Sebotol kemenangan tanpa merk membakar dingin angin pantai
di sebelahnya sebongkah rindu tertata di sudut dermaga
keranjang-keranjang ikan, udang dan tiram mengantri di lapak lelang
pasrah tanpa penetapan hak
siapa saja di bantai di lingkaran ini
peraturan tersimpan di laci terkunci
dan selalu dirapikan sepanjang hariNYA
hanya dan hanya di onggokan kemenangan
mari mengiringi tarian tanpa sebab
sebelum irama keterus terangan di larang di negeri ini
dimana mana tersuburkan pembohongan terhadap diri
Laut beriak gelombang menampar wajah wajah qta
syahdu rayuan melambai menikam syahwat kesempatan
ohh materi...
Engkau mempersempit waktu
engkau membeli jarak
dan engkau juga memenjarakan rasa
kemenangann...
Temani aku menari di tumpukan malu
sebelum rembulan remukkan pijarnya
lalu memudar tertelan prasasti
terkurung tanpa jiwa dari bunda pertiwi
yang kini semakin kehilangan jejak
terselip di jas pujangga negeri.
Kemenangann...
Mari qta lanjutkan mabuk dalam irama tarian inginNYA.
Mozaik symphoni nurani jiwaku menggasak dinding keangkuhan
stiap saat mengerang, merintih diam diam
Kemenangann...
Biarlah aku lanjutkan mabuk mencumbuiNYA
Dan itu sudah lebih dari cukup bagiku.
Oleh : Putra Pengembara
Yogyakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar