Anak Panah Telah Terlepas...
Namun Terlihat Aneh Dengan Ujungnya...
Karena Tidak Terasa Sakit Ditubuh...
Sebab Ketajamannya Sudah Diganti Dengan Tatapan Yang Sinis...
Kau Korbankan Jiwa2 Yang Lemah...
Hanya Untuk Ambisimu Didunia Penuh Syair...
Dukaku Bukan Karena Simpatimu...
Laraku Bukan Karena Jemarimu...
Tapi Dukamu Karena Langkahmu...
Laramu Karena Ucap Manis Dibibir Syahdu...
Ku Potong Nadiku...
Ku Kutip Setiap Tetesan Yang Mengalir...
Dan Kupersembahkan Kepadamu...
Didalam Gelas Nan Indah...
Kau Tersenyum...
Dan Perlahan Meneguk Perlahan...
Dengan Senyum Simpulmu...
Dan Genggaman Digelas Hingga Retak...
Sang Dalang Kembali Membacakan Narasi Ceritanya...
Tanpa Derai Air Mata...
Tanpa Secarik Kertas Sebagai Panutan...
Dan Tanpa Wajah Yang Tak Bersahabat...
Aku Hanya Penonton...
Yang Merasa Iba Dengan Para Wayang...
Tersiksa Oleh Sikap Sang Dalang...
Yang Sesukanya Membuat Cerita...
Oleh : Juank Hadapi
Tanjungbalai,Suamtera Utara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar