UNTUK MENCARI PUISI-PUISIMU CUKUP KETIK NAMAMU DI KOLOM "SEARCH" LALU "ENTER" MAKA SELURUH PUISIMU AKAN TAMPIL DI SINI

Kamis, 02 Juli 2020

Kumpulan Puisi Eko Windarto - SUATU MALAM


NARASI


Ia marah melihat kerja pembantunya
Ia ngeri melihat kehidupan masyarakatnya
Ia geram melihat kerja yang ditunda
Di antara sesuatu yang tak terlihat mata dan melekat ke paru-paru kita
Ia jengkel mencium aroma rapid test dipermainkan seenaknya
Sedang keadaan anak-anak kita tak punya pilihan
Karena merasakan tumpukan ketakutan yang nyata
Pemimpin mana yang tidak marah melihat dan merasakan ketidak patuhan merajalela?
Rakyat mana yang kemerdekaannya diperjualbelikan begitu saja?
Siapa yang berani mempertaruhkan kegelapan masa depannya?
Dokter mana yang tidak berdoa di dalam hatinya?
Kyai dan pendeta mana yang tidak percaya sains atau riset para virolog, imunolog?

Ironi-ironi terjadi di musim pandemi
Sentimen-sentimen tak laku lagi
Filsafat takluk. Narasi-narasi agama terkapar selama pandemi ini
"Ini exstraordinary bung!"

Bali,. 2962020



SEBUAH SAJAK

sebuah sajak yang bernafas dalam benih hati
mengalirkan kasih sayang di tiap desir nadi

tiap-tiap desah napas tersimpan rasa risau mendesau merasuk ke dalam sukma

betapa desir nyanyian yang fana itu
menjadi saksi bisu di ujung penglihatan batinku

memantulkan cahaya dari air mata
dan disembunyikan oleh kesadaran cinta

ah.... meneguk rasa kasih sayang dalam jubahku
adalah gema jiwa tanpa kata

Bali, 2462020





SUATU MALAM


suatu malam ketika itu
aku melihat bukumu tersedu
sendiri di bawah rak berdebu

kepada angin menderu
jiwa berseru sambil lalu
menyapa gembala hatimu

kenangan berlalu
saksi pun bisu
di antara buku tak laku

Bali. 2762020



RUANG GAGAS


dari dawai-dawai emas hati dan pikiran manusia
ruang gagas menyala
percikan literasi mengungkap karya kesadaran menjadikan mata
jernih melihat misteri-misteri keabadian dunia



PENYAIR SALON


penyair salon suka memantulkan wajahnya sendiri
di depan cermin sampai kehabisan energi
hingga kebimbangan berbaur dengan nyanyian sia-sia
menyimpan ke fanaan dari penglihatan nyata
air matanya menandai sendu rahasia jiwa
tanpa mau membongkar renungan rakyat biasa nan jelata

Batu, 2762018



ISTANA

Rumah berjendela
Pohon-pohon menyala
Keluarga bercengkrama
Mesra itu cinta?

Jenaka
Bahagia
Adalah cakrawala

Bali, 2762020



D E T I K

Sampai detik ini aku tak bisa menghitung waktu
Apa lagi menghitung hutangku
Menghitung detak umurku tak kuasa kutahu
Hanya pada Tuhan kutanyakan dekatku

Ketika detik berjalan seperti harimau ganas
Hutangku padamu tak juga lunas
Pesan kematian tak juga datang membahas
Mengurai hati yang keras cadas

Sekarputih.25.4.2016







PADA GAGAP MALAM

pada gagap malam
berhala berhala bugil menegakkan kepala

yang tenggelam
menghisap air mata suram

yang ditikam jeram
membentuk lidah tajam

tanpa mantra mantra
merawat segala suram

kita telah jadi pembesar pembesar
dan raja raja kecil seram

yang tak mampu menelisik tradisi
menemukan memori dalam diri

Bali, 1072020



SUARA PAGI

pagi ini suaramu seperti burung perkutut itu
begitu merdu dan syahdu
bagai seruling anak gembala yang menyambut mentari
hingga serunai batang padi ikut menari

oh.... Kekasih-ku
betapa indah cahaya yang Kau sematkan di mata kehidupan penuh lika-liku
serasa alam semesta-Mu selalu berada dalam hatiku

duhai.... Kekasih jiwa
lewat kilau cahaya
hati yang bercahaya tegak menjaga
sebelum pagi menjelang siang bercerita tentang rindu yang menyimpan luka

oh.... Kekasih
ziarah sunyi ini menyerupai cakrawala membaca yang meluah
hingga langkahku sempoyongan menerjemahkan kecupan basah

Jambangan, 672019



DI PANTAI NUSA DUA

setelah Juli mengajakku bermain ombak
rumah yang kubangun warna warni disimpan gerak

dari ketinggian gelombang laut Nusa Dua
aroma karang mengubah nyanyian puisi lama

anak-anak matahari selalu membuka pintu pagi dengan senyum berseri aku memintal hati yang sepi

atau dentuman ombak Juli mengubahmu menjadi ikan pari
setelah hatiku disiram lagu mentari

ohhhh Juli yang penuh onak dan duri
kirimi aku secangkir kopi dan sepotong roti puisi

biarkan jari-jari hujan menari di hati
kala puisiku menyiram pantai sunyi

hingga pada debur ombak, usia keriput menyunggi waktu susut
menghitung kenangan memunguti hakekat

Bali, 872020



JALAN MENUJU COBAN RONDO 

1
di jalan menuju Coban Rondo itu
kutemukan namaku tertulis di pohon pinus yang ditanam waktu

2
pada siulan burung-burung baru
gema puisiku mengarungi hutan belantaramu

3
rumbai-rumbai kabut tipis menyelimuti tubuhku
hingga udara pagi menciumi ritual gigilmu

4
rumput-rumput aksaramu mendarat di akar cintaku
sebelum sepi mengekal di kalbu

5
di jalan menujumu
jam seakan berdetak hu

6
jejak-jejak yang kemarin berbunyi
mengingatkan langkahku merayapi bumi

7
saat gerimis menusuk mataku
daun-daun menciptakan tembang rindu

8
ketika aku luput membaca isyaratmu
kata-kata tak lagi bercahaya di hatiku

9
jika kekasih menyembunyikan suaranya
segera aku cari semua jejak dan alamat doa

Batu, 12112018



SAJAK CINTA

I
Ketika kau selalu curiga
Rasa cinta takkan sanggup menjaga

II
Wahai hati yang dikaruniai aksara
Bacalah cinta bukan hanya dengan khayalan semata

III
Wahai penggores huruf-huruf di dada
Aku mabuk ketiadaan, karena ketiadaan selalu setia

Bali, 922020



D I K

Dik, jangan gundah gulana
Di depan masih ada cinta

Dik, lihat bintang gemintang itu
Ia selalu memandang di malam gelapmu

Dik, malulah pada diri sendiri
Sebab rembulan selalu bersembunyi di balik kedalaman hati

Coba rasakan teriknya matahari
Di antara nikmatnya bercinta dengan puisi

Jalan menuju puncak aksara masih di depan mata
Pencarian mesti digali tanpa jeda

Dik, mari buka buku bersama cita rasa
Sebab cinta bermula dari kata

Bali, 372020



K E R E T A


sekejap kereta cepat datangi kota-kota yang macet rasa
dari kota ke kota semua keinginan ada
kecuali harapan dan mimpi selalu digali kedalamannya

di antara pematang, gemuruh mesin tak bisa dijadi nada
hanya daun kering yang bisa diajak bertegur sapa

sementara gubuk gubuk reyot di pinggir rel kereta diam terpana
kesiur angin kering menyala
kereta cepat masuk tv, majalah dan kolong jiwa

kala mata kosong dan bolong dirundung nganga luka
kereta cepat berjalan di atas kolong tua

Bali, 472020

EKO WINDARTO


Tidak ada komentar:

Posting Komentar