Aku meratapi pagi berlalu,
kerna pagi telah beringsut semestinya
terus saja lalaiku menetes, padahal ini lagu lama
Saat tersadar, hari telah senja
seperti harapan ayahku : mengusir kemelaratan
sayangnya ia tak sempat menikmatinya
padahal hidangan sedang diramu didapur kehidupan
kini ada rasa hampa, membekas disukma
Sisa waktu ini , bagaimana mesti kutenun
ruh putus asa telah meremukkan tegarnya nyala jiwa
waktu yang panjang telah meliliti raga, lahirkan kecewa
Aku tau, KAU tak pernah lalai, Gusti Pangeran Welas Asih
meski alfaku lebih berkarat ketimbang elingku,
sungguh, aku pasrah dan berserah
Oleh Drs Mustahari Sembiring sang muham.-
(KS) Jejak bathin , Senin 17 Juni 2013 . 20:51 wib.-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar