aksara puisi mendesis bagaikan ular
membelit melingkar di pagar tanah gersang
puisi beraksara bahasaku alat pemersatu
bertubi-tubi dilantumkan di sebuah gua
gelap bersinar tidak dalam keredupan hidup
merana
penderitaan rakyat dipikirkan tidak
asalkan isi perut katong tebal mengoceh
sepanjang masa
tipuan umat segala aspek terhindarkan tidak
sungguh janji tinggal janji, disaat aku
butuh suara manusia mendukung kenaikan
pesawatku di atas langit membiru,siapa tahu?
keberuntungan di tangan masing-masing
kuberikan imbalan setimbal
sungguh janji tinggal janji, disaat aku
tergiur kursi berantai emas membawa aku ke syurga
siapa tahu nasib berubah?konon dusta tiada
tersirat
sungguh janji tinggal janji, disaat aku
terpilih jadi raja dunia kau jadi permaisuri
semua impian dalam hidup teratasi dari bawah
sampai ke langit ke 7
penderitaan semakin menjadi seiring
janji tertagih sudah di tiang gantungan,mengapa
tidak?sosok ucapan terucap perbuatan tak sesuai
rakyat bangkit "bersatu kita teguh bercerai
kita rubuh"
aku adalah pemimpin, mau apa kalian?
janjiku janji mulus disaat aku tertidur dengan ulahku
tidak patuh tindakan berlanjut
Oleh : siamir marulafau
Medan,Sumatera Utara
01072017>puisi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar