengan mudah meminta JALAN KELUAR itu darinya.
Bagaimana cara masuk ke dalam 'Hati Nya' ? Ya kita baca saja 'SURAT CINTANYA', sudah sejauhmana kita baca surat cinta Nya ?, terus.....sudah pernah kita balas ?, Padahal Allah sudah kirim 114 surat cinta itu kepada kita lho, lupa ya ? sesibuk apa sih kita ?


Oleh : Ukhti Nisa

 

 

Selasa, 19 Februari 2013

SERUAN

Kau terlahir suatu anugerah untuk kami
Tiada yang salah dari yang telah ter program
Keadaan adalah cemeti yang harus diperhitungkan
Kau adalah ujung tombak keceriaan keluarga kita
Suaramu adalah irama yang menjaga keseimbangan emosiku
Dekapan yang erat darimu adalah tanggung jawab dari seorang orang tua yang ingin anandanya besar kelak
Wahai angin sejuk dini hari,
Aku tertegun melihat dia tertidur dengan kelelahan raganya
Wahai hening malam yang menemaniku hingga dinihari yang tenang,
Siapakah yang kiranya sudi se setia kalian yang jujur tanpa suara temaniku lewati seperempat malam dingin ini.
Aku mulai pelan merayap sadar dari ke khilafan yang berkarma ini
Aku juga sulit keluar dari lingkaran kemudahan ini
Aku bahkan berkeseempatan mendapat hadiah tunai diwaktu itu
Siapa kalianyang perkasa datang padaku mempecut punggungku, yang sampai meninggalkan bekas taubatan nasuha di diri kami yang bertujan akhir dijalan yang benar abadi itu.
Penyesalan demi penyesalan sudah mulai datang di diri yang tua
Seru dariMu sangat hamba dambakan diusia yang mulailah untuk berfikir untuk menahan diri dan angkara murka
Kau bukan lagi reemaja yang suka bermain hati kepada sesama mereka,
Kau sudah mulai berbau minyak angin dari krenjang bayimu
Kau sudah sangat matang,
dan lihai dalam bercinta dibalik kelambu resbang berbaringmu
Isilah hidupmu dengan berlama-lama pada sikecil itu
Basahilah bulu yang ada diwajahmu dengan air penolongmu nanti bersaksi disana kelak
Tentu itu harapan umat yang ingin bertaubat.

Oleh Irfan Ramadhan
-19 Feb.2013,01:55 Wib
Tanjungbalai,Sumatera Utara

HIDUP PENUH GAIRAH

Kekasih hati,
katakan padaku tentang rindu yang hangat
saat senja kita tekuk dalam desahan nafas lelahmu....
Kekasih hati,
biarkan kusemai benih cinta kasih yang merimbun dipucuk malam,
supaya jangan tergelincir langkah menapaki waktu...

Kekasih hati,
Jangan biarkan bimbang mengambang meremas kebersamaan ini,
apapun yang terjadi adalah jalan takdir....

Jangan cemaskan ketidakmampuan, apalagi segala kekurangan
tataplah kedepan, pastikan hati ikhlas, jujur dan berserah
agar hidup cerah dan penuh gairah.....

Oleh Drs Mustahari Sembiring sang muham .-
(J) Trunojoyo sapo terulang, Selasa, 19 Febr 2013 . 13:13 wib.-

MUSIK

Jauh dari kegalauan yang datang dihari-demi hariku
Ternyata kau adalah teman yang asik dengan hariku yang sedih dan gembira
Kecintaanku padamu tiada ku pungkiri walaupun aku berada dalam penjara kedukaaan yang mendalam
Pelipurlara ini adalah engkau yang tak dapat diwakili oleh dia sekalipun
Aku adalah pemujamu yang tiada hakiki selain dari Khalikku
Penghibur yang tiada perlu ku panggil dengan rituallisasi yang berat
Kekasih yang tak perlu modal merayu
Makanan yang tak perlu kumasak dengan sajian bumbu yang buat tanganku panas
Kaulah sesuatu yang tidak merepotkanku
Kecintaanku padamu sama seperti yang kekasih abadiku
aku tiada bingung untuk menjawab pertanyaan yang bermenit dengan hobby seseorang
Kesetiaanmu tiada yang tau kapan kau akan ku gunakan
Musik pilihan yang tetap setelah Dia,dan dia.

Oleh Irfan Ramadhan-
19 Feb.2013,01:55 Wib
Tanjungbalai,Sumatera Utara

Minggu, 17 Februari 2013

BULAN YANG KU RINDU



Detik detik terus ku jejaki…
Ku jejaki dalam kesendirian…
Tertegun kaku dalam kesepian…
Karena kamu tak lagi terpandang…
Terpandang oleh bilik mataku…

Bulan…bulan…!!
Dimanakah engkau wahai sang rembulan…
Disini kanda merindukanmu…
Merindukan senyummu…
Senyum yang selalu terngiang di pikiranku…

Bulan…
Kanda rindu wajah manis mu…
Kanda rindu mata indah mu…
Yang selalu menghantui di mimpi indahku…
Bulan yang kurindu…
Datanglah di setiap hembusan nafasku..

Bulan…
Kanda rindu…
Kanda rindu…
Kanda rindu…
Rindu akan kasih mu…
Rindu akan sayang mu…
Rindu akan cintamu..,
Cinta yang belum terurai dari hatiku…

oleh : Agung Suharmanto
Tanjungbalai,Sumatera Utara

AKU



bener semua kata dosen ku.
aku seperti buku yang belum mendapat halaman,,
saat halaman itu berada di tangan ku maka dengan sendirinya mereka akan menulis kan sesuatu kisah untuk ku,
saat ini kharisma ku masih buram tapi semua akan terang asal aku mau berusaha untuk tujuan itu, semua potensi ku ada namun aku butuh usaha keras untuk memunculkannya kepermukaan.
terima kasih pak dosen,,,,
telah membuka pikiran ku

Oleh : Purnomo Susilo
Medan,Sumatera Utara

LIBURAN



Tiada waktu untuk berbagi denganmu anakku
Aku berjibaku dengan kerjaku,kau tertawa sekembaliku dari sini.
Aku hanya Menyesal kembaliku pulang kau telah tertidur lelap.
Hatiku tak dapat menyembunyikan perih itu kalau seperti itu masanya
Ibumu pun tak mampu menghibur perasaan dukaku saat seperti itu
Kehendak ingin berlibur dengan kalian pun belum bisah ayah belikan tiket kereta itu.
aku berbelasungkawa untuk sedikitnya waktu ayah denganmu Nak
Ibumu ayah katakan Pahlawanmu
Beliaulah nak yang banyak waktunya denganmu
Kelak kau sudah besar,
ayah akan bercerita denganmu serta disisi ibumu bahwa ibumu adalah ayahmu
Ayah tiada berdaya banyak untuk melindungimu dari banyak hal
Benar adanya kata-kata indah yang menyebutkan SURGA ITU DI TELAPAK KAKI IBU
jangan kau bila besar nanti kau melupakan jasa ibu mu nak
ayah,Ibu,Kau
adalah kekayaan cinta yang kuasa

Oleh Irfan Ramadhan
Tanjungbalai,Sumatera Utara

HAMPA



Tanya pada Kekosongan adalah hampa
Berbicara pada Jiwa juga ada kehampaan disana
Berbuat belum terjadi juga hampa dirasa
Kupandang kau didepanku juga akan hampa
Berlalu dan datang juga akan menjadi hampa disudut pandang

Oleh Irfan Ramadhan
Tanjungbalai,Sumatera Utara

BELENGGU



Aku terbelenggu dalam rasa
Tanpa ikatan yg nyata
Aku terjebak dalam jeruji cinta
Yang tiada pintunya
Entah bagaimana aku bisa ada disini..

Ingin lari, takkan bisa..
Namun berdiam diri pun mungkin sia sia belaka

Aku meronta ronta dikeheningan
Bukan lg karena ingin terbebaskan
Aku menjerit di antara isak tangisan
Bukan lagi berharap kau lepaskan
Aku hanya ingin..

Ingin mendengar kau mengatakan..
Aku masih dibutuhkan.

Katakanlah..
Betapapun raga akan mati dalam belenggu kepalsuan
Hati ini akan terasa bebas bila itu kau katakan..
Bicaralah..
Jangan biarkan hatiku mati dalam belenggu kesia siaan.

Oleh : Srymasta Sinulingga
Medan,Sumatera Utara

ALAMKU



sebuah awal dari hidup baru..
sebuah alam yg harus di lestarikan.. dan di jaga.,.

dan berikan lah 1/2 cinta mu untuk alam mu..
bukan se utuh ya untuk pasangan mu..
jangan kau tayakan apa yg telah di
berikan alam ke pada mu..
tetapi tayakan la apa yg telH KAMU BERIKAN kepaga alam mu....

LESTARI ALAM KU,,,,,,..
ku harap mereka tidak meyakiti mu...
dan tidak membuat mu marah....
seperti yg telah engkau buat saat ini....

Oleh : Wira Ara Sudibyo
Tanjungbalai,Sumatera Utara

.AKU JATUH CINTA.



walau kau dipandang orang seperti ulat bulu,tapi di hatiku kau bermetamorfosis menjadi kupu-kupu..
kala mata mereka melihatmu layu,tapi di hatiku kau bermekar selalu..
saat mereka memandangmu jemu,tapi bagiku kamu tempat dimana mata ini selalu ingin tertuju..
ketika mereka merasa kamu beku sedingin salju,tapi aku hangat di dekatmu..
semerbak flora di taman firdaus,harum terbungkus aroma wewangian..gejolak gelora dan harapan ku tulus,karena senyummu menghapus segala kekecewaan.
senja berkemas malam bergegas,selalu begitu pada porosnya..ku tiada waras hilang dalam satu paras,yang buatku tak ragu untuk berkata..AKU JATUH CINTA.

Oleh : Syairlendra Arai
Cimahi

PADANG HARAPAN


Kupeluk yakinku
Meskipun route ini hamparan ragu
Sebab batas dorongan nafsu dan angkara murka sulit kueja
Disela nafas sesunggukan kalbu

Aku tak akan pulang kemasa lalu
Meski rindu menantiku
Takkan kurengkuh alfa itu

Kekasih hati
Mari merentas ketertinggalan
Mewujudkan mimpi

Oleh Drs Mustahari Sembiring
Jatinangor. 15 Feb 2013 12.00wib

LADANG TUAIAN


Ranum catatan dibatang doa
memajang pengharapan tak berbuku
ruas ruas sesal sudah diarsipkan
dibuku kehidupan.....

Bersiaplah menuai buah buah kasih
penuhi lumbung setiap hati yang merindui terang
sambil terus menyemai damai
sepanjang alur kehidupan.....

Mari berangkat,
bawalah seluruh kerinduan akan kebahagiaan
ladang telah menguning, bulir tuaian bernas
ambillah, penuhi berkas wadah milikmu.....

Berjalanlah terus kedepan tak usah menoleh lagi
semua insan punya catatan dihari yang dilaluinya
setiap makhluk berhak meraih ceria
sebanyak tabungan dilumbung Tuhan.....

---oleh Drs Mustahari Sembiring sang muham.----
---(J) Pondok bambu istanaku, 16 Febr 2013 . 10:24 wib.--

BEKAL MENJALANKAN AMANAT

Bukakan pintu hati buat naluri murni
jangan ingkari bahasa kalbu
meski lirih menyembul disela sunyi
itulah hakikat diri.....

Jika jalan telah dibuka,
waspada pada tamu diluar berita
kita terdaptar sebagai pewaris
meneruskan tugas leluhur lelana jagad semesta

Malam ini begitu panjang
menanti mujijat turun nyata dalam wujud semestinya
bekal menjalankan amanat,
putra fajar sang pewaris, lanange jagad.....

Duh Gusti Pangeran Welas asih,
nyatakanlah semua lelaku, juga jerih payah masa lalu
mewujud dalam magna , didunia nyata semestinya..

oleh Drs Mustahari Sembiring sang muham.--
(J)Pondok bambu istanaku, 16 Febr 2013 . 22:23 wib.--

DIJALAN PENUH BERKAH


Sejak setahun lalu,
aku menantimu diujung kesadaran ini
mengatakan warna sejatinya diri, apa adanya hati
Jalan sudah lama nyata,
sesingkat siang merebut malam kita mengenalnya
jangan lepaskan genggaman, tetap teguh pada tujuan

Hampir tiba saatnya,
menuai ladang yang telah menguning
yakinkan hati turut memanen buah kesengsaraan masa silam
kita putihkan dalam serangkaian amal kebajikan

Duh Gusti Pangeran Welas asih,
Siapkan wadah, berikan kaidah, teguhkan ibadah
mampukan lidah bicara bijak, pilihkan nuansa tetap cerah
mewarnai sisa hidup dijalan penuh berkah.....

Oleh Drs Mustahari Sembiring sang muham.--
(J) Pondok Bambu istanaku, Sabtu malam, 16 Febr 2013 . 23:16 wib.-

WADAH SUDAH SIAP



Sekarang sudah kusiapkan wadah
menata lembaran atau lempengan sama juga
sebab keujung tuju demi kemaslahatan orang banyak
Sekarang sudah kusiapkan wadah,
berilah janjimu mewujud dibarisan cita cita
agar kumulai memanusiakan manusia sejatinya

Sekarang sudah kusiapkan wadah
mana yang batil dan hak pun telah menata posisi
tinggal ridho MU duhai Gusti Pangeran Welas Asih
topangkan atas kepala agar selamat dan mampu menjaga putihnya

Utuslah aku sebagai diriku
meluruskan jalan pada kodrati, hamba yang sejati

Oleh Drs Mustahari Sembiring sang muham.-
(J)Pondok Bambu Istanaku, Minggu sore, 17 Febr 2013 . 17:51 wib.-

WAKTU,PERUNTUNGAN DAN TAKDIR



Kekasih hati,
aku terkulai dihelaan nafas malammu
saat pertama kau yakinkan tentang gelap yang berlalu
Kekasih hati,
aku terjaga ditarikan nafas panjangmu
semua jawaban sepertinya sudah disiapkan jauh sebelumnya

Kekasih hati,
aku terus mencoba sadar meski nanar pandanganku
sebab kutau niat yang menyembulkan tekad, putih adanya

Ulurkan tangan kasihmu jabat kalbu yang putih bersih
mari mengayunkan langkah seirama nada sukma
menyusuri waktu, peruntungan dan takdir....

Oleh Drs Mustahari Sembiring sang muham.-
(J) Pondok Bambu Istanaku, Minggu sore, 17 Febr 2013 . 18:33 wib.-

BICARAKU



Aku berdiri dengan nyali milikku : kusiapkan sejakmula
mengapa ragu memerahkan cahaya, meski dipagi buta

Aku sudah berbicara dengan lidah yang kuraut sejak muda
kenapa tak satu kata pun jadi untaian kalimat pengantar tugas

Aku sudah bertindak dengan hitungan hari, bulan dan rasi bintang
masih saja syak wasangka atau sesungguhnya takut bayangan semata

Sekarang mungkin belum terlambat bicara apa adanya
mari meluruskan niat, putih hakikat dan sejatinya insan

Aku akan terus bicara
sampai ada yang mendengarkannya...

Oleh Drs Mustahari Sembiring sang muham .-
(J) Pondok Bambu istanaku, Minggu malam, 17 Febr 2013 . 20:12 wib.-

ANDAI PAHALA DITAMPAKKAN


Suatu hari, seorang ibu setengah baya sedang dilanda kelaparan, ia berusaha meminta bantuan kepada orang lain untuk mendapatkan kemurahan hatinya. Seharian ia berjalan, berpuluh orang telah dijumpainya. Jawaban yang di dapatkannya adalah sama, tak ada seorang pun yang memedulikan nasibnya.

Cemoohan dan cacian sering ia dapatkan sebagai jawaban dari mereka. Mulai dari yang menolak secara halus sampai dengan yang kasar telah diterima oleh Inah, ibu setengah baya yang sedang kelaparan. “maaf bu, saya nggak punya nasi…”
“wah, kalau pingin makan ya kerja sana, jangan minta-minta…”
“ayo, pergi sana. Jangan ganggu kami yang sedang bekerja…”

Dan masih banyak jawaban-jawaban yang cukup menyakitkan hati bu Inah. Tetapi rupanya bu Inah ‘pantang menyerah’ ia terus berjalan mencari seseorang yang mau membantunya untuk memberi sebungkus atau sepiring nasi untuk mengisi perutnya. Bu Inah sudah tidak bisa menahan rasa lapar nya, sampai-sampai ia jatuh terduduk di pinggiran sebuah toko. Bu Inah meringis menahan rasa lapar.di peganginya perutnya yang terasa sakit.

Sementara itu banyak sekali orang yang lalu lalang di depannya. Tetapi tetap saja tak ada seorangpun menaruh rasa iba kepadanya. Malam itu dilalui bu Inah dengan penuh rasa derita. Perut yang begitu lapar tidak bisa ia ajak untuk memejamkan mata. Malam terasa begitu lama baginya. Dingin, lapar, haus mewarnai tubuh yang rebah lunglai di trotoar kotor. Harapan untuk mendapatkan sebungkus nasi untuk mengisi perut tidak ia dapatkan sama sekali hari itu. Keesokan harinya, pagi-pagi sekali bu Inah kembali berjalan menyusuri lorong kecil dan jalan besar untuk mendapatkan sebungkus nasi bagi perutnya yang semakin tak tertahankan.

Pagi,.. siang,.. tak ia jumpai seorangpun yang mau menolong dirinya. Bahka jawaban dari mereka sangat menyakitkan hati. Saat hari sudah menjelang sore, bu Inah hampir putus asa. Dari kejauhan tampak seorang wanita muda yang sedang menggendong anak berusia enam bulan. Baju ibu muda itu begitu kotor, demikian juga pakaian yang dikenakan oleh anak yang digendong nya. Ibu Inah mendatangi wanita muda itu. Dengan terbata menahan rasa lapar ibu Inah memohon kepada wanita tersebut. “bu, tolong bu, saya sudah dua hari ini tidak makan. Saya lapar sekali …adakah sebungkus nasi untuk mengisi perut saya?”

Dengan agak heran ibu muda itu bertanya : “mengapa nggak beli saja bu, kan banyak di warung-warung kecil makanan yang murah-murah..” katanya. “ saya tidak punya uang bu .…” kata bu Inah.

Dipandanginya seluruh tubuh bu Inah oleh ibu muda ini, tak luput ia juga memandang anak yang berada dalam pelukannya. Tanpa terasa mata ibu muda ini tampak berkaca-kaca. Kemudian pandangannya menebar ke sekeliling tempat ia berdiri. Selanjutnya ia berjalan menuju sebuah warung kecil yang kebetulan berada tidak jauh dari dirinya. Ia membeli sebungkus nasi dengan uang kertas ribuan yang lusuh dan beberapa uang receh yang ada di genggamannya. Setelah ia dapatkan sebungkus nasi, maka dengan hati penuh iba ia serahkan nasi bungkus tersebut kepada ibu Inah yang menurut pengakuannya sudah dua hari tidak makan.

Tanpa menunggu lama, disantapnya nasi bungkus tersebut dengan lahap oleh ibu Inah. Wanita muda itu melihat ibu Inah dengan hati penuh rasa gembira. Pandangan matanya menunjukkan bahwa hatinya sangat bahagia karena mampu memberi sesuatu yang sedang dibutuhkan oleh orang yang sedang membutuhkan pertolongannya. Bahkan tanpa di minta oleh ibu Inah, wanita muda itu kembali ke warung tempat ia membeli nasi, kemudian ia tampak kembali ke tempat bu Inah sambil membawa segelas teh hangat.

Sambil minum teh hangat bu Inah memandang penuh kagum terhadap wanita muda yang menggendong anaknya itu. Setelah bu Inah selesai makan dan minum dengan lahap, dua orang tersebut terlibat dalam pembicaraan cukup menarik bagi siapa saja yang mendengarnya.

“…ibu siapa, dan dari mana, kok tampaknya bukan orang daerah sini?” kata wanita muda itu. “iya bu, nama saya Inah. Saya memang bukan penduduk sini, terus ibu ini siapa…? Apa pekerjaan ibu? Mengapa anak ibu yang kecil ini tidak ditinggal saja di rumah?” Tanya bu Inah.

“nama saya sumarni, pekerjaan saya pemulung bu…! Lebih baik anak saya dibawa saja, soalnya dirumah juga tidak ada yang menungguinya…” kata sumarni sambil menyeka keringat yang ada di keningnya. “mengapa ibu mau menolong saya?” kembali ibu Inah bertanya kepada sumarni.

“ah, sudahlah bu jangan dipersoalkan. Kebetulan saya ada uang sedikit yang cukup untuk membeli sebungkus nasi, sekadar menutup rasa lapar ibu” jawab sumarni singkat.
“baiklah bu, terima kasih atas pertolongan ibu…” jawab bu Inah singkat sambil berlalu meninggalkan sumarni yang masih memandangnya dengan penuh rasa iba.

Setelah sejenak memandang kearah anak kecil yang ada di gendongannya, sumarni berjalan perlahan untu meneruskan ‘pekerjaanya’ menyusuri kota Jakarta. Tak lama sumarni berjalan, tiba-tiba ia dihentikan oleh seorang wanita muda.
“bu,sebentar bu,…!” kata wanita muda itu
“ada apa mbak…?” jawab sumarni
“ tadi saya lihat ibu membelikan makan dan minum untuk ibu setengah baya, siapa ibu tadi?”
“oh,yang barusan tadi? Saya juga tidak tau .” kata sumarni.
“mengapa ibu mau menolongnya..? kan ibu juga perlu untuk membeli makanan untuk anak ibu”balas wanita muda itu.

“ah, ndak apa-apalah ! kasihan, dia sudah dua hari tidak makan. Kebetulan saya ada uang yang cukup untuk membeli nasi bungkus dan segelas teh. Mudah-mudahan nanti ada rezeki lagi buat anak saya…” katanya, sambil ia membetulkan posisi gendongan anaknya.

“baiklah bu. Oh ya, nama ibu siapa?” kembali wanita muda tersebut bertanya. “nama saya sumarni mbak..” jawab sumarni singkat.
“bu, karena ibu telah menolong orang lain yang sedang kelaparan, meskipun ibu juga sedang membutuhkan sesuap nasi untuk diri ibu dan anak ibu, maka terimalah ini sekedar rezeki buat ibu dan anak ibu…” kata wanita muda itu sambil mengeluarkan uang lima puluh ribuan yang cukup banyak dari tas hitamnya.

Sumarni terbelalak, memandang uang tersebut, ia tidak bisa berkata apa-apa. Terasa tersendat mulutnya untuk bicara.
“apa,..apa.. mbak..?! katanya agak tergagap. Sambil tersenyum, wanita muda itu mengulurkan tangannya kearah Sumarni sambil memberikan uang tersebut. “Terimalah…” katanya.

Maka meledaklah tangis Sumarni. Dirangkulnya rapat-rapat wanita itu. Cukup lama Sumarni menangis dipelukan wanita muda itu.
“Terimakasih, terima kasih… mbak…. ?! ya Allah… terima kasih…” Sumarnipun langsung tersungkur Sujud bersama anak yang ada dalam gendongannya, " Ya Allah....Maha benar Engakau ya Allah....betapa Janjimu tak pernah Engkau ingkari, ampuni aku Ya Allah....aku seringkali melupakanMU karena kesibukan Duniaku............ ", Hanya itu kalimat yang bisa diucapkan Sumarni sambil terus menangis dalam sujud syukurnya disamping wanita muda itu.

Sahabat Semua yang di sayang Allah SWT, kisah nyata diatas diangakat dalam sebuah acara “reality show”, di salah satu satu stasiun televisi swasta Indonesia. Ternyata dalam waktu dua hari, telah lebih dari SERATUS TIGA PULUH orang yang dimintai tolong oleh Bu Inah untuk menolong dirinya yang sedang ‘kelaparan’. Akhirnya Bu Sumarni-lah yang ‘terpilih’ secara alami karena ia menolong dengan penuh keikhlasan hati.

Apa yang terjadi ketika kita menonton acara ini, disetiap rumah termasuk di rumah kita, para penonton akan mengecam orang-orang yang tidak mau menolong Bu Inah. Ada yang mengatakan ‘wah sayang ya, ia tidak mau menolong…, wah bodoh sekali ya, ia tidak mau menolong Bu Inah…. Padahal yang menolong akan mendapat rezeki besar, kenapa nggak mau menolong’… dsb… dsb.

Termasuk juga anak-anak kita, ketika menonton adegan tersebut, mereka saling memberi komentar, kenapa banyak orang yang tidak mau menolongnya. Padahal satu bungkus nasi akan diganti oleh jutaan rupiah, yang nilainya mungkin lebih dari ‘seribu kali lipat’ dari harga nasi satu bungkus.

Sahabat Semua yang diberkahi Allah SWT, itulah indahnya perilaku dalam kehidupan. Sebuah keikhlasan hati akan mempunyai nilai yang sangat tinggi.”
“ Mengapa Bu Sumarni mendapat hadiah yang sangat besar ?“ karena ia melakukan tanpa pamrih. Ia lakukan karena di hatinya muncul rasa peduli yang sangat dalam terhadap sesama karena ia juga pernah merasakan penderitaan yang di alami bu Inah. Tidak ada sedikit pun di dalam hatinya, ketika memberi, ia berangan-angan untuk mendapatkan yang lebih banyak!”

Perasaan tulus secara spontan itulah nilai Bu Sumarni. Ia melakukan tindakan nyata dengan keikhlasan hati tanpa ingin dipuji tanpa berharap mendapat balasan . Itulah keistimewaannya… maka iapun mendapatkan suatu balasan yang jauh lebih besar tanpa diduga sebelumnya…”

Kejadian tersebut adalah suatu kejadian dari sebuah setting acara yang memberi motivasi kepada pemirsa agar selalu berbuat baik tanpa pamrih. Pasti akan mendapat balasan yang jauh lebih besar jika seseorang melakukan dengan sebuah keikhlasan hati tanpa ingin dipuji.

Kalaulah kejadian itu hanyalah sebuah ‘rekayasa’ hebat dari sang pencetus ide dan sang sutradara, maka bagaimana dengan kondisi kita yang hidup dalam ‘Reality Show’ sesungguhnya ini ? Dunia malaikat seluruhnya totalitas ‘menonton’ setiap perilaku kita. Mereka para Malaikat juga menyayangkan sikap kita yang acuh tak acuh jika ada orang lain minta pertolongan. Karena ditangan mereka ada amanah yang sangat besar dari Allah untuk mencatat sekaligus memberi balasan yang sangat istimewa, tetapi sayangnya kita tak memedulikan bahkan kadang tidak yakin akan adanya balasan itu.

Seluruh kita manusia di atas bumi ini sedang melakukan kehidupan nyata. Setiap perbuatan kita selalu dilihat oleh Sang Pencipta dan menyuruh Malaikat utusanNYA membawakan hadiah-hadiah (pahala) yang diminta ataupun yang tidak diminta oleh kita yang melakukan kebajikan dan amal shaleh dengan penuh ketulusan dan kepatuhan terhadap semua aturan hidup yang sudah ditetapkan oleh Allah SWT. . Setiap gerak hati selalu dipantau oleh sang Penulis scenario kehidupan. Sekecil apapun perbuatan yang kita lakukan pasti akan mendapat balasan. itulah kisah seorang Bu Sumarni, bagaimana dengan kita ?

MULIA kita dengan MEMBERI, ABADIKAN yang TERSISA dengan SEDEKAH


Kiriman : Uhkti Nisa
Oleh Rumah Yatim Indonesia

KEMATIAN TERINDAH

Kematian sering kali menakutkan bagi kebanyakan orang, sedangkan bagi orang-orang spesial, kematian justru menjadi jalan menuju kebahagiaan. Dalam Islam, kebahagiaan tertinggi adalah bertemu dengan Allah di surga-Nya yang abadi, dan surga itu hanya dapat dimasuki lewat kematian.

Banyak sekali yang tidak pasti di dunia ini, namun kematian merupakan kepastian yang tidak mungkin dimungkiri siapa pun. Alih-alih takut mati, orang-orang bahagia sibuk mempersiapkan kematian terindah bagi dirinya. Kematian terindah itulah yang amat membahagiakan karena kita menghadap Allah dengan jiwa yang tenang.

Kematian terindah bukanlah wafat di saat kekayaan berlimpah ruah, bukan pula mati dengan tubuh tertimbun tumpukan emas permata, tidak juga meninggal dengan dikebumikan di taman makam pahlawan. Kematian itu terasa membahagiakan setelah kita melalui perjuangan menegakkan kebenaran dan menebar kebaikan, seperti dua kisah berikut.

Peristiwa Khalid bin Walid memeluk agama Islam disambut bahagia oleh Rasulullah. Kegembiraan itu ternyata menjadi pertanda bahwa kehadiran Khalid sangat berpengaruh bagi masa depan peradaban Islam.

Kecakapannya di medan perang membuat Khalid digelari Saifullah Al Maslul (pedang Allah yang terhunus). Sepanjang karier kemiliterannya, Khalid tidak sekali pun merasakan kekalahan. Padahal yang dihadapinya adalah pasukan kerajaan adidaya saat itu, yakni Romawi dan Persia. Sering kali di medan tempur pasukan musuhnya jauh lebih banyak dan lebih lengkap persenjataannya. Tapi dengan kecerdikannya, Khalid dapat mengalahkan pasukan musuh. Dalam tempo singkat, berkat perjuangan Khalid, Negara Islam yang semula hanya di semenanjung Hijaz terus meluas ke penjuru dunia.

Perjuangan Khalid bin Walib tidak dilatarbelakangi ketamakan akan harta atau kedudukan. Bahkan setelah memenangkan peperangan besar, Khalifah Umar bin Khattab memecatnya dari jabatan panglima dan mengembalikan Khalid ke posisi prajurit biasa. Khalid menerima keputusan tersebut dengan lapang dada, sebab tujuannya berperang hanyalah membela Agama Allah dan melindungi atau membebaskan rakyat jelata dari kekejaman penjajahan Romawi dan Persia.

Khalid meninggal di Emesa, dan makamnya menjadi bagian dari Masjid Khalid bin Al Walid. Di atas nisan kuburnya tercantum daftar lebih dari 50 perang besar yang terus dimenanginya tanpa pernah terkalahkan. Dengan jasa demikian besar bagi peradaban Islam dan kemanusiaan serta semua pertempurannya dalam membebaskan orang-orang yang tertindas, panglima hebat itu masih sempat menyesal di pengujung ajalnya di atas ranjang sederhana. Dia berkata lirih, “Aku berjuang dalam banyak pertempuran mencari mati syahid, tidak ada tempat di tubuhku melainkan memiliki bekas luka tusuk tombak, pedang, atau belati, namun inilah aku, mati di tempat tidur seperti unta tua mati.”

Begitulah makna kematian di mata orang yang beriman. Ajal menjadi jalan kebahagiaan. Walaupun sudah mati di jalan yang benar, dia malah ingin menyempurnakan kematiannya dengan syahid di medan laga. Dia merasa bahagia melepas ajalnya di jalan yang paling mulia dalam Agama.



Sayyid Qutb lahir di Asyut, Mesir, 9 Oktober 1906. Dia terkenal sebagai sastrawan dan cendekiawan yang menghasilkan puluhan buku sastra dan keislaman. Semula dia berkarier sebagai pengawas di Departemen Pendidikan Mesir. Atas prestasi kerjanya, pemerintah Mesir mengirimnya belajar ke tiga perguruan tinggi di Amerika;
Wilson’s Teacher’s College-Washington, Greeley College- Colorado, dan Stanford University-California. Lalu Sayyid Qutb melanjutkan perjalanan menimba pengetahuan ke Italia, Inggris, dan Swiss serta negara-negara Eropa lainnya.

Sepulangnya ke Mesir, Sayyid Qutb menjadi pemimpin redaksi sebuah harian. Pada tahun 1954, dia mengkritik keras penyelewengan yang dilakukan Presiden Mesir, Gamal Abdel Naseer. Pada Mei 1955, Sayyid Qutb dipenjara, tiga bulan berikutnya hukumannya semakin berat dengan dijebloskan ke kamp kerja paksa selama 15 tahun.

Sembilan tahun dalam penderitaan berat, atas permintaan Presiden Irak Abdul Salam Arief, Sayyid Quth dibebaskan tahun 1964. Sayyid Qutb teguh dengan pendiriannya, menyuarakan keadilan bagi orang tertindas dan mengkritisi penguasa zalim. Habislah kesabaran presiden Mesir yang kembali menjebloskannya ke penjara dengan tuduhan makar. Hukumannya tak tanggung-tanggung, langsung dikenakan vonis mati.

Selama di penjara, Sayyid Qutb menulis kitab tafsir fenomenal Fi Zhilal Al-Qur’an. Sebuah kitab tafsir yang sangat indah karena ditulis oleh sastrawan dan amat dalam maknanya sebab ditulis oleh seseorang yang sedang menanti hukuman mati. Selama menulis tafsir itu, Sayyid Qutb menyucikan jiwanya. Dia tidak punya lagi kepentingan duniawi dalam proyek penulisan tafsirnya, maka tidaklah mengherankan karyanya ini menjadi sangat bermutu.


Dunia internasional berusaha keras mencegah hukuman mati Sayyid Qutb, tetapi pemerintah Mesir keras kepala dan tetap menggantung Sayyid Qutub pada 29 Agustus 1969. Nyawanya melayang tetapi kitab tafsirnya tetap abadi sepanjang masa. Menulis sebuah buku, apalagi menafsirkan Al-Qur’an merupakan bukti kekuatan jiwa yang mengagumkan. Dia menunjukkan kebahagiaan menyongsong ajalnya yang terindah, yaitu mati membela kebenaran, setelah menulis keagungan Al-Qur’an.

Orang-orang akan terpesona begitu membaca pembukaan kitab tafsir Fi Zhilal Al-Qur’an, di mana tercantum kebahagiaan tertinggi yang terungkap dari hamba Allah yang sedang menanti hukuman mati.


Sayyid Qutb menulis, “AI-Hayaa-u fii zhilal al-Qur’an ni’matun, laa yazuuquhaa illa man zaaqohaa...” Maksudnya, “ Hidup di bawah naungan Al-Qur’an adalah suatu nikmat terindah yang tidak akan diketahui kecuali oleh orang yang pernah merasakannya “.

Kalau orang sudah merasakan indahnya hidup dalam naungan Al-Qur’an, maka dia akan bahagia menanti kedatangan ajalnya. Ingin tahu indahnya hidup dan mati ? Satu-satunya cara adalah dengan mulai menjalani hidup sesuai kebenaran Al-Qur’an. Bukan saja hidup, mati pun akan terasa membahagiakan.


Kematian terindah adalah saat kita sedang berjihad di jalan Allah dengan penuh keyakinan dan Jihad terbesar dalam hidup ini adalah menjalani kehidupan dibawah naungan Al-Qur’an, Kematian paling malang adalah saat ajal datang, kita sedang jauh dari Al-Qur’an bahkan meninggal kebenaran dan petunjuk Al-Qur’an. Bagi orang yang bahagia tak ada bedanya hidup dengan mati, di penjara atau di luarnya. Dia tetap bahagia dalam kondisi apa pun. Menyelami keindahan Al-Quran akan membuat jiwa kuat dan bahagia.

MULIA kita dengan MEMBERI, ABADIKAN yang TERSISA dengan SEDEKAH

Kiriman : Uhkti Nisa
Oleh : Rumah Yatim Indonesia

Selasa, 12 Februari 2013

ANGAN BELAKA ATAU SEJATINYA RASA


aku punya rasa aku punya cinta
akan ku genggam ia sekuat tenaga

mungkin inikah sejatinya rasa
aku tahu, aku tak kan pernah bisa mendapatkannya
menyapa menatap wajahnya menggenggam tangannya
sampai mati aku takkan pernah bisa
namun aku tak rela bila rasa ini sirna

aku juga tahu bahwa ini adalah sebuah dosa
tak seharusnya aku mencinta untuk yang kedua
tak seharusnya pula aku menyakiti mereka
ini jelas salahku yang terjebak pada rasa

atau... mungkinkah ini hanya angan belaka
karena terlanjur mencinta dan tak rela sirna
lantas ku piara ia jauh di dasar dada

bila sepi mendera ku hadirkan ia tuk temani jiwa
ku sapa ia ku ajak bercerita dan tersenyum bersama
mungkin aku gila tapi aku sadar sepenuhnya
bahwa rasa itu ada

berulang kali aku mengusirnya tapi aku tak bisa
mungkinkah ini angan belaka ataukah sejatinya rasa?

Oleh : Beti Isfiyani
Semarang

5 WAKTU YANG KITA RINDU


Sudah berkali-kali, saat adzan berkumandang, pasti terparkir sebuah motor, dengan gerobak baso diatasnya….disebuah pelataran mesjid, dikomplek tempat tinggalku.
Hingga suatu saat, setelah sholat Magrib, aku coba menyapanya…saat itu lagi hujan besar, pasti nikmat, sambil menyantap baso hangat-hangat..

Mulai jam berapa keluar mas….tanyaku, saya keluar habis zuhur, kata si abang baso, sebut saja mas Amin. dia berkeliling hingga setelah isya…dari obrolan panjang, tersyirat…kata2 yang sebenarnya sudah lama terpatri dalam hatiku…
” SAYA DAGANG BASO, UNTUK ISI WAKTU SAJA AGAR TAK SIA-SIA SAMBIL IKHTIAR CARI NAFKAH PAK....., YANG UTAMANYA SAMBIL MENUNGGU WAKTU SHOLAT ”. Subhanallah.., jadi Panggilan Allah SWT ( Adzan/Waktu Sholat ) adalah Momen Terbaik dan Tertinggi diatas segala aktifitas duniawi kita.

Disuatu kesempatan, saat adzan Isya, kembali aku temukan…sebuah peristiwa yg mengharukan, saat Tukang baso ini dikerumuni calon pembeli…dengan santunnya dia berucap… maaf sudah Adzan isya’ saya tinggal dulu ke mesjid ya…dan dengan langkah pasti, dia Tinggalkan kerumunan pembeli itu… melaju mantap ke rumah Allah…

Sahabat, di Tangan Allahlah segala bentuk kekayaan, yang dibagikan kepada seluruh makhluk hanyalah setetes air ditengah luasnya samudera, mengapa kita harus takut kehilangan kekayaan yang tak seberapa untuk sejenak memenuhi panggilanNYA ? haruskah panggilan dari Dzat yang memenuhi segala kebutuhan kita, kita akhirkan karena adanya peluang yang mungkin tidak akan datang lagi, lalu siapakah yang menciptakan WAKTU dan Peluang itu sendiri ? jangankan sebuah Peluang, JATAH HIDUP kita saja bisa dicabut kapan saja kalau Allah SWT mau.

“Dan dirikanlah sholat, tunaikanlah zakat dan ruku’lah bersama orang-orang yang ruku’ (dalam keadaan berjamaah).” (Al Baqoroh: 43).

Rosululloh telah bersabda, “Demi Dzat yang jiwaku yang ada di tangan-Nya, ingin kiranya aku memerintahkan orang-orang untuk mengumpulkan kayu bakar, kemudian aku perintahkan mereka untuk menegakkan sholat yang telah dikumandangkan adzannya, lalu aku memerintahkan salah seorang untuk menjadi imam, lalu aku menuju orang-orang yang tidak mengikuti sholat jama’ah, kemudian aku bakar rumah-rumah mereka.” (HR. Bukhori)

Dari Abi Hurairah ra berkata bahwa Rasulullah SAW didatangi oleh seorang laki-laki yang buta dan berkata, “Ya Rasulullah, tidak ada orang yang menuntunku ke masjid. Rasulullah SAW berkata untuk memberikan keringanan untuknya. Ketika sudah berlalu, Rasulullah SAW memanggilnya dan bertanya, `Apakah kamu dengar azan shalat?`. `Ya`, jawabnya. `Datangilah`, kata Rasulullah SAW. (HR Muslim 1/452)

Sahabat besar Ibnu Mas’ud rodhiyallohu’anhu berkata tentang orang-orang yang tidak hadir dalam sholat jama’ah: “Telah kami saksikan (pada zaman kami), bahwa tidak ada orang yang meninggalkan sholat berjama’ah kecuali orang munafik yang telah diketahui kemunafikannya atau orang yang sakit”.

Wah…masa harus meninggalkan kantor atau rumah setiap kali waktu sholat tiba, bukankah salah satu ruang kantor atau rumah kita bisa kita jadikan Masjid untuk berjama’ah bersama para karyawan lain atau seluruh anggota keluarga ? Ajaran Islam tidak pernah mempersulit pengikutnya untuk melaksanakan ketaatan dan kepatuhan terhadap Allah SWT. selalu ada JALAN MUDAH untuk yang ingin TAAT ATURAN Allah SWT.

MULIA kita dengan MEMBERI, ABADIKAN yang TERSISA dengan SEDEKAH


Kiriman : Uhkti Nisa
Oleh : Rumah Yatim Indonesia

30.000,- UNTUK KAKEK


Sahabat semua yang dicintai Allah SWT, Cuma ada 3 investasi yang mampu mengekalkan kebajikan kita selama di Dunia hingga di Alam Penantian kita nanti : Sedekah yang Produktif, Ilmu yang mampu memberikan manfaat banyak orang dan Anak Sholeh ( Generasi Qur’ani ) yang siap mengemban amanah orang tua dan melanjutkan perjuangannya untuk Kemuliaan Islam dan Kaum Muslimin.

Sedekah, mungkin setiap kita sangat mudah melakukannya walau dengan nilai tak seberapa namun jika Tulus tetap saja Allah akan melipatgandakan nilai sedekah kita. Demikian juga Ilmu setiap kita mungkin juga sangat mudah memberikan dengan Cuma-Cuma bagi mereka yang mau dan membutuhkan. Tapi kalo sudah bicara Anak mungkin setiap kita akan menghadapi seribu satu masalah yang saling kait-mengait.

Untuk mencetak Anak Sholeh / Generasi Qur’ani ada banyak faktor yang harus benar-benar kita perhatikan :
... - Sejauhmana perhatian dan keterlibatan kita dalam mendidik anak kita ?
- Kepada siapa anak kita serahkan untuk dididik ?
- Bagiamana Lingkungan dan komunitas Pendidikannya ?
- Sistem Pendidikan apa yang diaplikasikan ? dan mungkin masih banyak lagi

Kisah dibawah ini mudah-mudahan menjadi pemicu buat kita untuk memberikan perhatian LEBIH kepada anak-anak kita.

======================================================
Seorang ayah ingin mengajarkan kepada anaknya sejak dini yang baru duduk dikelas 3 SD untuk mengatur uang jajannya. Sang anak diberi uang Rp 30.000 perminggu (termasuk ongkos ojek). Biasanya uang tersebut diberikan sang ayah sehari sebelum anaknya masuk sekolah.



Pada minggu pagi mereka berdua hendak jalan-jalan ke kota untuk menikmati liburan. Sebelum berangkat, tak lupa sang ayah memberikan uang jajan mingguan anaknya dengan tiga lembar uang Rp 10.000. Dan uang tersebut disimpan rapi dalam saku celananya.



Ditengah keasikan sang ayah dan anaknya menikmati hari libur mereka, tiba-tiba keduanya dikejutkan dengan kedatangan seorang kakek pengemis yangg telah tua renta sambil memelas.

Tak tega melihat sang kakek tua memelas, sang anak dengan sigap langsung mengeluarkan 3 lembar uang 10.000,- dari saku celana dan diberikan seluruhnya.



Kontan saja kakek pengemis ini terlihat sangat senang seraya mengucapkan rasa syukur dan terimakasih yang tak terkira kepada sang anak dan ayahnya ini.



Setelah si kakek tua berlalu, kemudian sang ayah bertanya;

“Sayang, kenapa kamu berikan semua uangmu untuk kakek itu? Bukankah satu lembar saja sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya hingga nanti malam?”



“Ayah..kalau kakek tua itu ikhlas menerima yang sedikit maka aku ikhlas untuk memberikan yang lebih besar!” Jawab anaknya dengan wajah tersenyum..



“Tek!!!” Hati sang ayah langsung tersentak kaget mendengar jawaban tersebut.



“Nah, terus uang jajanmu untuk seminggu ke depan bagaimana?” Tanya sang ayah mencoba menguji.



“Kan aku masih punya ayah dan bunda! Tidak seperti kakek tua itu yang mungkin hanya hidup sebatangkara di dunia ini.” Balas anaknya.



“Kenapa kamu begitu yakin kalo ayah dan bunda akan mengganti uang jajanmu? Ayah nggak janji loh?” Kembali sang ayah mengujinya.



“Kalo ayah merasa bahwa aku adalah amanah dari Allah yang dititipkan kepada ayah dan bunda, maka aku sangat yakin ayah dan bunda tak akan membiarkan aku kelaparan seperti kakek tua itu..” Jawab sang anak mantap.



Seakan sang ayah tak percaya dengan jawaban dari putranya hingga ia kehabisan kata-kata. Ia tak menyangka jawaban seperti itu keluar dari seorang bocah kelas 3 SD. Ia seperti sedang berhadapan dengan seorang ulama besar dan ia tak bernilai apa-apa ketika berada dihadapannya.



Lalu ia berjongkok dan memegang kedua pundak anaknya..

“Sayang…ayah dan bunda janji akan selalu menjaga dan merawatmu hingga Allah tetapkan batas umur ini. Ayah sangat sayang padamu..” Sambil kedua matanya berkaca-kaca seolah tak kuat menahan haru..



Sambil memegang kedua pipi ayahnya, sang anak membalas,

“Ayah tak perlu berkata seperti itu. Sejak dulu aku sudah tahu bahwa ayah dan bunda sangat mencintai dan menyayangiku. Kelak jika aku sudah dewasa aku akan selalu menjaga ayah dan bunda, dan aku tidak akan membiarkan ayah dan bunda hidup dijalan seperti kakek tua itu…”



Dan airmata sang ayahpun tak terbendung mendengar jawaban tulus dari anaknya. Dipeluklah tubuh mungil itu dengan sangat erat. Dan kedua larut dalam haru dan kasih sayang.



Sahabat........., selagi ada dan kita mampu bersedekah, sekecil apapun nilainya itulah sebenarnya INVESTASI kita yang SESUNGGUHNYA. Mari ABADIKAN YANG TERSISA DENGAN SEDEKAH.





MULIA kita dengan MEMBERI, ABADIKAN yang TERSISA dengan SEDEKAH


Kiriman : Uhkti Nisa
Oleh : Rumah Yatim Indonesia