Suara lengkinganmu nyanyian nurani,
pendar-pendar rasa disuramnya kebenaran sejati,
saat hujan begini bagaimana mungkin tak basah dipeluk rinai,
jika tak begitu masakah berpayung disiang bolong,
apalagi sang surya enggan menyapa..
Kita cuma bisa berbicara pada apa yang nyata,
tak lebih menghardik awan...
Lama sekali aku menunggu badai itu,
separuh usiaku menyampah dibelantara aksara,
bahkan saat terbangun aku ada dimeja judi kehidupan,
Kutegaskan,
syair adalah mantera melebihi dalamnya doa,
keluar dari nurani terdalam , sumur nurani tak berujung,
saat mana kegelapan adalah magna, sunyi adalah wadah..
Bacalah semua sebagai nyata , meski berbaju metafora, pada gilirannya terlahir dengan sederhana...
terserah dimana kita menempatkannya..
Oleh Drs Mustahari Sembiring sang muham.-
(JT)Pondok bambu istanaku, Sabtu 13 July 2013/22:37wib.-
Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar