Tetap kubariskan aksaraku
meski trotoar penuh nada sumbang : ingusan
Memaklumi cibiran dipersimpangan nurani,
semacam sarapan pagi , segelas kopi tanpa gula
tumpang tindih angan tak berbuku dikenyataan
Hendak kuingkari
rebahkan berbait bait puisi dilemari hati tanpa kunci
membeku dilayar kaca, tak berjudul bahkan nyaris sirna
Tetap kubariskan aksaraku sesakral mantera,
bahkan kuyakin : lebih tahajud dari doa
sebab didalamnya kurangkai bahasa kalbu : apa adanya
meluncur lurus, menyatu dipangkal hidup : layaknya penyerahan jiwa
Oleh Drs Mustahari Sembiring sang muham.-
(J) Pondok bambu istanaku,
Jakarta
Sabtu 20 April 2013 . 22:58 wib.-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar