Sudah lewat setengah hari,
kupandangi langit tirai angkasa,
dari merah merona hingga merah menyala,
sepertinya yang lain diam saja ya,
acuh tak acuh atau ikut hukum rimba ?,
mana hendak dipilih setidaknya untuk mematutmatut bahasa,
padahal ujungnya cuma kesia siaan belaka
sedangkan itulah pekerjaan,
pun belum nampak juga batas akhirnya,
mengapa semua ini harus dihadirkan,
bahkan harus diberanda jiwa,
disaat yang sama kita pun harus tentukan pilihan
kaki mana yang akan dilangkahkan duluan,
sayangnya, kini pilihan itu sudah kadaluarsa....
-----oleh Drs Mustahari Sembiring.----------
-- ---Makassar, 27 Desember 2011. catatan tentang memilih tanpa pilihan.--
Tidak ada komentar:
Posting Komentar