Begitulah penyair , bermain dengan lisannya menciptan tulisan , jeli membentuk permainan dalam kata guna merespon keinginan hasrat di jiwa , pola pikir yang melawan logika , mengandalkan imajinasi menggabungkan rupa manusiawi, melukis setiap inci pandangan mengayunkan tinta lalu bercerita,
gesture tubuh tumbuh mengiringi gerak keprihatian semata, kadang menangis lalu menjiwai masuk kedalam roda kehidupan itu sendiri, dunia sebagai media , bertutur lembut dalam kiasan melawan ukiran, senja sangat di gemari untuk dinikmati , melepaskan nafsu untuk bercinta dengan alam, kekayaan roh untuk di petuturkan kejayaan kata untuk di publikasian pada setiap makhluk yang bernafas dan berfikir dalam waktu lisan akan menjadi kata , kiasan akan menjadi nada yang tajam dan mematikan , aku penyair dan mereka penyair , begitulah kami menerawang asmara dengan kekayaan kosa-kosa pramuria, kami penyair duduk diam di beranda, dan kami penyair telah menaklukan derita harta.
Oleh : Alek Wahyu Nurbista Lukmana
Padang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar