Ketika aku harus berlari, aku terseok-seok
ketika aku mestinya tertawa, aku sesunggukan
ketika aku seyogyanya berkata lantang, mulutku keram
aku terpenjara pada kebulatan tekadku sendiri
Menyadari nuansa adalah norma
memahami suasana laiknya menelan petaka
kemana aku bersuara....
kukatakan apa yang mestinya kukatakan,
terbaring luruh diperaduan sesal
menanti karma yang pernah disepakati
dalam diri.....
Kepadamu, duhai Gusti Pangeran Welas Asih
kualamatkan segala alamat kehidupanku,
berharap keadilan MU......
Oleh Drs Mustahari Sembiring sang muham .---
(J) Pondok bambu istanaku, Kamis 07 Mart 2013 . 20:27 wib.-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar