UNTUK MENCARI PUISI-PUISIMU CUKUP KETIK NAMAMU DI KOLOM "SEARCH" LALU "ENTER" MAKA SELURUH PUISIMU AKAN TAMPIL DI SINI

Jumat, 31 Juli 2020

Kumpulan Puisi Genoveva Manuhara - MENCARIMU DI LEMBAR DIARY





MENCARIMU DI LEMBAR DIARY

Aku mencarimu di lembar putih kisah hidupku
Di antara abjad yang tercecer kutemukan huruf C I N T A
Terserak di antara tanda tanya dan tanda seru
Semuanya jadi rancu saat aku tak bisa mengeja rasa dari kata itu

Aku mencarimu di lembar buram kisah hidupku
Jelas terbaca kata RINDU dengan tanda koma di situ
Benarkah itu untukku
Bukankah selama ini ada beribu bintang di tanganmu
Sedang aku hanya nyala redup lampu

Aku jadi ragu untuk mencarimu

Gk, 20200723
(Genoveva Manuhara)



PULANGLAH

Tuan, pulanglah sebentar
Ada rindu yang menanti untuk disinggahi
Ada sekeping asa yang menuntut untuk bersua

Tuan, apakah kau telah lupa
Benih yang kau semai telah bersemi
Jangan biarkan mati di awal musim semi

Tuan, pulanglah untuk sesaat saja
Bawakan aku sejumput cinta
Dan biarkanlah kureguk bahagia di sisa umur yang ada

Gk, 20200722
(Genoveva Manuhara)



DIAM

Rasaku mati
Tertimbun rindu yang tak pernah ramah hadir di hati
Seperti hari hari yang telah berlalu
Hari ini cemas datang menghampiri mengetuk memory
Mengusik nuansa biru jadi kelabu

Menyusuri ruang batinku
Kutemukan hati yang tak tentu
Ketika kata kataku kehilangan makna
Semua kudapati dalam diam
Tangisku
Rinduku
Cintaku
Bahkan aku bersuara dalam diam

Aku kehilangan asa dalam mendukung keyakinan dan cinta

Gk, 20200728
(Genoveva Manuhara)



MENUNGGU


Kekasih
Tidakkah kau tahu
Anak anak rindu telah lahir dari rahim waktu
Sementara jarak mencipta cemburu di palung kalbu
Bergemuruh menganggu detak jantungku

Kekasih
Tidak inginkah kau melipat jarak mengulur waktu
Menyatukan rasa dalam titik temu
Menyeka peluh di atas tilam tanpa keluh

Kekasih
Aku mulai bosan dengan sandiwara usang kucipta sendiri
Bahwa suatu saat nanti kau pasti kembali
Mengisi ruang sunyi di hati

Gk, 20200725
(Genoveva Manuhara)



KERINDUAN

Rembulan berkaca di jendela
Pucat pasi bersembunyi di balik senyum Bunda
Gemetar jemari menyulam rindu pada hati renta
Berkali mengelus dada mengusap air mata
Pada perak rambutnya bertahta seribu cinta untuk buah hatinya

Rembulan tertatih menyusur pematang
Menimang doa dengan selendang mayang
Tanpa pelukan dan kecupan memandang jauh penuh kerinduan
Dari balik tirai hujan air mata
Kasih Bunda menganak sungai mengalir ke muara hati si mata wayang

Gk, 20200802
(Genoveva Manuhara)
Pic. dr Fira



GEJOLAK JIWA

Sedang sibuk menjinakkan rindu yang mengamuk di seruang kalbu
Sedang belajar menolak pesona yang merambah di ujung ujung jiwa
Menutup telinga dari suara cinta yang meraung raung dari belantara sunyi lembah hati

Gk, 20200805
(Genoveva Manuhara)
#pinginngopi
#mbelgedes



TUNA NETRA

Ini tentang mata
Yang perlahan kabur tak bisa menangkap cahaya
Gelap batin sehitam jelaga
Apa lagi yang harus di jaga
Tahta
Atau harta
Semua sia sia tatkala senyum sepahit tinta
Kertas buram tertulis tuna netra

Gk, 20200803
(Genoveva Manuhara)



NDAK TUNGGU BALIMU

Sri,
Ndak tulis gurit iki nalika mendhung angendanu
Udan salah mangsa ing wayah ketiga
Rontang ranting atiku pindane carang garing
Getas, sak wanci wanci tugel nora bisa didandani

Sri,
Sak jembare lar gumelar datan bisa nggawa mabur kangenku kang pinuju marang sliramu
Sak dhuwure galengan nora bisa kanggo pancikan ngranggeh ati apepayon wiyati

Sri,
Banjur nganti kapan aku kudu nyimpen wewadi iki
Ngandut tresna ngemban rasa cubriya
Pepes atiku cekak nalarku
Cinancang selendang pelangi saka sihing tresnaku marang sliramu

Sri,
Kabar lan tekamu kang tansah ndak antu antu

Gk, 20200811
(Genoveva Manuhara)



KORBAN

Selalu engkau yang meremas hati
Menghancurkan damai yang mencoba bersemi di serambi hati
Sakit
Itu pasti

Sepertinya takdir terlalu suci untuk dimaki
Kulemparkan kepastian demi keraguan
Sebab aku adalah korban

Ingin kutumpahkan amarah yang terkandung di rahim jiwa
Lalu menghukum diri dengan jeruji berdinding api

Gk, 20200815
(Genoveva Manuhara)



MERDEKA


Merdeka itu bukan kata kata yang diteriakkan nyaring memekakkan telinga

Merdeka itu ketika aku kamu dan mereka bisa hidup berdampingan damai di negeri tercinta INDONESIA

Merdeka itu ketika melihat anakku tersenyum
Tanpa harus menahan perih karena lambungnya telat diisi

Merdeka itu ketika melihat anakku tertawa riang
Duduk di bangku sekolah tanpa takut corona juga beban kuota

Merdeka itu ketika aku berani meletakkan beban berat yang selama ini kupikul
Melepaskan rantai janji yang selama ini mengikatku
Lalu melangkah keluar dari tempurung yang membuatku buta akan hari esok

Andai merdeka itu
Ada di hatiku
Ada di otakku

Andai ....

Gk, 20200817
(Genoveva Manuhara)
#dirgahayu_RI_75



Tidak ada komentar:

Posting Komentar