bait demi bait kulontarkan
masih saja kau pendamkan
mentari ikut jua membakar
membias di bumi Tuhan
cahaya redup gelap bagaikan
gua di tengah hutan
aksara puisku berhamburan
terbakar seiring minyak pelumas
pelicin tidak secukup kuharapkan
bensin-bensin kering di tanah
gersang, cukup tidak menjalankan
roda empat kunaiki di taman
budaya,sungguh memprihatinkan
puisiku terbakar sinar mentari
mencuapkan asap, kabut
memancar ke segala arah
puisiku tinggal nama,judulpun
dihiraukan tidak, dibaca tidak
piuisiku terbakar seiring tanah
air, bumiku bumi Tuhan diguras
minyak-minyak bertebaran,hilang
tanpa jejak sementara rakyat
tersendak
puisiku berleter minyak
penghidupan berdiam di tanah
leluhur kucinta ikut jua terbakar
di mana nilai rupiah terbakar
hidup, jiwa raga seniku jua ikut
musnah terbakar,siapa bertanggung
jawab nasib rakyat melarat?
Oleh : siamir marulafau
Medan,Sumatera Utara
30062013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar