Mendung dipesisir Tanjung balai,
gulitakan mata bathin pujangga muda,
hatinya galau, kalbunya kacau pula jalannya patah peta
Siang yang kuhidangkan pupus
nasi serasa sekam,
air liur pun duri mengganjal tenggorokan,
begitu parahkah lukamu pujangga...
Saat aba-aba alam menyapa,
jangan palingkan muka, meski tertunduk
ujianmu baru pada tataran asa,
kenapa merajam jiwa....
Bangunlah pujangga,
meski hari sudah senja, malam adalah impian
mari merajut hikayat, meramu kasih
temukan tulang rusukmu sebenarnya,
seturut kehendak NYA.....
Oleh Drs Mustahari Sembiring sang muham.-
(J) Pondok bambu istanaku, Minggu 19 Mei 2013 . 21:34 wib.-
Jakarta
( Serat jiwa buat adikku JUANK HADAPI di Pesisir Tanjungbalai )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar