Malam telah mengantarkan mimpi menggapai embun
hadir tak bersua dalam riwayat pertemuan
Pagi yang sama kita terjemahkan berbagai warna
pemimpi asik dengan aksaranya
mengencani tiap kata padahal basi
meramu kalimat bernyali, cuma dia yang pahami
Predikat penyair,seniman atau bahkan sastrawan
jelaga kebersamaan lahirkan pengkotakan
Tak adil jika menyamaratakan tiap insan
menjatuhkan vonnis tanpa pertimbangan
Tuhan pasti masih mengirimkan batu timbangan
pembawa mantera, peramu doa bahasakan kejujuran
seperti tak beraturan, sesungguhnya suara kemurnian
tinggal lagi ,dimana kita tempatkan
Karya Drs Mustahari Sembiring sang muham.-
# Pondok bambu istanaku, Kamis 24/10/2013=06:45 wib
Tidak ada komentar:
Posting Komentar