Senin, 19 Desember 2011
BERITA UNTUK EMAK
Emak,
betapa sunyi relung jiwa saat kau pamit,
dalam laramu masih kau sempatkan menata berdirio kami,
dalam diam bertajuk koma, simpul yang lepas kau ikat kembali
telah kau coba menyatukan nurani kami
menyulam keretakan yang mucul dari gesekan,
benturan kepentingan satu dengan lainnya,
lalu alam kematian memisahkan segala kebersaman kita,
laksana orang buta bathinku terbata bata,
semua panggilan rinduku tak lagi emak dengar
ditelan jarak rentang kehidupan rahasia kematian,
dan emak pasti tidak tahu, dukaku remuk didada,hatiku menggelepar diraga
serasa tindih menindih fakta kehidupan nyata mendera,
bahkan tak mampu kuurai magna ujian ini,
dan aku merasa , emak cuma diam tak bersuara,
lihat...seluruh nuraniku penuh luka ,
belum lagi badai terencana ditempatku bekerja,
puting beliungnya karierku, terkapar disepanjang pengabdian,
beginikah akhirnya perjalanan hidup putra matahari, anakmu
kandas dikejujuran hati nuraninya, putus asa diputihnya cita cita
kurasa emak sudah tidak bangga lagi akan keberadaanku
tengoklah atraksi super ego, tarian kemenangan perang kehormatan
yang dipertontonkan putra kesayanganmu sibontot,
siragil yang emak titipkan dan kujaga layaknya putra kandungku,
kesewenangwenangan,otoriter dan mau menang sendiri,
tumbuh subur didada sanak saudara kandungku,
sungguh : semuanya mabuk kepayang, silau kemilau gemerlapnya harta duinia
semuanya lupa diri, tak mau menoleh kemasa lalu lagi
kerna kini, dialah raja nan baik hati, segalanya ada yang meski cani
kata kataku tak lagi punya arti meski keluar dari lubuk hati,
dan aku , putra matahari tak punya tempat lagi ditengah tengah mereka
lihatlah, lolongan jiwa sedulur kandungnya, dianggabnya cuma kecengengan masa tua,
lebih penting menghadiri undangan klien janji kencan eksekutife muda,
dan akhirnya , aku memang harus mundur dari arena
karena seluruh jiwa ragaku telah kuberikan untuk mereka sejak muda,
maka sekarang yang tersisa cuma seonggok raga tak berjiwa,
hatinya kaku,hatinya biru, jiwanya beku, jiwanya tak menentu,
semua ini tidak akan terjadi kalau saja emak tidak buru buru pergi,
begitulah emak, berita terkini dariku : putra matahari
tapi sebaiknya, datanglah emak , lihat sendiri
supaya berita ini tak jadi fitnah diantara kami.......
-----oleh Drs Mustahari Sembiring
----- Makassar, 19 Desenmber 2011, catatan putra matahari.-----
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar