Sekian lama persiapkan diri,
harap - harap cemas terus hantui
setelah magrib, nyata juga ujian ini
Bahagia sekaligus berhimpit kecewa hadir bersama,
bagaimana aku harus bicara,
memilih satu diantara kalian berdua penerus sang muham,
seperti memilih buah simalakama, harus memakannya
Relakanlah diri tertunda demi saudara sulungmu ,anakku
tak ada lagi payung cadangan baginya, tapi ada buatmu
Memahami perihnya gagalmu adalah luka terdalam hatiku,
patah asa ini, remuk redam jiwa ini : kuselipkan dibalik senyum
Anakku , pewaris sang muham
pengorbanan adalah derajat tertinggi pahala,
mari menyatukan visi, misi segenap kekuatan rohani
kita pagari, dukung dan kawal si sulung hingga puncak
tercatat menjadi warga candi baru, bhumi Bhayangkara
Oleh Drs Mustahari Sembiring sang muham.-
(J) Pondok bambu istanaku , Sabtu 08 Juni 2013 . 11:37 wib.-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar