Kamis, 16 Februari 2012
LELAH
langkah pesiarku telah melewati ujung laut
berjalan diantara kerikil dan rawa bahkan belantara
untuk melekkan mata anak pertiwi
meletakkan life skill dipundaknya
dengan satu tujuan mandiri diatas kakinya
terlihat disekelilingku, tatapan anak bangsa terlihat kosong
terutama pertiwi belahan timur
mereka tidak mengerti apa yang terjadi esok
apalagi di pusat birokrasi......
mereka tidak berpikir masa depan
apalagi anak cucu.....
langkahku tetap menyapa tatapan kosong
mengisi masa depannya ......
satu per satu ku eja keningnya
mengkerut penuh puisi kesedihan tanpa batas waktu
ku ukir kata demi kata modul pengertian life skill nya
untuk di eja kala lupa nya tiba
untuk kesekian kali ukiran kata kusampaikan laporan
untuk kesekian kali ukiran saran dan simpul ku mohonkan
bagi sang penguasa kecil yang terhormat
hanya untuk mereka tatapan kosong
untuk anak pertiwi yang keningnya mengkerut
agar kakinya dapat berdiri, menata masa depannya
sang penguasa bagai idiot
bahasanya bagai benang kusut, berbelit tanpa ujung
melupakan sengsara anak pertiwi
sang penguasa yang idiot tertawa bagai sangkakala
menata bahasa sandi berujung kong kalikong
membagi bagi hak milik anak pertiwi
menimbun harta yang fana
sabarku terbatas, asa ku muncul ke permukaan
memelekkan anak pertiwi, seakan percuma
akhirnya lelah ku tak terkira
( Karyawan Perangin angin )
Catatan : Umar bakri
Cianjur
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar