Kau terlahir suatu anugerah untuk kami
Tiada yang salah dari yang telah ter program
Keadaan adalah cemeti yang harus diperhitungkan
Kau adalah ujung tombak keceriaan keluarga kita
Suaramu adalah irama yang menjaga keseimbangan emosiku
Dekapan yang erat darimu adalah tanggung jawab dari seorang orang tua yang ingin anandanya besar kelak
Wahai angin sejuk dini hari,
Aku tertegun melihat dia tertidur dengan kelelahan raganya
Wahai hening malam yang menemaniku hingga dinihari yang tenang,
Siapakah yang kiranya sudi se setia kalian yang jujur tanpa suara temaniku lewati seperempat malam dingin ini.
Aku mulai pelan merayap sadar dari ke khilafan yang berkarma ini
Aku juga sulit keluar dari lingkaran kemudahan ini
Aku bahkan berkeseempatan mendapat hadiah tunai diwaktu itu
Siapa kalianyang perkasa datang padaku mempecut punggungku, yang sampai meninggalkan bekas taubatan nasuha di diri kami yang bertujan akhir dijalan yang benar abadi itu.
Penyesalan demi penyesalan sudah mulai datang di diri yang tua
Seru dariMu sangat hamba dambakan diusia yang mulailah untuk berfikir untuk menahan diri dan angkara murka
Kau bukan lagi reemaja yang suka bermain hati kepada sesama mereka,
Kau sudah mulai berbau minyak angin dari krenjang bayimu
Kau sudah sangat matang,
dan lihai dalam bercinta dibalik kelambu resbang berbaringmu
Isilah hidupmu dengan berlama-lama pada sikecil itu
Basahilah bulu yang ada diwajahmu dengan air penolongmu nanti bersaksi disana kelak
Tentu itu harapan umat yang ingin bertaubat.
Oleh Irfan Ramadhan
-19 Feb.2013,01:55 Wib
Tanjungbalai,Sumatera Utara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar