banyak orang mengira aku berjalan di jalan yang lurus sementara aku berada di jalan yang buntu terkapar di dalam tong sampah berbau busuk
orang-orang di sekelilingku tidak tahu, perduli dengan tangisku jeritanku dengan suara meletus bagaikan letusan gunung Sinabung
sungguh jeritan menyelimuti hidupku di saat aku terhempas di atas gunung dengan semburan debu menderu
benarkah itu?sungguh aksara jujur pada setiap celah rerumputan mengadu bahwa nasib beradu untung
aksaraku adalah jiwaku bahagian tubuhku
puisiku adalah jiwa rakyatku
pusiku adalah napasku mendesah di setiap relung
wajib kau tahu bahwa kau dan aku bersatu padu di lereng gunung Sinabung di jalan tak ada ujung
Oleh : siamir marulafau
sm/19092013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar