aksara puisi kulukiskan behamburan di darat laut udara
seiring sesaat kutunggu di perbatasan pantai bersemayam dalam
jiwa ragaku nan bergolara sepanjang masa disaat kau mengigau
di mana desah nafasku bagaikan angin mendesir ke kupingmu
kecewa sungguh hatiku spele tetap dalam relungan hatimu
bahwa aku seorang petualang meresahkan jiwamu
di atas bukit kau pandang diriku melayang sepertinya sebuah
layangan dengan tali kau pegang kendatipun demikian disatu
saat kembali akan ke pangkalan seiring kau bentangkan dada
bahwa akulah seekor kepompong kau pikirkan siang malam
hasrat berderai di atas tiang layar
meskipun puisi terhempas namun jiwa ragaku kokoh amat
menantikan sekelumit kerinduan dengan uluran tangan sambil
mengucapkan selamat datang di pagi hari yang cerah disaat
sinar mentari memancarkan sinar harapan akan kerinduan kita
semai bersama di sebuah ladang panjang dalam dunia maya
yang kelam
kenapa tidak?puisi terhempas terkapar di atas batu karang
pantai dengan memercik ke dada, di mana sang ratu Ni Putu
Putri Suastini terbawa arus gelombang dengan kekasih tercinta
disaat cinta bersemai di pantai pasir putih pulau Dewata
terindah nan permai sepanjang hayat
puisimu adalah imaginasiku
terbayang di wajah disaat kau melantunkan suara sinis mendesir
bagaikan angin spo-spoi di atas laut disaat pelangi melingkar dalam
jiwaku,seorangpun tak tahu,Tuhan pasrah Maha tahu segalanya
tersirat dalam kerinduanku
Oleh : siamir marulafau
Tidak ada komentar:
Posting Komentar