Mencermati coretan, lukisan seadanya
diterpal lusuh berandaku : monoton, menjemukan
akh...cuma begitu bisamu : sinis cibiranmu..
Dari sisi gelap yang kering cahaya
tetap kugelar suara jiwa : apa adanya
serupa petani menyemai padi....
Kutemukan teduh yang damai diaksaraku
bahkan menjelma jadi bait bait syahdu kerinduan jiwa
Dipenghujung kesudahan waktu, kumohonkan mujijat MU
Gusti Pangeran Welas Asih, curahkan belas kasih MU....
Oleh Drs Mustahari Sembiring sang muham .-
(J) Pondok bambu istanaku,
Jakarta
Selasa 16 April 2013. 22:05 wib.-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar