Mencatat sebuah aib adalah aib sendiri,
ketika kita tak mampu memaapkannya
Tak mudah mengurai batunya hati,
apalagi jika kita merangkumnya dalam kemarahan
bahkan bertambah runcing saja lidah menyayatkan lara
Aku sudah sampai dibatas tanya,
saat jawabnya cuma kesia-siaan belaka
Berujung dikenyataan yang terus menghampa
ketika tak ada lagi harapan membenihkan rasa
menjadi hambar semua yang pernah ada
Oleh Drs Mustahari sembiring sang muham.-
(JP)Jejak tertinggal, Minggu pagi, 07 July 2013. 08:47 wib,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar