Senin, 05 Desember 2011
SUARAKU TAK SEMERDU BISIKAN BAYU
Kalau nada sumbang ngambang ditelingamu,
itu bukan karena suaraku yang tidak pada not nya,
apalagi kalo kau kaji kata perkata,
... maka biramanya semakin jingga,
padahal sudah kusalin dengan sekuat tenaga,
tapi tetap saja berserabutan iramanya,
karena fakta hidup kejar kejaran dengan fakta nyata,
meskipun kau bilang terimalah apa adanya,
tapi aku tau kau cuma membualkan kata,
memantaskan santun persahabatan,laiknya teman
basa basi pergaulan dilembar kehidupan,
ya...kalo tak pantas dinilai : pembiaran....
sekali lagi, kalau sumbang nada ngambang kau dengar
itu bukan karena resonansinya hidupku sekarang,
bukan karena begitu banyak milikku yang tak kumiliki,
bukan karena rebahku rata dengan tanah berlumpur
bukan karena tembang yang kau lantunkan kuanggab angin lalu,
bukan...bukan itu yang membuat gema suaraku sumbang,
coba lihat : berdiriku masih kokoh layaknya gunung Sibayak,
hidupku kesohor bagaikan legenda Poyangku Putri Hijau,
fatwaku, keberadaanku...semuanya masih merekah cerah,
seharum bunga sedap malam dikota leluhurku Brastagi,
kuharap kau tak salah mengeja yang tersurat,
agar jangan malih rupa yang tersirat,
tapi biarlah kutegaskan :
suaraku tak semerdu bisikan bayu,
kerna ujung pencapaian adalah kesia siaan,
kesia siaan atas ketidak berdayaan mengeja zaman,
malu kepada hati nuraniku yang layu
sebab disana sini penzoliman tersistimatik,
bahkan dikanan kirimu penindasan, pembunuhan karakter tergelar
sedangkan kau dan aku cuma bisa menggerutu tanpa aksi,
bahkan barangkali lebih banyak cari selamat sendiri....
itulah yang membuat suaraku semakin sumbang,
bahkan ngambang ditelingamu yang tak peka lagi,
maka kajilah yang tersirat,
jangan hanya membaca yang tersurat....
setelah itu :
atur ulang catatan dan personalisasi jati dirimu.....
---- oleh Drs Mustahari Sembiring.----
---- Makassar, 3 Desember 2011. Maklumat : Kajilah yg tersirat, bukan cuma -----membaca yang tersurat.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar