Aku pun tertawa kecil,
saat melafalkan mantera tentang kesabaran,
dihidup kita masing-masing
Dengan penggaris kucoba mengukur jarak sabar,
akh...cuma sebegitu ; dangkal sekali
kita simpan kebohongan itu dipustaka jiwa
Harus kukatakan ; kita sering salah baca
mantera dibaca baru sampul pembuka
perhatikan pula tanda bacanya ; masih koma
ternyata sabar itu sepanjang usia, entahlah....
Tak ingin mengecewakan, meremehkan atau tak percaya
maka kuketuk iba MU, duh Gusti Pangeran Welas Asih...
Oleh Drs Mustahari Sembiring sang muham.-
(J) Pondok bambu istanaku, Sabtu 06 April 2013 . 10:20 wib.-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar