Pada gerbang batu dan taman tak berpagar
kau menunggu, 5 menit, 7 menit, tinggal, gemetar
sambil mengepalkan tangan, emosimu naik tinggi ke kepala
sesekali memandang jauh kesana
Yang Kau tunggu siapa, lelaki gagah ??
terdengar sebuah suara tak terwujud
"persetan denganmu, enyahlah aku tak mau kau ganggu"
"Hey Ken Arok, aku adalah dirimu sendiri,
andai dia gagal membunuh Tunggul Ametung
maka kau akan mati di penggal leher kepala.."
"Diam jangan banyak bicara
langit masih senja, waktu pagi
masih di ujung sana
Seorang pemuda yang ditunggunya tiba
sekujur tubuhnya berlumuran darah
tapi sungguh malang, Ken Arok lalu menghunuskan
keris ke perut sahabatnya itu
"Duhai, Gusti penguasa alam raya, terkutuklahlah
sahabatku sendiri, hutang pati bayar pati,
hutang nyawa di bayar nyawa, aku tak rela..!!"
Ken Arok pun bersyair sepanjang jalannya
Ku rengguk anggur maha dewa
Ku cicipi anggur sabdanya
Bumi ku telan
Matahari aku hisap
Hingga tubuhku bercahaya
Ken Dedes sayangku
Aku anak manusia yang menjadi dewa
Takdir menyembah padaku
Cintailah aku sayangku
Kita akan bahagia selamanya
Oleh : Jaka Malela
Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar