Laju kehidupan tak pernah istirahat,
pada relnya mengaliri waktu
mengantarkan peristiwa, sejarahkan nostalgia,
tersungkur diharibaan resah,
bergetar sekujur tubuh terperangkap galau,
hingga terkuras habis magna keyakinan,
diujung ketegaran meluntur,
dipangkal nadi terluka oleh kata
memerahkan nuansa senja
Kini patah tiang langit,
tergantung, kehilangan wajah sesungguhnya
tak mungkin mengingkari jalan diri
Duh Gusti Pangeran Welas Asih Batu Karangku
dari ujung jalan sunyi kubentangkan harapku
sebab mukjijat MU tak berubah selamanya
Oleh Drs Mustahari Sembiring sang muham.-
(KS) Jejak bathin, Selasa 18 Juni 2013. 17:13 wib.-
Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar