UNTUK MENCARI PUISI-PUISIMU CUKUP KETIK NAMAMU DI KOLOM "SEARCH" LALU "ENTER" MAKA SELURUH PUISIMU AKAN TAMPIL DI SINI

Senin, 17 Juni 2013

SANG LEGENDA TANAH PADUKA

Kutulis Sajak buat Sahabatku ASNAN AL ARDY alias TOK ALUT adalah sebagai sebuah lintasan peristiwa yang menyentakkan
lamunan dan keterjagaan kita terhadap Tokoh seniman dan Tokoh Nelayan yang pernah ada di Kota Tercinta, karna bagi kita
mereka adalah sososk-sosok yang tak pernah berhenti membangun gapura penuh cinta sampai mereka menutup mata.
( Keteguhan Ahmadi Hamid mencatat sejarah di Indonesia sebagai salah seorang DEKLARATOR PERFILMAN NASIONAL dan Kegigihan Mashudy Hasyim memperjuangkan nasib Nelayan yang memberikan kontribusi positip kepada Pemerintah hingga lahinya KEPRES 39 adalah pamplet cinta yang harus kita teladani bersama)

Karya : TOK LAUT

Kemarin Sang Legenda itu telah pergi
Awan hitam meluruhkan kabutnya diatas serambi tanah paduka
Doa para santri mengitari gerak langkahnya hingga kepusara sunyi
Ia sedang kita hantar bertamasya ke alam Lathifhatul Zat Nya Ilahy Robby
Para santri seni
Para politisi
Para buruh nelayan
Para sahabat sejati di serambi tanah paduka kota ini meneteskan air matanya
Menangisi hiruk pikuk bocah-bocah yang kau tinggalkan pada pinggiran pantai kita
Bersama rimbunan puisi yang belum selesai
Sahabat...tasbih kita belum tuntas mengitari bumi serambi tanah paduka
Liang luka perih hidup kita belum pulih
Hari-hari kita penuh dengan melecut tulang dan nadi
Memikul tanggungjawab hakiki
Tapi kita masih menyempatkan diri merenda kota
Dengan gapura penuh rasa cinta yang kita miliki
Hiruk pikuk pesta pora tak menggemingkan niat kita
Cercaan dan cacian kita jadikan pil pahit yang menyehatkan
Pujian kita tepis kebelakang karna kita bukan pecundang
Semua kenderaan kita siapkan untuk orang
Sebenarnya apa yang kita cari sahabat
Apakah perjalananmu kali ini juga sebuah misteri
Untuk mencari sesuatu yang kita rindu selama ini
Kau sahabat yang penuh teka teki
Kita biasa bicara di dua dimensi
Sebab metafisika adalah rumah lama kita
Kadang kita bercanda disana
Memasuki dunia yang jarang dikunjungi banyak orang
Dan mungkin karna itu kita berdua
Mendapat gelar datuk dari sahabat-sahabat kita
Kadang aku cukup benci padamu
Sebab semua persoalan kau anggap mainan
Namun kadang aku kagum habis-habisan
Sebab kau bawa kami memasuki dunia impian
Kadang demi orang lain kita sanggup menahan lapar dan kesepian
Dan kadang demi orang lain kita sanggup bertindak menyakitkan
Kita mengagungkan nilai persahabatan dari pada hitung-hitungan
Kadang itupulalah membuat orang salah mengerti
Kita menganggap semua orang seperti kita
Diakhir kantukmu kau ajak kami menjadi tuan kadhi
Untuk dua sahabat sejati kita agar duduk berdampingan membingkai potret kota kita
Demi meraih sila kelima untuk dipersembahkan buat warga kota tercinta
Kami siap menggendongnya dengan cangkul, jala dan beca milik sahabat kita semua
Pamplet cinta telah kita pajangkan
Dan komunitas kita siap untuk pulang kandang
Semua ini karna titahmu sahabat
Meski saat ini aku dan rekan-rekan yang masih terjaga
Akan tetap menjaga tidurmu...dan mimpi indahmu
Tidurlah dengan nyenyak sahabat
Nikmatilah tamasya panjang yang mengasyikkan itu
Keluh kesahmu tentang komunitas seni yang masih terpinggirkan
Aku haqqul yaqin akan terjawab sebentar lagi
Sebab wasiat AHMADI HAMID telah kusimpan
di lubuk hati paling dalam anak-anak santri seni
Mimpi indahmu tentang sahabat kita dipesisir pantai
Adalah nelayan tangguh yang tidak perlu kita ragukan lagi
Sebab mereka juga telah menggenggam wasiat MASHUDY HASYIM
sang panglima layar selat malaka lautan lepas milik kita
Tidurlah dengaan nyenyak sahabat
Aku akan kabarkan lewat mimpimu
Suatu ketika tidak akan pernah ada
yang akan berjoget diatas tambu moyang kita pemilik tanah paduka
Meski kursi emas milik kita telah diduduki orang-orang dengan teanjang dada
adalah mimpi buruk sejarah yang membawa gemuruh didalam jiwa
Namun kita tak perlu sedih
sebab ombak yang diretas pelangi
akan tetap bertaut dijahit pertapa bumi
Mimpi indahlah diperjalanan panjangmu
doa kami akan selalu mengitari jagad roh alam ini bersamamu
hingga menembus tapal batas cita-cita
yang direnda pendahulu kita dulu


Oleh : Syansul Rizal (Tok Laut)
Dari : KAMAR PUISI TOK LAUT
Art Institute Of Empowerment Coastal Community
Tanjungbalai

Tidak ada komentar:

Posting Komentar