Menyusuri jalan setapak pun aku telah kesasar,
bagaimana mungkin kutelusuri aliran sungai,
apalagi tembangku telah kehabisan irama,
syairku kehilangan kata-kata,
sekarang aku berjalan dengan peta buta
langkah goyah kering air mata,
bagaimana ini Gusti Pangeran,
haruskah kukerat usia,
agar lupa segala asa,
bersama usainya pertentangan jiwa,
dilembah kehinaan kuberdiam,
menanti dalam kelam.....
Oleh Drs Mustahari Sembiring sang muham.-
(JT)Pondok bambu istanaku, Jumat 28.06.2013 .19:11wib.-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar