Senin, 19 Desember 2011
SURAT CINTAKU UNTUK EMAK
Emak,,
sekarang sawah ladang kita baru dipanen,
tapi tangan yang merumput bukan milikku,
dan sosok yang memikul pompa solo bukan anakmu,
hal itu aku tau dari penuturan pohon sirsak , pohon pisang
dan pohon jambu klutuk yang dulu banyak sekali buahnya...
katanya : setelah emak pergi, wajah wajah asing menggunduli mereka...
sirsak,jambu klutuk dan pisang kepok tak pernah ada lagi mateng dipohon,
katanya ; pohon sirsak tempatnya bersarang sudah ditebang habis,
pohon jambu klutuk yang kau tanam dan jaga laksana bayi sejak dari biji
sekarang telah musnah dijadikan kayu bakar sang penghuni,
katanya, galangan, bendungan dan sumur yang dulu kerap untuk aku mandi
sekarang sudah tak ada lagi, entah kemana raibnya, tak ada yang perduli
setelah panen usai, pohon padi tumbang, mengering dibumi
tanah kering kerontang pecah belah meratap garang
bumi pun menangis kerna terlalu sering disiram pupuk kimiawi,
satu lagi, pohon pinang dekat gubuk yang selalu berbuah lebat itu,
yang emak larang untuk diganggu,diusili sebab buahnya untuk nginang
bahkan untuk kupanjat sekalipun ,emak sudah ngomel tak henti
bekas akarnyapun kini tak ada lagi, tak ada yang mau bersaksi
jadi, kalau emak mau melihat sawah kita yang di serba jadi,
emak harus mengajak teman supaya jangan kehilangan jejak,
kerna semua tanda alam, identitas bumi yang emak hafal mati
kini tlah berganti tiang tiang besi, paku bumi
begitulah emak, sudah kusampaikan berita terpenting
seperti yang kerapkali emak pesankan lewat mimpiku,
oh iya, jangan emak tanya siapa yang menjadi tuan
atas tanah , sawah warisan pusaka leluhur sang Muham ,
kerna akupun tak diberi khabar tentang hal itu,
tidak terlalu penting bagi kakak dan adikku hal hal sepele itu,
apalagi sekarang, aku anakmu : sang matahari dari desa diski,
sudah tammat riwayat kejayaannya,
pangkat, jabatan dan pundi pundi dunia yang menyertainya,
aku tak punya, ya emak, sungguh aku tak punya...
tapi kami sekeluarga, sudah tak ingat untuk apa semua itu
karna setiap hari, Tuhan menggenapi janji NYA, dalam diri kami
seperti yang pernah emak ajarkan dulu, sepulang dari gereja
hari sudah dini hari, esok aku mau kerja lagi emak,
jadi kututup dulu suratku hingga disini,
tolong sampaikan salamku buat bapak,
coba tanya : kenapa tak pernah lagi menyambangi kami,
katanya bapak marah sama aku, ya, aku tak mengerti....
ya udah emak, nantikan kami menyusulmu sesuai takdir Illahi...
---oleh Drs Mustahari Sembiring.----------------------
---Makassar 16 Desember 2011. surat cintaku buat perempuan yang kupanggil, ---emak.------------------------
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar