Nunut nurut jalani patut seadanya
lembut perlahan tikamkan sengketa jiwa
masih saja kubuka dada telanjang
jadikan medan perang
Lakon janggal mengganjal kenapa tak menyangkal
malah layakkan jalan nikmati lukanya
tumpulkah rasa atau malah sudah binasa
menjadi terbiasa dijalan tak bermoral
Bagaimana ini luput lalu terus berlanjut
kesempurnaan hakiki atau kemerosotan moral duniawi
memaklumi pelanggaran atau malah pembiaran erosi
bagaimana lagi : apa boleh buat
Oleh Drs Mustahari Sembiring sang muham.-
(JT)Pondok bambu istanaku, Selasa 30 July 2013.07:48wib
Tidak ada komentar:
Posting Komentar