UNTUK MENCARI PUISI-PUISIMU CUKUP KETIK NAMAMU DI KOLOM "SEARCH" LALU "ENTER" MAKA SELURUH PUISIMU AKAN TAMPIL DI SINI

Jumat, 31 Juli 2020

Kumpulan Puisi Siamir Marulafau - MERINTIS JALAN TAK DILALUI



BERBISIK PADA DINDING BISU
Siamir Marulafau


Terungkap rahasia hatimu
Dinding itu diam
Dinding itu bisu
Tapi menyimpang rahasia

Sekali-sekali dia berceloteh
Meskipun membisu
Walaupun tak bermata
Berbisik kadang pada dinding itu

Whahai dinding bisu
Mengapa kau diam selalu?
Apakah kau catatat dosa-dosaku?
Berbiracalah sepuas hatimu

Menjadi penyaksi jika nafasku tak mendenyut lagi
Beranikah kau korupsi jatah COVID-19ku?
Ulat-ulat pun segan menghampiriku
Karena enggan menghampiri jasadku

sm/25/07/2020, Namorambe



MERINTIS JALAN TAK DILALUI
Siamir Marulafau


Tahu aku kau mengukir citra padaku
Mengembang ilmu yang tak tahu
Aku bukan malaikat
Tapi aku makhluk ciptaan

Tak akan sempurna pada apa yang tahu
Aku hanya merintis jalan yang tak dilalui
Meskipun terlintas semak tak hijau merapuh di siang hari
Senjaku tak seperti pohon membuahi beribu ilmu

Hanya dengan bahasa isyarat berdiksi tanpa rima
Terangkai dalam kalimat mengendap dalam kalbu
Terjemahkanlah,,,
Akan terlontar kisah hidup sepanjang dunia tak luntur

sm/25/07/2020,Namorambe



BERDIRI AKU DALAM KEHENINGAN
Siamir Marulafau


Berdiri aku dalam keheningan
Impianmu mencuat dalam kalbu
Bertanya aku selalu
Tapi pintu hatimu tertutup
Sementara pintu langit terbuka
Aku bukan daun kering yang rapuh
Tapi aku cahaya berkedip bagai bintang
Cintamu tak buram
Kusemai dalam sekujur tubuh
Kesempatan tak henti sampai senja
Itu bukan salahku
Tanya pada ilalang di belakang rumahmu
Bergoyang aku setiap waktu
Berceloteh tanpa basa basi
Mengurung waktu tanpa sendu
Tapi pintu kasih tertutup selalu
Di hatimu beribu kasih sebanyak bintang di langit
Tapi cahaya itu kau redupkan
Membuat jasadku terhempas
Menjadi siluman mengarungi arah tak tentu

sm/25/07/2020,
Medan



JANGAN KAU BIMBANG DAN RAGU
Siamir Marulafau


Jangan kau ragu mencai sinar lembayung
Meskipun kau bulan yang hanya menyala bagai redup lilin
Seiring aku dituding membawa beribu bintang
Tanganku lemah dan tak seperti dulu
Rindu bukan hanya tanda koma kusuguhkan
Melainkan sekujur tubuh kurebahkan seluas lautan
Dan di sanalah kau mandi sepuasnya
Tak akan rancu kesemua leter kau eja
Meskipun hurufnya CINTA tenggelam dihantam gelombang
Tapi tak seterusnya badai itu mengampiri biduk
Esok lusa akan pasti mencuat ke permukaan
Sepanjang angin tak mengembus di atas gelomang
Aku bukan seorang pecundang dalam kasih kau benamkan
Carilah dilembaran kertas putih tak bernoda
Akan kau temukan huruf-huruf alif lam min
Dengan huruf yang tak dapat dimaknai
Hanyalah Tuhan yang tahu apakah tercecer atau tidak
Tapi suratan dalam kalbu tercatat kau dan aku tersemai di Ars-Nya
Percayalah,,,,
Nafasmu bersemayam selalu dalam nafasku
Sepanjang dunia diarungi tak hancur jadi debu
Dan di sanalah kau tahu lembaran kisah itu tak akan buram
Tapi dibalut dengan sinar lembanyung di bawah pohon tak bersalju

sm/25/07/2020,
Medan



CAHAYA YANG JATUH
Siamir Marulafau


Jika bintang tak berkedip
Cahayanya jatuh di bumi
Tak akan tertampung seketika
Laut pun tak berani menampung

Jika cayahaya itu tak di simpan baik
Menerangi kehidupan di bumi Tuhan
Walaupun usia sekejap
Rangkaikanlah usia itu sebelum jatuh ke bumi

Di sana kau tahu cayahaya itu tak akan sirna
Akan meluncur ke alam yang abadi
Surga atau neraka hiasan kehidupan
Jika tak mengenal siapa Pencipta

Jangan kau biarkan cahaya itu pudar
Sepanjang nafas mendenyut
Tuhan akan tahu di mana cahaya itu kau hempaskan
Bersyukurlah pada apa yang disuguhkan

sm/24/07/2020, Medan



RANGKULAN
Siamir Marulafau


Di pasir putih indah berdiri aku merangkul sinar-Mu
Di kala deburan ombak datang bersenyum
Dalam rangkulan tumbuh rindu aku menanti
Sungguh langit biru-MU memantau

Rangkulan memberi isyarat
Berbenahlah kau dalam iman
Menyatu dalam akidah
Seiring lautan tak marah

Meskipun deburan tak bersatu dengan pantai
Kaulah Penyayang yang merangkul insan
Tak henti mencari-Mu

sm/23/07/2020,Medan



JIKA MENTARI TAK TERBIT
Siamir Marulafau


Jika mentari tak terbit
bumi pun akan gelap
burung-burung enggan terbang
kisah kutempuh amat pahit
pahit bagaikan empedu

apakah kepahitan ini kurangkul selamanya?
Tuhan Maha Kuasa sebagai Pencipta
Tak akan membiarkan nafas terkubur
sepanjang sujudku membahana

Covid-19 keras kepala
tak mau singgah di bumi tak bertuan
jasad terkapar di pembaringan
entah apa gerangan?

mematikan aroma senja
tak bergejala kadang
bumi terasa bergetar
seiring kehidupan kacau

pendidikan terasa tercekam
insan tak berbuat apa
menyerah pada yang Kuasa
moga udara lega terhirup tanpa koma

sm/28/07/2020,Namorambe



MATA TAJAM
Siamir Marulafau


seekor burung terbang
berincang pada elang
matamu tajam setajam pisau

pisaunya menikam pada anak ayam
sedang mencari makan
mencari makan susah
dikarenakan Covid-19

harapan terhempas
sementara wabahnya tak keluar
negaraku terombang ambing
tiang layar patah
kemudi juga patah

mau kemana aku ini?
haluan pun semakin kabur
sinar enggan datang memberi pantulan
virus korona keras kepala

apakah bagus mati saja?
tak usah banting kepala
aku akan bakal menghilang di bumi Tuhan
jika semua insan di dunia bersahabat

sm/28/07/2020,Medan



HATI TERBENAM
Siamir Marulafau


tubuhku tak bisa direbahkan lagi
menggelepar di atas bara api
nafas tersendak sendak

denyutan jantung hampir tak berdetak
sepertinya mati suri
karena lafas Covid-19
tak mengenakkan hati dalam gemuruh senja

kemanusiaan hampir kecolongan
entah ke mana kucari?
tak bisa dipercaya lagi
Kebablasan dalam temaram malam tak berbintang

sm/226/07/2020,Medan



Selamat Hari Puisi 2020

BURUNG GARUDA YANG DIAM
Siamir Marulafau


di bawah bendera pusaka
seekor burung garuda terduduk diam
kadang melintas dan terbang di angkasa
terbang melintas di atas gedung kota
banyak orang mengintai dari bawah
mengapa burung garuda itu terbang keliling kota?
ia tertarik mendengar ucapan proklamasi
ia terharu dengan kebebasan rakyat dari belenggu penjajahan
karena dari sabang sampai merauke bersatu
kesatuan negara bagaikan kulit dengan daging
terharu karena riuh ucapan kemerdekaan
ia rela menjadi simbol kenegaraan
sayapnya terbentang dan dikepakkan

ia berjuang terus negaranya Indonesia berdemokrasi
di kala ia terbang bernyanyi :
sungguh Indonesia tanah airku
tanah tumpah darahku
aku rela berkorban untuk negaraku berdaulat dan bersatu
berjuanglah wahai generasi mudaku
negeri tercinta bersinar di langit biru



NEGERI TERCINTA
Siamir Marulafau


negeriku negeri tercinta
di hari puisi aku berikrar
riuh berteriak merdeka
rakyat amat senang

karena berjuang dan berdaulat
kibarkanlah bendera pusaka
mengenang hari kemenangan
terlepas dari belenggu penjajahan

merdeka, merdeka
ingatlah perjuangan bangsa
hayatilah pancasila
membuat bangsa aman seterusnya

berdiri aku di bawah bendera
mengheningkan cipta bagi para pahlawan
berdoa selalu atas perjuangan
menggugah hati yang sangat mendalam

mengubah nasib bangsa ke alam kebebasan
pertumpahan darah menentang penjajahan
sekali merdeka tetap merdeka

wahai generasi bangsa berjuanglah
mana telurmu mana telurmu
aku ini harimau hutan belantara
akan kukunyah segala penindasan

di hari puisi Indonesia kukenang
walaupun dalam era virus corona
berjuanglah tetap menulis membaca terus
sekali merdeka tetap merdeka

sm/25/07/2020,Medan

Siamir Marulafau, 17 Mei , 1958 cinta pada sastra. Email :penyairdcm2@gmail.com, siamirmarulafau7@gmail.com. Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara,Medan.
Mengajar dan membuat penelitian, pengabdian pada masyarakat dan pembentang karya ilmiah di berbagai negara seperti Malaysia, Singapura dan Indonesia, Brunei Darussalam serta menulis puisi dan cerpen di berbagai media seperti face book,dll.
#26juliharipuisiIndonesia
#Puisi_Menyatukan
#SalamPuisiNasional




TINJAUAN BUKU NARUDIN BERTAJUK "MAKNA YANG LUPUT"
Siamir Marulafau


Setelah saya baca buku Narudin berjudul "Makna Yang Luput",saya merasa kagum atas kemampuannya sebagai PENULIS. Mengapa? Ini bukan pujian tetapi FAKTA. Narudin hanya menamatkan sudinya dalam tahap S1 Sastra Inggris , Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) tetapi ilmunya sangat mendalam dalam ilmu sastra melebihi S3 dalam Ilmu sastra, dan boleh dikatakan Prof dalam keahliannya . Maka yang sudah S3,diharap jangan merasa sok jago karena masih ada langit di atas langit. Kenyataanya, Narudin telah menulis banyak buku dan menerjemahkan banyak puisi serta membaca dan mengkritik 63 buku antologi puisi tidak termasuk antologi puisi saya.

Nampaknya,Narudin sangat berguna untuk negara terutama sekali pada penyair-penyair di tanah air. Buku bertajuk "Makna Yang Luput" sangat bagus untuk dibaca dan dipahami karena penjelasan tentang puisi -puisi yang ada dalam buku ini sangat jelas. Buku ini pun saya gunakan sebagai referensi saya untuk menulis tentang KRITIK SASTRA.

Saya berpesan sebagai dosen Senior FIB USU, Medan bahwa orang yang berilmu itu harus memiliki sifat "ILMU PADI MAKIN BERISI MAKIN MENUNDUK". Karena kita harus sadar bahwa ilmu sastra dan linguistik serta ilmu lainnya ini hanya seujung kuku disisi Allah SWT.Jadi belum ada apa-apanya dipandang dari sudut Religi.

Akhir kata, saya ucapkan selamat buat Sdr Narudin dan terus menulis sampai ke liang lahat.

Wassalam,
dtt
Drs.Siamir Marulafau,M.Hum
NIP. 19580517 1985031003



TAK ADA JALAN LAIN
Siamir Marulafau


akan ke mana kubuang rindu?
tak akan ada Jalan lain kutempuh
semua lorong-lorong tertutup
pintu langit pun tertutup

rindu tak terbendung lagi
di kala hati retak berkeping - keping
tak akan ada jalan lain kutempuh
selain berteriak di atas karang tak berlumut

walaupun di siang hari mentari panas terik
akan tak melompat di atas kembang yang tak sejuk
biarlah gelombang laut menghanyutkan diriku tanpa biduk berteduh

ke mana pun berlabuh akan bersyukur
sebelum senja terbenam di dalam lumpur tak bercahaya

sm/11/08/2020, Medan



MENUNGGU MATAHARI
Marulafau Siam


Aku sedang menunggu senyum matahari
Itu membangkitkan semangatku untuk memulai hidup
Hidupku yang kesepian akan menjadi cahaya
Membangun dunia sampai mati


sm/11/08/2020


---------------------------


Mi aine ono matua..
Ono matua sihino dòla
Ono matua sihasara tòdò..

#Nias Pesisir
#Pantun Berdendang
#Fatu
#Lailò
#Sikambang
#Ono Gare
#Ono Gauko



EPIDEMIK VIRUS
Siamese Marulafau


Miliar dolar tidak cukup untuk menyelesaikan epidemi virus korona
Jika tidak ada saling pengertian menghamba
Bahwa virus itu banyak tersebar
Tanpa memberi kata ucapan
Bahwa dunia mungkin merasa bingung

Dan tidak ada yang menuduh alasannya, mengapa demikian?
Bukan salah satu negara

Itu seperti kutukan melakukan perbuatan
Terkait dengan tindakan berdosa yang dilakukan

Tapi benar atau tidak?
Matahari akan merasa kesal untuk menatap

Karena dunia ini tidak diperbaiki untuk menetap
Biarkan Tuhan memberikan kemuliaan dalam hidup

sm/14/08/2020,Medan



APA YANG MEMBUATKU KHAWATIR?
Marulafau Siam


Satu-satunya yang aku khawatirkan adalah ketika matahari tidak bersinar
Padahal semua makhluk dalam keputusasaan dan keputusasaan
Bagaimana mungkin nyawa bisa dijalankan?

Semua sedang dalam pembuluh darah dan tidak ada harapan untuk bertindak
Dunia menjadi silau dengan belum menerangi
Sejak epidemi Virus Corona tersebar

Miliaran percikan suara laut tidak bisa berkata apa-apa
Karena dunia dalam bahaya
Tidak ada tikus sebuah negara yang padam

Dunia menjadi sesekali dibble
Tapi, tidak ada yang memprediksi berapa lama itu bertahan
Semua menjalani penderitaan tanpa vaksin

Menakjubkan untuk semua miliar manusia yang harus dihadapi
Sejak hamburan terlihat seperti tanaman parasit arboreal
Yang mungkin membunuh orang secara tiba-tiba

Apakah itu salah terhadap dunia secara keseluruhan?
Tidak ada tuduhan untuk ini
Tidak ada komentar untuk ini semua

Apakah itu kutukan yang diberikan oleh Mahakuasa?
Tak seorang pun mampu berhenti berhamburan
Hanya saran untuk 'mengunci'

sm/14/14/2020,Medan



TALI PUTUS
Siamir Marulafau


jika angin tak berhembus
apakah layangan-ku terbang?
aku hanya menggulung tali
dan bermain tali

walaupun langit cerah
tali tak akan melilit hati sejenak
jika tali itu putus
akan berpecah dan berserak ke mana-mana

satukanlah tali itu menyatu
layangan terbang akan kembali kepangkuan
sebelum rinai hujan membasahi bumi Tuhan
dan di sana akan tahu

layangan itu akan mengajak terbang
sebelum senja tertanam di tanah yang diam

sm/13/08/2020,Medan



TANYA PADA BULAN
Siamir Marulafau


bila bulan menjauh
cahaya pun buram
sepertinya berada dalam gua

apakah aku harus tak keluar?
ini rumah bukan sangkar
kebosanan mulai meluas

tak sanggup lagi meniti kerinduan
akan tak mengendap sehari semalam
jika isyaratmu mematikan langkah

namun aku tak diam
jika melahap di tong sampah
perut bergendang dan mulas

sm/12/08/2020,Medan



KAPAN BIDUKKU BERLABUH?
Siamir Marulafau


aku tak perkirakan kapan aku sampai di sana?
bertanya selalu dalam lubuk hati mendalam
walaupun badai mengganas di samudera
hanya tangisan dan jeritan kurebahkan

semua dermaga tertutup
dan tak ada tanda apakah pulau yang kutuju bisa berlabuh atau tidak?
hatiku jadi galau menerka
tak ada bintang berkedip di langit sana
tak ada rembulan memberikan cahaya

semua gelap dan terasa dunia ini dilahap Covid-19
apakah ini dosa besar bagi umat dunia?
aku hanya bertanya pada ilalang di belakang rumah

berpikir aku sudah tak mampu meneteskan air mataku
siang malam menangis tanpa air mata
tapi tak seorang pun melihat jasadku
terkapar di atas tanah tak tersentuh

sm/12/08/2020, Medan



CERMIN
Siamir Marulafau


bayangan mengupas kehampaan
menghepaskan kegalauan
walaupun tak dapat dipeluk
sejenak mengukir wajah yang tak samar

akan kunantikan rindu sesungguhnya
sepanjang cermin tak retak
dan akan kulukiskan dua wajah
tak akan berbeda sebelum dan sesudahnya

jika cermin retak
wajah akan berhamburan ke mana - mana
Jasad tak bernilai lagi
akan menjadi sampah dunia

sm/17/08/2020, Medan



DI BAWAH BENDERA PUSAKA
Siamir Marulafau

Di bawah bendera pusaka
Mengheningkan cipta untuk para pahlawan
Pahlawan yang gugur di medan perang
Sungguh pengorbananmu mengukir jasa

Berbingkai emas di seluruh daratan
Sampai Sabang ke Merauke tersemai tanda
Tanda keagungan karena perjuangan
Melepaskan insan dari belenggu penjajahan

Merdeka sekali merdeka
Tetap merdeka terucapkan atas perjuangan
Di bawah bendera pusaka terhimpun sudah
Rakyat bersatu,berdaulat dan setia pada pancasila

Satukanlah hati nurani untuk kemajuan bangsa
Setia pada undang-undang dasar 1945
Hidup bernegara meneteskan darah dan pikiran
berjuanglah wahai generasi muda
Merdeka, merdeka
Sekali merdeka tetap merdeka

sm/17/08/2020,Medan



Tidak ada komentar:

Posting Komentar