MERETAS OMBAK
Kuretas ombak sitanjung bangsi
Arus gelombang tangisi hati
Garisnya hidup mengoyak mimpi
Riak dititi atas kemudi
Bahtera mengukir arus samudera
Jenuh sudah kubergumul dengan nista
Hatiku berpacu melesat melejit
Menembus tujuh pintu langit
Seraya berdoa
Mengharap titah Sang kuasa
Bergemalah gemintang
Diatas mega impian
Demi sang kekasih sibiran
Oleh: Syamsul Rizal (Tok Laut)
Tanjungbalai,Sumatera Utara
SKETSA ASA DI AKSARA KITA
kenapa degup jantung dunia yang bertengger dihati ini bernada kencang ketika membaca lirik sajak puisimu.....
kenapa rasa denyut rindu bergelora seperti ruh topan andilaugana ketika meng-eja makna puisimu.....
hoi.....ruh ruh yang merona......
menyatulah dalam keterjagaan sajak puisi kita yang sama-sama terlantar dalam fakta yang ada........
kita hadir tanpa kata-kata......
kita menjelma tanpa tanda-tanda.....
akhirnya kita menyatu dalam sukma sajak puisi ada pada kitab cassanova.......
Oleh : Syamsul Rizal (Tok Laut)
Tanjungbalai,Sumatera Utara
Rabu,15 Mei 2013
WASIAT DATOK MUSTAHARI SEMBIRING UNTUK ANAK-ANAK PESISIR
Datok Mustahari Sembiring berkata ;
Jarum emas yang kusematkan dipikiranmu
akn mampu menjahit robekan arus samudera
Riuh renta gelombang anak-anak pantai kita
yang terkapar dan yang terdampar....
akan sirna dan mereda......
yakinlah......
Tok laut lalu menjawab :
Siap Datok....... Titah Datok akan kami junjung tinggi..
namun...apakah mambang lautku tidak perlu lagi di
asap dupa-i dan di mantrai .....Datok...
Datok Mustahari Sembiring berkata lagi :
Huh........
Hoi......pangeran jumbalang tanah
Cukup daratan yang kau rambah...
tinggalkanlah sedikit untuk panunggu si tali arus
dan Sang Panglima hitam di gunungku ....
Jangan coba-coba sentuh bibir pantai itu
karna itu di luar kekuasaan-Mu....
Hei....TOK LAUT........majulah...aku bersamamu....
Tok Laut sembari menjawab :
Wasiat Datok akan kami junjung tinggi....
Datok Mustahari Sembiring dan menyudahi percakapan itu dengan berkata :
Hm....ya.....
Oleh : Syamsul Rizal (Toka Laut)
Tanjungbalai,Sumatera Utara
Minggu, 19 Mei 2013
SAHABAT TERBAIKKU
Hoi.... Drs Mustahari Sembiring sahabatku
Kadang kita bersembunyi dibalik bayang-bayang
Kadang kita bercengkrama dengan pekatnya malam
Kadang kita dikejar ilusinasi puisi
sampai menghantarkan kita kebibir pantai
di area media RPS ini
Salam Teater Pk Jendral.....he...he...
Oleh Syamsul Rizal (Tok Laut)
Tanjungbalai,Sumatera Utara
Dari : Kamar Puisi Tok Laut
Minggu, 19 Mei 2013
ADE NELY
Ade Nely.....kaukah itu......
Angin semilir pantai asahan senja ini
membawa instrumen ingatan jiwa
pada ribunan puisi dasn prosa kita
dunia memang abstrak......
dunia memang seperti wajah baronk.....
ddunia memang klise
dan ombak....takkan mampu merobohkan oerahu pattimura....
Oleh Syamsul rizal (Tok Laut)
Tanjungbalai,Sumatera Utara
Minggu, 19 Mei 2013
SAJAK UNTUK PEKERJA TEATER
Kita setiap saat bergumul dengan beban puisi
Yang diperankan teaterawan dalam pentas bumi
Kami tidak menyamakanmu sebagai sang sutradara ya Robby
Matahari bulan adalah properti
yang harus kami sentuh dalam setiap ackting kami
sebab meski lewat jalan pintas sekalipun peran kami
kami tau hak kami dan hakmu
ekspresi kami
dialog vocal kami
iner yang keluar dari aura jiwa peran kami
Tetap akan mematuhi hukum pentasmu
Ya Robby Ya Tuhan kami
Kami tau naskah yang kami perankan
tidak seindah yang kau inginkan
Meski sang takdir telah menulis skenarionya
Meski sang malaikat akan tetap mengamati peran-peran kami
Adakah kami akan tercatat sebagai aktor terbaikmu nanti
Atau sama sekali tak termasuk dalam catatan pentingmu
Ya Robby Ya Ilahi
Akukah Pekerja seni sejati yang layak berjumpa Ilahiyat-Mu
Atau aku hanya pekerja seni picisan yang lahir dari katabalece sang setan
Ya..Robby..Ya Ilahi
Kami lantunkan syair ini memenuhi tuntunan-Mu
yang menyeru kami sebagai penyair dibumi
Ya arobby Ya Ilahi
Mohon ridhomu
Catatlah kami sebagai seniman sejati dihari nanti
Oleh : Syamsul Rizal (tok Laut)
Tanjungbalai,Sumatera Utara
Minggu, 19 Mei 2013
KIDUNG CINTA
Kidung cinta bersenandung
Digemuruh lautan rindu
Terukir di arus samudera
Tanpa ada tanda.., yang nyata
Selendang panjang berpilin benang
Tak kusangka menggendong gelombang
Kasih sayang tak dapat kugenggam
Layarku koyak dihempang badai……..
Desir hati berselimut sutra
tak kau simpul dengan jiwa...
kita enggan layarkan bahtera
takut menatap kemilau dunia
kasih….
Laut yang meluap atas pantai
Tak la seganas ombak melulur tanah
kasih
Barangkali bermaknakah lagi
Jika pikirku terbawa arus samudera
Angin bawalah kami terbang
Kecakrawala …..
Agar dipelangi jingga
Kami pajang doa
Agar kami bertamasya disana
Oleh : Syamsul Rizal (Tok Laut)
Tanjungbalai,sumatera utara
Dari Kamar Puisi Tok Laut
Minggu, 19 Mei 2013
SAJAK UNTUK MU
Dibalik senyum simpulku yg indah...
ku hanya persembahkan untukmu haii takdir mimpiku...
Dilubuk hatiku ini tersimpan berjuta rindu yg menggebu...
akankah kemarau rindu ini tersapu oleh hujan sewindu...
yg trbelenggu oleh dinding waktu yg tak berpenunggu...
jiwaku layu tersaput gelombang biru...
akankah ku temukan mimpi indah itu buatmu Haii takdir mimpiku.....
Oleh : Syamsul Rizal (Tok Laut)
Tanjungbalai,Sumatera Utara
Dari : Kamar Peraduan Puisi Maiya Sifha ( Hafnidar - Nino )
Minggu, 19 Mei 2013
JALANGNYA MALAM
Akan ku-usap dari dahimu keringat yang tumpah
Akan kugenggam gerai rambut yang terurai dipundakmu
Lahar merona yang muntah dari gunung jiwa
akan goyangkan ombak samudera yang memuncak tinggi
Rebahlah dipangkuan sorgawi berbantalkan kalbuku
Tak ada perahu yang terombang ambing lagi
Tak ada yang mencibir serat wajah bumi lagi
sebab alam kita telah tuntas membelai mentari
Kerinduan dan harapan
adalah gandengan tangan dari jalangnya malam
Oleh : Syamsul Rizal (Tok Laut)
Tanjungbalai,Sumatera Utara
Dari : Kamar Puisi Tok Laut
( sajak liang luka buat sababat terbaikku )
Minggu, 19 Mei 2013
ATRIBUT KENEGARAAN
Para tokoh dibalik meja itu
Sering melempar bola dari jendela kantornya
kehalaman rumah kita
Kadang ada yang menyundul dengan kepala
membuat bola terlempar kejalan raya
digilas ganasnya jalan diantara padasnya batuan
Seorang mahasiswa melintas seperti wasit yang gesit
tanpa kartu kuning merah dan pluit
sebab apbn sedang defisit
Tanah bumi sedang padat dengan bangunan pertokoan
tak ada celah untuk membentang lapangan buat permainan
ktp
surat nikah
surat dari segala surat
yang berlomba bernyanyi diatas nada kybord computer hari ini
adalah lapangan empuk tempat bermain para pecundang
yang selalu dicangkul dengan cara rebutan
akta autentik itu selalu ramai diserbu orang
dan wajib pula dimiliki semua orang
untuk syarat bermain petak umpat disela-sela gang jalan
semua bermain saling mengapit
sebab para pemain memakai kartu berpikiran sempit
dimana-mana orang mencari tuhan duit
ada yang menjual martabak untuk sebuah martabat
dan ada pula yang menjual martabat untuk sebuah martabak
Mau tak mau semuanya harus dihalalkan
Sebab tak ada lagi pengabdian diatas ketidakpastian
dan tak adapula kepastian diatas hukum yang dijalankan
Semua serba centang prenang
Berenang gaya kupu-kupu diatas awan
Memancing ikan diaqtas daratan
Menanak nasi diatas pundak orang
Membangun rumah diatas mega impian
Seolah olah tak ada masa berjumpa dengan tuhan
Tuhan tuhan mereka pajangkan
diatas kertas bertinta hitam
Bermatrei biru yang sudah disyahkan
Kita sama-sama merenda hari esok dikegelapan
Semua atribut kenegaraan digadaikan
diatas moral yang karatan
Oleh : Syamsul Rizal (Tok Laut)
Tanjungbalai,sumatera Utara
Dari : Kamar Puisi Tok Laut
Minggu, 19 Mei 2013
SYAMSUL RIZAL (TOK LAUT) |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar