di setiap ucapan aku merendah sepertinya sawah
di bawah bukit sementara sahabat menyapa sudah
dalam jiwa terlupakan tidak sepanjang masa , dikenang
tetap karena satu aliran darah di mata dunia
dunia tersenyum dikala relung berhimpit dengan raga
sepertinya pasir pantai bersemai dengan ciprakan ombak
mengelak susah akan menerima segala ucapan
meskipun bahasa berbeda karakteristik manusia juga berbeda
persaudaraan terjalin sudah karena hati bersatu jua
negara asia negara perdamaian negara saling bersahabat
pandangan tajam setajam pisau menerpa segala sengketa
terjauhkan karena tali persaudaraan kian lama kian mendekap
mataku dalam penglihatan setajam pisau kugunakan
mataku dalam persaudaraan sedekap mungkin tak terpisahkan
penglihatanku pada negara asia setajam pisau kusemai dalam impian
pendengaranku setajam pisau dalam ikatan
Oleh :siamir marulafau
sm/05092013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar