Kuseru kau sang rembulan
Yang bersembunyi dibalik awan
Ketika kugapai mendekat bintang
Malam fana sirna dan hilang
Kuberlari jauh mengambang
Gamang gentayang hoi ruh yang malang
Tangis menyepi dikisi pandang
Hampa bertabur semai diladang
Oh....Mey ling kusayang
Mey ling kumalang
Petang menghilang dibalik awan
Oh... Mey ling kusayang
Mey ling ku malang
Pedih dihadang naluri yang dalam
Oleh: Syamsul Rizal (Tok Laut)
Tanjungbalai,Sumatera Utara
Kamar Puisi Tok Laut
FALSAFAH JAWA
SANG SRI SULTAN AGUNG
FALSAFAH KEPEMIMPINAN SULTAN AGUNG yang diungkapkan lewat SERAT SASTRA GENDHING memuat TUJUH AMANAH
• SWADANA MAHARJENG TURSITA artinya Intlektual, jujur, berilmu, dan pandai menjaga nama, mampu menjalin komonikasi atas dasar prinsip kemandirian
• BAHNI BAHNA AMURBEG JURIT artinya Slalu berada didepan dengan memberikan keteladanan dalam membela keadilan dan kebenaran.
• RUKTI SETYA GARBA RUKMI artinya Pemimpin harus memiliki tekad bulatmenghimpun segala daya dan potensi guna kemakmuran dan ketinggian martabat bangsa
• SRIPANDAYASIH KRANI artinya Pemimpin harus memiliki tekad untuk menjaga sumber-sumber kesucian Agama dan Kebudayaan, agar berdaya mamfaat bagi masyarakat luas.
• GAUGANA HASTA artinya Seorang Pemimpin harus mengembangkan SENI SASTRA, SENI SUARA, SENI TARI dan SENI lainnya guna mengisi peradaban bangsa
• STIRANGGANA CITA artinya Pemimpin harus memiliki keinginan kuat untuk melestarikan dan mengembangkan budaya, mengembangkan Ilmu Pengetahuandan membawa obor kebahagiaan Ummat manusia.
• SMARA BHUMI ADI MANGGALA artinya Pemimpin harus menjadi pelopor pemersatu dari berbagai kepentingan yang berbeda-beda dari waktu ke waktu, serta berperan dalam perdamaian dunia
Dikirim O;eh : Syamsul Rizal (Tok Laut)
Tanjungbalai,Sumatera Utara
Senin, 20 Mei 2013
GRILYA HATI
Sang bunga langka sorgawi itu berkata ;
ku berjibaku lewat syair kata
meranggas nyawa yg tak bersuara
lantas kulihat dinding hati bumi
meneteskan darah
tanah melulur angin pada semilir singgasana peraduan
tanpa nyali melingkar selimut yang tergugu-gugu
hm....cerminku retak oleh wajahku sendiri
birahiku tertulis ditugu prasasti
menjadi pamflet angka-angka duniawi
Kitab samawi dan jabur melukiskan takdir hidup
yang bergelora dalam detak darah
atas nama ............huh...............
Dia sudah mau pulang sahabat.....
sajakku belum tuntas mengitari alam maya ini
hm......
Kuseru kau ..............dalam alam imajinasiku...
Oleh : Syamsul Rizal (Tok laut)
Tanjungbalai,Sumatera Utara
Dari : Kamar Puisi Tok Laut
( Sajak untuk sahabat terbaikku )
Selasa, 21 Mei 2013
HOI...HULUBALANG
Ketika aku merebahkan kepala dibahumu
ada hasrat dalam hati ingin membangunkan samadimu
tak teriakan santri dibelakang benderaku
akan terus melengking kelangit
bisikkan kata rindu
Hei.......Hulubalang........bangun......
perahumu sudah berkiambang diatas karang laut
Tak ada Ruang Pekerja Seni diatasnya
Apalagi senyum lirih Syech Datok Laut
he...he....he......
Aku takut perahumu akan ditabrk Kapal Kompeni
karna perahumu kutau tak pakai Kompas
apalagi Angka-angka yang pas
karna sudah diselimuti gang-gang....
suasana laut serba Abstrak dan berombak......
dan hanya Alang jermal-lah yang tau dimana langit ditoreh....
namun puting beliung belum menunjukkan tanda
akan datangnya Syech Datok Laut bersama santrinya....
Hoi...hulubalang.....bangunlah.....
Jangan jaga tapi tertidur
Hoi....Hulubalang........awas jumbalang datang dari simpang empat
yang kepalanya dua kakinya beracun...
Hoi.......Jumbalang....lihat santrimu tertidur..
Oleh : Syamsul Rizal (Tok Laut)
Tanjungbalai,Sumatera Utara
Selasa, 21 Mei 2013
SAJAK BUAT ENDANG MISNAWATI
Endang Misnawaty kaukah itu...
yang dulu ada pada primbon jawi....
menulis takdir disenja ini....
tak perlu kau habiskan gelora atas pantai yang meluap.....
sebab ia akan tumpah melulur tanah yang rebah.....
Endang Misnawati......oh.....
Oleh : Syamsul Rizal (Tok Laut)
Tanjungbalai,Sumatera Utara
Dari : Kamar Puisi Tok Laut
Selasa, 21 Mei 2013
SERAT
Aku sudah sirup sum sum tulangmu
hingga ke akar langit
kacamatamu mengintipku torehkan birahi
kenapa kau tak ter-engah rebahkan bintang
umurku diujung senja yang tak pernah pagi
belum pernah tuntas membelai mentari
huh.........kuhisap tembakau kemenyan tembakau deli
gerahkan mimpi usang malam ini
adindaku.....dimana bantal gulingku yang kau curi...
hingga peraduanku terbakar ditelan mimpi
Oleh : Syamsul Rizal (Tok Laut)
Tanjungbalai,Sumatera Utara
Selasa, 21 Mei 2013
POTRET NESTAPA ANAK NEGERI
tetes air mata bidadari sorga tumpah membasahi bumi pertiwi
kerajaan pecundang yang bertengger di ladang iman kita yang picisan
seolah tafakur dalam jiwa yang haru biru
padahal kita adalah abu zahal-abu zahal teladan
yang mendapat prediket terbaik di bumi tetes air mata darah ini
Tuhan....suara kami tak dapat melengking menembus pintu langit
sebab suara kami suara parau dari ketiadaan kursi cantik dan sepadan
Tuhan suara kami tak lantang menjajar kamar ruang sidang
tempak para malaikat di kursi goyang
sudahlah anak-anak negriku
pejamkan matamu
ikuti arahan ku
konsentrasi mulai
" pusatkan pikirin.....arahkan energy ruh ke dalam kesepakatan.....lalu ingat baik-baik....bahwa di dalam kepahitan hidup...ada nikmat yang tiada tara.....menangis bukanlah tindakan cengeng anak-anak negriku...tetapi itu juga merupakan kehampiran kita dengan sang kekasih tercinta...allah maha zat.....".......anak-anak negriku........bulu halus garuda tak sehangat du;lu lagi menyelimuti kedinginan tubuh kurus mu.........
NALURI KEMANUSIAAN KITA TELAH PUDAR DAN HILANG DITELAN ZAMAN
KE-EGOAN KITA BERTENGGER DI IMAN PICISAN YANG AKAN MEMPORAKPORANDSAKAN RUH-RUH DI SORGA
HIDUP ADALAH SEBUAH PERSEPSI DAN ILUSINASI
Oleh: Syamsul Rizal (Tok Laut)
Tanjungbalai,Sumatera Utara
Kamis, 18 Juli 2013
HARAPANKU
Anak-anakku
kulecut tulang dan nadiku untukmu
pada kesenjaan yang temaram ditelan sunyi
Anak-anakku
kurebahkan roda dunia dengan martil citaku
untuk kau kenderai meniti pematang dunia
Anak-anakku
kupasung kemerdekaanku
diatas citaku padamu
Anak-aanakku
Aku lelah
aku letih
Anak-anakku
kau tetap ku hantar ke ujung jalan
meneui gerbang penuh gapura cinta
Anak-anakku
.............................
...............................
Oleh: Syamsul Rizal (Tok Laut)
Tanjungbalai,Sumatera Utara
Kamis, 18 Juli 2013
INI AKU
Kita lecut keabadian kita
kita lari dari lari kita
menunggang kuda liar di seperempat hutan rimba kita
masuk dalam perburuan tak terhingga
merobek akar rumput hijau
selayaknyalah mati suri dalam diam
langit tak menderu atas bisik yang berkepanjangan
huh....
kuda liar hidupku
menoleh kembali kemasa silam
huh....
jalan inikah yang tadi ku lewati kawan......
Oleh: Syamsul Rizal (Tok Laut)
Tanjungbalai,Sumatera Utara
Kamis, 18 Juli 2013
SYAMSUL RIZAL (TOK LAUT) |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar