di pagi hari yang kelam, mendung sinar mentari
enggan memancarkan cahaya seiring hatipun redup
gelisah pikiran tak menentu bagaikan roda berputar
ke kiri ke kanan, arah tak menentu
dirasakan hidup hampa berkesudahan tidak
enggan bagaikan makan buah simalakaman
kata pepatah, tapi amun demikian tetesan
salju masih membasahi harapan bulu perindu
akan cinta dan kasih kusemai di seberang lautan
harapan masa lalu menyelimuti impian kutebus
dengan rasa pilu sembari cinta dan kasihku terselubung
di balik jendela melukiskan jiwaku tertanam di ladang
cinta di bawah pohon mahoni di sudut sebuah kota
cintaku di balik jendela sepertinya aku di bawah
jermal disaat nelayan mengkail ikan dengan harapan
bahwa kerinduan kunantikan selama petualangan panjang
kutempuh di atas lautan biru sirna ditelan badai
berkepanjangan, mengapa tidak?
tatapan wajah membara sekelumit mengekspos rasa
kerinduan di saat bayangan cinta menghatui perasaanku
yang tak kunjung padam petanda bahwa dia dan aku
bersemai dalam satu jiwa
Oleh : siamir marulafau
sm/31082013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar