Selasa, 05 Februari 2013
MUTASI PARA RANTAI
aku keramik tak berwarna ,
selalu menananti cahaya dari gurun hingga samudra
aku tidak takut bahkan lelah menghadapi pasir yang akan menenggelamkanku ,
karena aku adalah sesosok emas dibalik rias keramik tak berwarna !
yang selalu bergemuruh di tengah senja ,
selalu bernafas pada sudut indra ,
berbatasan alam , dengan bintang sebagai petunjukku ,
hari ini dan nanti , mereka saksi dari aksara kuil-kuil harpa ,
kapas bernyanyi mengikuti alur jiwa ,
separuh hati bermain dalam gelapnya surya ,
surga cinta , menertawai kita dalam dosa,
terdiam dan ingin menembus cahaya,
bahwa semua canda bersama taman dunia ,
dan hari tak lagi muda ,
dan malam tak lagi tua ,
aku melukai separuh dari harta pencarianku ,
dan kau , menghilangkan seperempat pemuda yang gila akan dirimu ,
malam ini bersambung ,
terus bersambung , dan akan bersambung ,
terhubung pada emas merpati terbang dalam gelap ,
citra utama melukis dinding bergambar "mutasi para rantai"
lilin kecilpun bertanya ,
sewaktu-waktu aku akan mati ,
menanggung semua keagungan pedati ,
musnah , dan hancur hingga akar keajaiban dunia ,
manusia bersemedi ,
manusia bersandi ,
manusia tertatih ,
dan manusia akan merintih !
Alex Wahyu 05.02.2013
UKKES
Padang. Sumatera Barat
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar