Aku lalai mengeja awan,
banyak sekali kabut yang membeku,
bahkan bahasanya jadi kacau, hingga salah eja,
tak semua yang baca paham perkaliannya
entah catatan apa yang mengurai dilidahnya,
aku sungguh lalai menimbang rasa, sehingga berlalulah senja
yang memfakta cuma sesal dan sederetan kalimat duka
semua sudah tak guna, semua cuma ceremony belaka
lalai yang membekukan ujung pena,
lalai yang melumpuhkan harapan,
lalai yang melekat jadi bayang bayang jiwa.....
kini lalai menjadi satu satunya yang bisa kujadikan tumbal,
atas gagal yang bertumpuk diatas gagal....
---oleh Drs Mustahari Sembiring .-------
---Makassar, 15 Nopember 2011. Catatan kesekian tentang kegagalanku.-----
Tidak ada komentar:
Posting Komentar