Pagiku beku
meratapi malam bermistery
sebab isyarat terbaca : Penghianatan asa...
Pagiku kusam,
tangisan sesunggukan ratapi sikap
himbauan putih yang terabaikan, sia sia
Pagiku lirih,
dipenuhi bingkai luka terbuka disukma lara
buah ketidakpedulian pada jujur sesederhana kata
Pagiku rentan,
masih terus meninggalkan kepedihan,
meski seyogianya merelakan melodi melantunkan kenyataan...
---oleh Drs Mustahari Sembiring sang muham / putra fajar.---
---(J)Pondok bambu istanaku, Jumat 01 Feb 2013 . 08:34 wib.-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar