Pejuang terakhir itu pulang dengan hati kelabu
“Atsuko, aku pulang.” ucapnya lirih
hatinya teriris pedih
Hitoshi Takayama tokoh legenda terakhir dinasty Samurai
telah tewas, dia menghiba padanya untuk dipenggal
seperti wajah bangunan yang runtuh
dan alam seperti menghitam kelabu
Siapapun pulang terakhir meski pada jas dengan punggung
yang berlobang ia masih rasakan ujung pisau itu menikam
dan riuhnya desingan peluru
seperti orkestra burung camar yang memekik ketakutan
denting dawai akerdeon bernyanyi pada saat kematian.
“Tapi tetap kehidupan, harus tetap berjalan”
hatinya terisak. Sahabat besarnya itu
mati dengan elegan, sempurna sebagai pahlawan
dan bernyali besar
ia ingin menjawab semua rintihan
dan saat terakhir, hampir saja dia membunuh
andai saja Kaisar Meiji tidak buru-buru mencegahnya
Pagi yang begitu cerah
dan suara-suara burung-burung di pedesaan
dan kokok ayam betina
menyambutnya di batas desa
kehidupan berjalan seperti biasa
seakan tak pernah ada
seakan tak pernah terlahirkan
seorang pahlawan legenda besar
RESTORASI MEIJI
Yang Kent tahu, hanya wajah Atsuko yang manis
dan dua puteranya yang mencegahnya ikut bertempur
"aku rindu pada kalian bertiga..
biarlah, hari tua dan matiku disini saja
bahagia bersama kalian sepanjang masa
Oleh : Jaka Melana
Surabaya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar