ketika rintihhujan menjalang"
serupa dahaga yang rentan "
ketika angin meperkosa jiwa ku"
se'akan terbang membawa kehangatan"
debu hati ku bercampur menjadi sebuah lumpur kehangatan"
bersatu menjadi segumpal darah sehayatan"
raga ku bersatu dalam kalbu tubuh mu"
menjadi satu tubuh yang bergemahan"
ku ikatkan tali kelemahan ku"
menjadi kekuatan di tubuh indah mu"
sukma berkubur hayati"
se'akan lembeyung menghayati kalbu"
usap usap tangan hangat mu"
membelai wajah remuk ku"
menjadi satu kecambuk bagi jiwa ku"
ooh tikanyanasari"
kau bagaikan kalbu sejuta kalbu"
berwajah semua mencermin'kan ilmu"
by wira ara sudibyo
Tanjungbalai,Sumatera Utara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar