Emak,
aku merindu ranggas desa,
bau tanah sawah kita,
sebelum bibit padi ditanamkan,
nasi sambal trasi ikan pari goreng kering,
mengajakku limbung,
dalam larut sepiku,
sungguh nyata tentangmu,
apalagi kini,
makin jauh kebersamaan kami...
Emak,
aku menjerit dalam bisu,
dimana catatanmu dulu,
mantera penawar kecewa,
doa penangkis lara,
sebab kulihat jelas,
semua memori itu tuntas kau eja,
sampai tunai wajibmu selaku orang tua,
padahal kami tujuh bersaudara,
sedang kini putraku cuma berempat saja..
Emak,
kupanggil hadirmu direlung sukma,
datanglah emak,
tolong semburkan pinang sirih dari mulutmu,
dengan mantera cinta tanpa batas,
supaya sembuh bilur luka laraku,
tolonglah emak.....
-----oleh Drs Mustahari Sembiring-----
-----Makassar, 10 Februari 2012. Surat permintaanku untuk emak, diSorga Baka--
Tidak ada komentar:
Posting Komentar