Jangan ajak aku menari diawan,
sebab bajuku basah oleh keringat,
menanti senja yang sewarna,
agar kukemasi nostalgia
saat mengukur jalan menuju Gundaling,
hawa sejuk yang menorehkan catatan,
pada selembar kertas usang,
malah lebih nyata lagi diselingi lagu batak,
bersampan dibirunya air danau toba,
antara percaya tak percaya semua nyata
itulah garis lurus ketika kutanya mengapa,
meski pada akhirnya pupuslah irama,
saat dusta menerjang pertahanan asa,
kita tak berdaya ......
Oleh Drs Mustahari Sembiring sang muham.-
(JT)Pondok bambu istanaku, Jumat 28.06.2013. 19:37wib.-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar