Membahasakan suara jiwa
serupa bercermin diair sungai mengalir
kutemukan wajahku meliuk-liuk tak nyata,
buyar dihempaskan riak seketika
pada tatapan selanjutnya biaskan selaksa tanda tanya
tarian erotis langgam zaman,
memaksaku henti dihalte tak beratap,
pada lipatan waktu kesekian, aku ragu
ternyata route ini telah lama ditinggalkan
seperti berenang henti ditengah,
maju lelah, pulang basah
nafasku terengah, suaraku pecah didada
dibatas maksimal daya manusia, aku berserah
kunantikan mujijat MU, Gusti Pangeran Welas Asih
Oleh Drs Mustahari Sembiring sang muham.-
(J) Pondok bambu istanaku, jumat 10 Mei 2013. 20:16wib.-
Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar