Wahai, Tuan berwajah seribu
mari kubantu mencari rupa, kasihan tuan tak berani nyata
padahal usia sudah uzur bagi keperkasaan tuan dimasa lalu
tidakkah tuan ingin cuci muka, sebelum tidur selamanya....
Wahai, Tuan tak punya hati nurani
mari kubantu meyirami tandusnya hati tuan diusia uzur ini
sebelum bertemu dipadang ashar, aku telah memaafkan tuan
dalam tahajudku, kumohonkan Tuhan beri tuan keselamatan
Wahai, Tuan yang menghakimi jalan pengabdianku
dosa-aib apa yang telah hamba lakukan, menyinggung kehormatan tuan
tuan tak saja menzolimiku tapi membunuh anak istriku,
kami sekeluarga sudah mati : belum puaskah tuan ?
Jika kehancuran tuan inginkan, aku sudah hancur
Jika penyiksaan tuan mau, aku sudah tersiksa lahir bathin
Jika dendam tuan balaskan, belum lunaskah terbayar
untuk sebuah maaf, rela kucium kasut tuan
Oleh Drs Mustahari Sembiring sang muham.-
(J) Pondok bambu istanaku, Minggu 10 Mart 2013. 18:55 wib.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar