Selasa, 12 Februari 2013
30.000,- UNTUK KAKEK
Sahabat semua yang dicintai Allah SWT, Cuma ada 3 investasi yang mampu mengekalkan kebajikan kita selama di Dunia hingga di Alam Penantian kita nanti : Sedekah yang Produktif, Ilmu yang mampu memberikan manfaat banyak orang dan Anak Sholeh ( Generasi Qur’ani ) yang siap mengemban amanah orang tua dan melanjutkan perjuangannya untuk Kemuliaan Islam dan Kaum Muslimin.
Sedekah, mungkin setiap kita sangat mudah melakukannya walau dengan nilai tak seberapa namun jika Tulus tetap saja Allah akan melipatgandakan nilai sedekah kita. Demikian juga Ilmu setiap kita mungkin juga sangat mudah memberikan dengan Cuma-Cuma bagi mereka yang mau dan membutuhkan. Tapi kalo sudah bicara Anak mungkin setiap kita akan menghadapi seribu satu masalah yang saling kait-mengait.
Untuk mencetak Anak Sholeh / Generasi Qur’ani ada banyak faktor yang harus benar-benar kita perhatikan :
... - Sejauhmana perhatian dan keterlibatan kita dalam mendidik anak kita ?
- Kepada siapa anak kita serahkan untuk dididik ?
- Bagiamana Lingkungan dan komunitas Pendidikannya ?
- Sistem Pendidikan apa yang diaplikasikan ? dan mungkin masih banyak lagi
Kisah dibawah ini mudah-mudahan menjadi pemicu buat kita untuk memberikan perhatian LEBIH kepada anak-anak kita.
======================================================
Seorang ayah ingin mengajarkan kepada anaknya sejak dini yang baru duduk dikelas 3 SD untuk mengatur uang jajannya. Sang anak diberi uang Rp 30.000 perminggu (termasuk ongkos ojek). Biasanya uang tersebut diberikan sang ayah sehari sebelum anaknya masuk sekolah.
Pada minggu pagi mereka berdua hendak jalan-jalan ke kota untuk menikmati liburan. Sebelum berangkat, tak lupa sang ayah memberikan uang jajan mingguan anaknya dengan tiga lembar uang Rp 10.000. Dan uang tersebut disimpan rapi dalam saku celananya.
Ditengah keasikan sang ayah dan anaknya menikmati hari libur mereka, tiba-tiba keduanya dikejutkan dengan kedatangan seorang kakek pengemis yangg telah tua renta sambil memelas.
Tak tega melihat sang kakek tua memelas, sang anak dengan sigap langsung mengeluarkan 3 lembar uang 10.000,- dari saku celana dan diberikan seluruhnya.
Kontan saja kakek pengemis ini terlihat sangat senang seraya mengucapkan rasa syukur dan terimakasih yang tak terkira kepada sang anak dan ayahnya ini.
Setelah si kakek tua berlalu, kemudian sang ayah bertanya;
“Sayang, kenapa kamu berikan semua uangmu untuk kakek itu? Bukankah satu lembar saja sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya hingga nanti malam?”
“Ayah..kalau kakek tua itu ikhlas menerima yang sedikit maka aku ikhlas untuk memberikan yang lebih besar!” Jawab anaknya dengan wajah tersenyum..
“Tek!!!” Hati sang ayah langsung tersentak kaget mendengar jawaban tersebut.
“Nah, terus uang jajanmu untuk seminggu ke depan bagaimana?” Tanya sang ayah mencoba menguji.
“Kan aku masih punya ayah dan bunda! Tidak seperti kakek tua itu yang mungkin hanya hidup sebatangkara di dunia ini.” Balas anaknya.
“Kenapa kamu begitu yakin kalo ayah dan bunda akan mengganti uang jajanmu? Ayah nggak janji loh?” Kembali sang ayah mengujinya.
“Kalo ayah merasa bahwa aku adalah amanah dari Allah yang dititipkan kepada ayah dan bunda, maka aku sangat yakin ayah dan bunda tak akan membiarkan aku kelaparan seperti kakek tua itu..” Jawab sang anak mantap.
Seakan sang ayah tak percaya dengan jawaban dari putranya hingga ia kehabisan kata-kata. Ia tak menyangka jawaban seperti itu keluar dari seorang bocah kelas 3 SD. Ia seperti sedang berhadapan dengan seorang ulama besar dan ia tak bernilai apa-apa ketika berada dihadapannya.
Lalu ia berjongkok dan memegang kedua pundak anaknya..
“Sayang…ayah dan bunda janji akan selalu menjaga dan merawatmu hingga Allah tetapkan batas umur ini. Ayah sangat sayang padamu..” Sambil kedua matanya berkaca-kaca seolah tak kuat menahan haru..
Sambil memegang kedua pipi ayahnya, sang anak membalas,
“Ayah tak perlu berkata seperti itu. Sejak dulu aku sudah tahu bahwa ayah dan bunda sangat mencintai dan menyayangiku. Kelak jika aku sudah dewasa aku akan selalu menjaga ayah dan bunda, dan aku tidak akan membiarkan ayah dan bunda hidup dijalan seperti kakek tua itu…”
Dan airmata sang ayahpun tak terbendung mendengar jawaban tulus dari anaknya. Dipeluklah tubuh mungil itu dengan sangat erat. Dan kedua larut dalam haru dan kasih sayang.
Sahabat........., selagi ada dan kita mampu bersedekah, sekecil apapun nilainya itulah sebenarnya INVESTASI kita yang SESUNGGUHNYA. Mari ABADIKAN YANG TERSISA DENGAN SEDEKAH.
MULIA kita dengan MEMBERI, ABADIKAN yang TERSISA dengan SEDEKAH
Kiriman : Uhkti Nisa
Oleh : Rumah Yatim Indonesia
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar